RUTENG, BERITA FLORES- Upaya untuk mengelola air bersih di Kabupaten Manggarai terus dilakukan Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia.
Dalam berbagai upaya itu, salah satunya dilakukan lewat kegiatan bertajuk ‘Workshop untuk Stakeholder PSDAT di Kabupaten Manggarai’ yang berlangsung di Hotel dan Resto Springhill Ruteng pada Rabu, (7/6) Siang.
Dalam workshop itu, Plan Indonesia melibatkan stakeholder Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) dari berbagai elemen yang ada di Kabupaten Manggarai, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebanyak 39 stakeholder PSDAT yang hadir dalam workshop itu terdiri dari lingkup organisasi perangkat daerah, lingkup kampus, organisasi keagamaan, para camat, dan para lurah.
Climate Change Specialist Yayasan Plan International Indonesia, Arly Getha Purba mengatakan, air menjadi kebutuhan dasar banyak orang sehingga dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air perlu dilakukan secara terpadu dengan melibatkan stakeholder terkait.
“Forum PSDAT telah melakukan studi analisa situasi pengelolaan sumber daya air di kabupaten Manggarai,” ujar Getha.
Dari studi analisa itu, ia berharap dapat memberikan gambaran kepada semua stakeholder PSDAT tentang kondisi sumber daya air di Kabupaten Manggarai.
Kemudian melalui pertimbangan studi analisa itu, stakeholder PSDAT dapat menyusun rencana aksi di lembaga mereka masing-masing dan menyepakati suatu aksi bersama dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
“Kalau untuk kegiatan hari ini, Plan Indonesia mengadakan pemaparan hasil studi analisa di Kabupaten Manggarai,” ungkapnya.
Ia pun berharap stakeholder terkait telah mengumpulkan banyak data tentang pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Manggarai selama ini.
Adapun fakta saat ini menunjukan bahwa beberapa daerah cenderung bingung mengurus pengelolaan sumber daya air yang ada.
“Seperti beberapa permasalahan irigasi, ternyata diurus oleh daerah propinsi. Jadi bukan kewenangan dari kabupaten,” imbuh dia.
Selain itu, ada fakta lain lagi juga yang menunjukan bahwa adanya penurunan debit air di wilayah kabupaten Manggarai.
Menurut dia, walapun masih kurang dan butuh digali lebih dalam lagi namun beberapa data itu menjadi pemicu untuk bergerak lebih masif lagi dalam mengelola sumber daya air bersih.
Usai melakukan pemaparan materi, Plan Indonesia membentuk tim formatur yang bertugas mengarahkan forum PSDAT dalam menginisiasi rencana kegiatan yang akan dilakukan ke depannya.
“Mereka belum tentu jadi pengurus, tetapi mereka lebih ke tim formatur yang merencanakan kegiatan awalnya,” tutup Getha.
Sebagai informasi, ada dua tujuan dari workshop yang dilakukan Plan Indonesia bersama stakeholder PSDAT di Kabupaten Manggarai.
Pertama, semua stakeholder PSDAT, pemerintah, dan peserta workshop mengetahui hasil studi analisa situasi PSDAT dan memiliki suatu pemahaman konsep yang sama terkait pengelolaan sumber daya air terpadu yang lebih berkelanjutan.
Kedua, semua stakeholder terkait PSDAT, pemerintah, dan peserta workshop memiliki aksi strategis di lembaganya masing-masing dan memiliki suatu aksi bersama dalam pengelolaan sumber daya air terpadu yang berkelanjutan dan terbentuknya forum pengelolaan sumber daya air terpadu.
Penulis: Heri Mandela