RUTENG, BERITA FLORES– Pemerintah Kabupaten Manggarai, Flores -NTT bakal membangun sebanyak 12 infrastruktur jembatan pada tahun 2018.
“Pemerintah akan bangun infrastruktur jembatan di Manggarai tahun ini,” kata Renold Gurung, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Jumat.
Ia menjelaskan pembangunan jembatan tersebut menyebar di sejumlah wilayah di Kabupaten Manggarai.
Kabid Renold kemudian merincikan pembangunan 12 jembatan itu antara lain ; pembangunan jembatan Wae Racang IV, Kecamatan Rahong Utara/Wae Rii senilai Rp.1.500.000.000, jembatan Wae Gurung, di Kedindi-Bambor, Kecamatan Reok senilai Rp. 1.150.000.000.
Lebih lanjut ia merincikan di Kecamatan Lelak yaitu pembangunan jembatan Wae Dese sepanjang 17 meter pagu anggarannya senilai Rp.1.000.000.000, Penggantian jembatan Wae Ces di ruas jalan Slamet Riadi-Tenda Kecamatan Langke Rembong pagunya sebesar Rp. 1.400.000.000.
Renold menambahkan penggantian jembatan Wae Gogol di Kecamatan Langke Rembong pagunya senilai Rp. 1.000.000.000, pembangunan jembatan Wae Cunca Lawir, (Wae Tumbu) Kecamatan Langke Rembong sebesar Rp. 700.000.000, dan pembangunan jembatan Wae Nunur, Kecamatan Satar Mese senilai Rp. 800.000.000.
Selain itu kata dia, ada sejumlah jembatan yang merupakan pekerjaan lanjutan dari tahun sebelumnya yakni jembatan Wae Mese di Lalong-Anam, Kecamatan Ruteng sebesar Rp. 1.400.000.000, jembatan Wae Mese Lagur-Golo Nderu, Kecamatan Ruteng sebesar Rp. 850.000.000, jembatan Wae Cewe, Ruas jalan Modo-Malip, Kecamatan Cibal Barat seniali Rp.400.000.000, Jembatan Wae Reno, di Mbang, Kecamatan Reok Barat senilai Rp. 400.000.000, jembatan Wae Bobong, Kecamatan Satar Mese sebesar Rp. 450.000.000.
Total anggaran pembangunan 12 jembatan tersebut ungkap dia, senilai mencapai Rp. 11.645.000.000.
Kabid Renold menyatakan hingga kini, pihaknya mengaku proses pembangunan 12 jembatan itu masih dalam tahap pelelangan oleh Tim Pokja (kelompok kerja).
Pada kesempatan yang sama, Yohanes Don Bosco, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pembangunan 12 jembatan itu mengatakan ada beberapa jembatan dibangun secara bertahap.
“Pembangunannya bertahap. Tahap satu tahun 2017 lalu. Kita bangun hanya abutmen (bangunan bawah jembatan dan tiang jembatan). Itu yang kita bangun sebelumnya. Sementara rencananya tahun ini, itu dia punya balok beton sudah,” ujarnya kepada Beritaflores.com Jumat.
Yohanes menjelaskan dalam item pengerjaan sendiri ada dua paket rencananya menggunakan baja komposit sebab bentangan panjang jembatan lebih dari 20 meter.
“Kalau proses kemarin saya sudah serahkan ke Pokja. Sekarang lagi dilelang. Informasi yang saya dapat batas akhir masuk dokumen itu tanggal 7 Juni 2018. Sekarang berarti sudah masuk tahap evaluasi dokumen penawaran,” ucap dia.
Setelah proses di Pokja selesai, kata Yohanes, selanjutnya diserahkan kembali ke PPK. Untuk masuk ke tahap SPPBJ (Surat Penunjukan Penyedia Barang dan Jasa).
“Setelah penetapan pemenang tender oleh Pokja, PPK kemudian mengeluarkan SPPBJ, dengan SPPBJ itu nanti mereka mengurus jaminan pelaksanaannya. Baru bisa tanda tangan kontrak setelah PPK menerbitkan jaminan pelaksanaan,” lanjut dia menjelaskan proses pelelangan 12 paket pembangunan jembatan tersebut.
Ia berujar terkait konsultan perencana, pihaknya belum melakukan pengecekan dokumen terkait nama perusahan konsultan perencana. Sedangkan konsultan pengawas sejumlah paket tersebut ia mempersilahkan untuk menanyakan lansung kepada Pokja.
“Kalau konsultan pengawas mungkin bisa tanya lansung kepada Pokja saja. Mereka yang tahu persis karena sampai dengan sekarang kami belum menerima laporan dari Pokja untuk konsultan pengawas jembatan, rekanannya siapa,” ucap dia.
Terkait kalender kerja papar dia, bervariatif tergantung pagu anggaran item proyek. Pagu 400 hingga 450 juta pihaknya menetapkan 120 hari kalender kerja.
“Itu yang normal tetapi yang lebih besar dari 450 ini kami kasih waktu 150 hari kalender kerja,” jelas dia lagi.
“Memang di rencananya mungkin tanggal 28 Juni 2018 waktu pelaksanaannya dimulai. Tergantung tenggat waktu evaluasi ke depan. Jika memang ada yang harus tender ulang yah kita lakukan,”
Meski sebelumnya, beberapa keluhan dari pihak ketiga terkait proses pengerjaan tepat pada saat musim hujan. Sehingga mempengaruhi kualitas pekerjaan. Pihak ketiga kemudian menuding pemerintah mengulur waktu dalam proses administrasi yang memakan waktu lama. Sejumlah kontraktor mengkalim kualitas pekerjaan mereka terganggu oleh karena cuaca buruk saat pelaksanaan proyek.
Namun pihak Bina Marga menepis tudingan tersebut dan menyatakan proses serta mekanisme administrasi sesuai dengan regulasi.
“Proses lelang ini kan tidak bisa cepat-cepat. Jadwalnya sudah ditetapkan oleh Pokja. Dalam Perpresnya sudah diatur memang. Pengumannya berapa hari. Masuk dokumennya berapa hari. Sesuai dengan Perpres nomor 10 tahun 2016 tentang pengadaan barang dan jasa,” tandas Kabid Renold menanggapi keluhan sejumlah kontraktor.
Tak hanya itu, pihak ketiga pun memprotes besaran harga satuan material seperti proyek tahun sebelumnya. Menurut seorang pengusaha kontraktor yang meminta namanya dirahasiakan itu bahwa harga satuan material di lapangan lebih mahal dan tidak sesuai dengan SK Bupati.
Kabid Renold menjelaskan harga satuan material tersebut sesuai dengan SK Bupati. Dirinya menyatakan harga satuan itu telah melalui proses yang panjang. Termasuk melalui survei harga di lapangan oleh tim dari Badan Kuangan Daerah (BKD).
“Kita mengacu kepada harga standar yang sudah ditetapkan itu,” urai dia.
Ia berharap 12 paket ini bisa terlaksana dengan baik hingga selesai. Sehingga masyarakat Kabupaten Manggarai bisa memanfaatkan infrastruktur jembatan itu.
Penulis : Ronald Tarsan
Editor : FDS/BEF