RUTENG, BERITA FLORES- Berbagai upaya untuk mengelola air bersih terus dilakukan oleh Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) Kabupaten Manggarai.
Dari berbagai upaya itu salah satunya lewat terlibat dalam aksi tanam pohon bersama Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai sebagai bentuk dukungan terhadap konservasi mata air.
Aksi tanam pohon itu berlokasi di mata air Wae Reget, Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT, pada Sabtu (9/12/2023).
Kepala Divisi Konservasi Forum PSDAT Kabupaten Manggarai, Samuel Lada mengatakan bahwa karena kegiatan Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai menggaungkan tentang konservasi sumber daya air maka pihaknya pun berinisiatif untuk terlibat, sebab hal itu merupakan bagian dari kerja-kerja forum PSDAT.
“Walaupun kita di Manggarai kelimpahan air, tapi dampak dari perubahan iklim ini kita lihat ada gejala ke depannya kemungkinan akan terjadi perubahan yang makin memburuk,” ujar Samuel.
Dengan demikian, sambung Samuel, forum PSDAT Kabupaten Manggarai selalu berinisiasi untuk terus melakukan konservasi.
Secara khusus, kata dia, konservasi sumber-sumber mata air yang masih hidup dan yang mengalami pengurangan debit.
“Kami menggandeng semua pihak dalam melakukan konservasi. Sebab pengelolaan yang kita tawarkan adalah terpadu. Semua berperan menurut kemampuan masing-masing,” ungkap Samuel.
Melihat semangat saat aksi tanam pohon bersama Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai, Samuel pun mengajak semua pihak untuk selalu peduli terhadap air.
Ia juga berharap partisipasi warga dalam kegiatan-kegiatan konservasi sumber daya air terus meningkat ke depannya.
“Karena tanpa air, kita akan miskin. Air adalah sumber untuk semua dan kita bergerak dari situ. Jadi lakukanlah konservasi air menurut kemampuan masing-masing. Paling tidak misalnya di rumah air itu jangan dibiarkan mengalir tapi ditanam ke dalam tanah, dilakukan konservasi,” pinta Samuel.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini forum PSDAT Kabupaten Manggarai bersama Plan Indonesia sudah bergerak di 8 kecamatan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang konservasi air dan pendayagunaan air.
“Dan rencana aksinya ke depan akan dilakukan di setiap titik-titik sumber mata air untuk seluruh kecamatan. Beberapa kecamatan yang sudah kami kunjungi yaitu Wae Rii, Cibal Barat, Cibal, Ruteng, Lelak, Rahong Utara, dan Satarmese,” tutup Samuel.
Sebagai informasi, PSDAT merupakan forum yang proses pembentukannya digagas oleh Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia sebagai salah satu upaya menghadapi dampak perubahan iklim.
Penulis: Hendrikus Mandela