REO, BERITAFLORES – Matahari belum benar-benar meninggi, hilir mudik kendaraan mulai terpantau ramai keluar dan masuk di Kota Reo, kota di ujung utara kabupaten Manggarai.
Di sepanjang bantaran sungai Wae Pesi terlihat sekelompok orang sudah mulai beraktivitas. Ada yang mengumpulkan batu ada pula yang sedang mengggembala sapi.
Lahan disepanjang bantaran sungai ini memang sebagian besar gersang, hanya ada batu dan pasir. Sebagian besar warga disana bekerja sebagai penambang pasir dan batu kali untuk dijual kepada pengepul dan pekerja proyek.
Pekerjaan ini menjadi pilihan mereka, karena untuk bertani mereka mengalami keterbatasan air. Lahan subur mereka berada di tepi sungai yang letaknya lebih tinggi dari aliran sungai itu.
Matahari kian meninggi, kepala bak dilalap bara api ketika kami tiba di kampung Mondo, Desa Bajak. Suhu yang lumayan panas di pagi itu sangat normal mengingat daerah itu tak jauh dari pesisir pantai.
Kami temui Paulinus Jedadu yang sudah pagi sekali berada di tepi sungai. Bersama warga lain, ia sangat bersemangat karena hari ini menjadi hari luar biasa bagi mereka.
Sebagian warga lain mulai hiruk pikuk membersihkan lahan yang beberapa tahun terakhir dibiarkan menjadi hutan karena krsis air yang mereka alami.
Hari itu, Pompa Barsha siap mereka operasikan. Pompa yang didatangkan dari luar negeri ini akan membantu mereka mengatasi kemarau panjang.
“Hari ini semua warga akan berada di sini untuk melihat pompa ini bekerja dan bisa membawa air keatas lahan kami yang selama ini tidak bisa dimanfaatkan karena krisis air”,ujar Paulinus, Rabu (10/10/2018).
Selama ini kata Loso, untuk mendapatkan air warganya harus mengeluarkan banyak uang karena mereka menggunakan pompa yang boros bahan bakar. Sementara pompa Barsha yang akan mereka manfaatkan bebas bahan bakar sehingga tidak membutuhkan biaya banyak untuk mendapatkan air.
“Kami akan sangat senang karena tidak perlu keluar biaya khusus lagi untuk air”,ujarnya.
Sumbangan Pompa Barsha yang mereka dapatkan dari Marsekal Muda (Purn) Robert Soter Marut ini diharapkan dapat menunjang pekerjaan mereka khususnya untuk memanfaatkan lahan tersebut sebagai lahan pertanian potensial.
Fransiska Erlinda Sedia, salah seorang warga yang berhasil ditemui di lokasi mengaku sangat berterimakasih karena pompa yang luar biasa ini bisa ada di tempatnya sekarang.
Dia juga mengaku kaget karena pompa ini datang tanpa ada proposal terlebih dahulu.
“Alat ini akan sangat memudahkan kami mendapatkan air untuk tanaman kami. Kami kaget karena alat ini datang tanpa ada proposal seperti bantuan pemerintah. Kami sangat berterimakasih dengan Pak Robert yang sudah berbaik hati dengan kami disini. Semoga perjuangan beliau selalu diberkati”kata Sedia.
Warga semakin antusias ketika menyaksikan air dari Wae Pesi berhasil didorong dan mengalir ke lahan milik mereka. Senyum sumringah tergambar dari wajah mereka yang selama ini merindukan air dapat mengalir di lahan mereka.
Dihadapan Robert Soter Marut dan Tim mereka berjanji akan memanfaatkan pompa ini untuk berbagai hal lebih khusus meningkatkan produksi pertanian mereka. (Elvis)