KUPANG, BERITA FLORES — Advokat yang tergabung dalam Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) menemui Kakanwil (Kepala Kantor Wilayah) Kementerian Hukum dan HAM RI NTT, Yudi Kurniadi, di Kupang, pada Rabu, 6 Juni 2018.
Sejumlah Advokat tersebut adalah Petrus Selestinus, Luis Balun, Martinus Lau, Petrus Lomanledo dan Reyza Devita Djami. Mereka kemudian diterima lansung oleh Yudi Kurniadi, Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM RI NTT.
Koordinator TPDI, Petrus Selestinus mengatakan pihaknya menemui Kemenkumham NTT bertujuan untuk meminta klarifikasi pihak Kemenkumham NTT terkait keberadaan sejumlah Narapidana Teroris (Napiter) di Lapas NTT.
“Ada titipan Napiter oleh Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham RI ke sejumlah Lapas di NTT yang sebelumnya sempat menjadi polemik di media masa,” kata Petrus kepada awak media Rabu.
Baca: TPDI Sebut ISIS Berpotensi Bangun Sel-sel Teroris di NTT
Dialog tersebut lanjut dia, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran objektif serta meminta kepastian informasi dari pihak Kemenkumham NTT tentang keberadaan Napiter di Lapas NTT.
“Berapa jumlah yang dititipkan dan mengapa dititip di NTT, sekaligus untuk mendapatkan klarifikasi dari Yudi Kurniadi atas pernyataannya selaku Kakanwil Kemenkumham yang sebelumnya disebut-sebut membantah keberadaan Napiter di Lapas NTT,” jelasnya.
Dialog itu berlangsung santai. Kata Petrus, Cukup informatif. TPDI pun mendapat informasi akurat bahwa benar ada kebijakan Dirjen Pemasyarakatan tentang penitipan Napiter di Lapas NTT.
Baca: TPDI Desak Kemenkumham dan Polri Kembalikan Titipan Napi Teroris di NTT ke Jakarta
Ada sejumlah Lapas di NTT yang menjadi tempat penitipan Narapidana teroris yakni Lapas di Atambua, Kefamenanu, Alor, Sumba Timur dan Kabupaten Ende
“Memang benar dan dimaksudkan untuk program deradikalisasi para Napiter dengan kriteria tertentu dan penitipanya di kamar sel khusus yang diisolasi terpisah jauh dari Napi lain,” kata Petrus meniru penjelasan Yudi.
Lebih lanjut kata dia, pihak Kemenkumham NTT mengklaim bahwa pengawasan Napiter di Lapas NTT dilakukan secara ketat. Bahkan setiap kerabat Napiter jika berkunjung ke Lapas diawasi secara ketat oleh petugas.
“Identitas keluarga yang berkunjung dicatat. Termasuk nomor ponsel mereka. Itu dilakukan dibawah pengawasan dan pengawalan yang sangat ketat,” tambah Advokat Peradi itu meniru penjelasan tambahan Yudi.
Petrus Selestinus berpendapat bahwa, meskipun ada jaminan bahwa Napiter di Lapas NTT berada dalam pengawasan super ketat. Bahkan ditempatkan di ruang isolasi. Namun publik NTT sudah merasa terganggu oleh karena keberadaan Napiter tersebut.
“Terkait penitipan Napiter tersebut, publik NTT tidak pernah diberitahu, maka informasi tentang keberadaan Napiter titipan di NTT sungguh-sungguh meresahkan masyarakat,” tegas dia.
Walau pun begitu, dalam penjelasan pihak Kemenkumham NTT kata Petrus, bahwa Napiter yang dititip di NTT bukanlah aktor intelektual akan tetapi mereka adalah pelaku turut serta yang secara tidak langsung dianggap membantu teroris.
“Perannya itu misalnya menyembunyikan pelaku langsung atau aktor intelektual saat dicari pihak berwajib, atau peran lain seperti membantu dana untuk kegiatan teroris karena hubungan darah atau pertemanan,” tutup dia. (NAL/FDS/BEF).