RUTENG, BERITA FLORES – Proyek jalan lapisan penetrasi (lapen) yang menghubungkan kampung Bengkang menuju Ndehes, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai- NTT berkualitas buruk.
Pengamatan, Sabtu (3/8), terlihat aspal sudah terkelupas. Krikil dan bongkahan aspal pun bertebaran di badan jalan. Pengendara motor harus extra hati-hati. Bila tidak, bisa tergelincir.
Juwono, seorang pengguna jalan menuturkan proyek jalan tersebut baru dikerjakan beberapa bulan. Tetapi, ia heran kondisinya kok sudah rusak.
“Apalagi kalau sudah satu tahun,” ujar Juwono yang ditemui di lokasi.
Ia berharap pemerintah kabupaten Manggarai melalui dinas terkait untuk memperhatikan kondisi kerusakan ini.
“Kasian dana yang sudah dianggarkan oleh Pemdah. Kami minta Pemdah Manggarai untuk segera memperbaiki jalan itu,” tandas Juwono.
Dikonfirmasi terpisah, pemilik CV bernama Meri, mengatakan bahwa, pihaknya akan segera melakukan perbaikan karena proyek lapen senilai Rp 600 juta itu masih dalam masa pemeliharaan.
“Ya, itu kan masih dalam masa pemeliharaan. Sampai bulan Desember 2019, sedangkan jadwal untuk perbaik nanti tunggu informasi dari Dinas PUPR. Kalau Dinas sudah turun ke lokasi ada kerusakan baru diperbaiki,”ujarnya kepada wartawan di saat ditemui di kantor Bupati Manggarai, Selasa (6/8).
Meri juga mengaku dirinya baru saja bertemu dengan pihak kejaksaan Manggarai. Namun, ia tidak menjelaskan agendenya bertemu dengan pihak kejaksaan itu.
Meri juga enggan mengungkapkan nama CV-nya. Ia mengatakan itu rahasia.
“Pemilik CV-kan saya punya. Nama CV-nya tidak perlu kamu tahu. Cukup saya saja yang tahu. Dan saya baru pulang dari kejaksaan. Mereka juga sudah pulang memantau di lokasi itu,” kata Meri.
Ia mengaku, bahwa pengerjaan proyek tersebut dikerjakan oleh anak kandungnya. Namun, saat ditanya nama anak kandungnya itu ia pun tidak memberitahukannya.
“Toe perlu bae le meu (Tidak perlu kamu tahu) mau anak kandung, atau anak angkat, kamu tidak perlu tahu. Itu urusan saya. Begitu juga CV-nya, apa CV rahasia, ataukah CV terbuka. Pokoknya kamu tidak perlu tahu,” ucap Meri dengan ekspresi marah.
Saat Beritaflores mencoba mengambil gambarnya, Meri makin naik pitam. Ia langsung merampas handphone yang digunakan untuk menjepret itu. Meri juga mengancam akan melapor ke pihak kepolisian.
Meri sempat memasukan handphone yang dirampasnya itu ke dalam tasnya. Ia kemudian mengembaliakannya, setelah meminta foto yang sudah diambil dihapus.
Meri mengatakan dirinya tak ingin fotonya tersebar di media online.
“Apa maksudnya kau foto saya. Kau tidak minta izin dulu. Tidak boleh begitu. Maksudnya kau mau muat di media. Memangnya saya sudah tersangka kah. Kamu ne,” ucap Meri.
Hasil penelusuran Beritaflores.com, bahwa nama CV milik Meri adalah CV. Wae Rengge.
Efren Polce/Beritaflores