LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Asosiasi penangkar benih Kabupaten Manggarai Barat, Dinas ketahanan pangan serta pengusaha sekaligus offteker atau pembeli asal Jakarta melakukan sosialisasi kedelai bersama masyarakat kelompok tani di Kecamatan Boleng.
Sosialisasi ini, dilakukan di desa Mbuit, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (16/2/2023).
Kegiatan sosialisasi ini untuk membangkitkan kembali Kecamatan Boleng sebagai lumbung pangan khususnya kedelai, dimana di tahun era 90-an kedelai di Kecamatan Boleng menjadi panggan unggulan namun karena sulit mendapatkan bibit serta harga yang jatuh dan belum ada pasar tetap membuat masyarakat enggan untuk membudidayakan kedelai hingga saat ini.
Namun dengan diadakannya sosialisasi ini serta adanya pasar tetap dan harga tinggi yang di beli oleh pengusaha membangkitkan kembali harapan masyarakat untuk terus membudidayakan kedelai.
Sehingga Kecamatan Boleng kedepannya akan kembali menjadi Kecamatan lumbung pangan khusus kedelai di Kabupaten Manggarai Barat.
Ketua asosiasi penangkar benih sekaligus anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Wihelmus Syukur, mengatakan pada saat ini kita melaksanakan sosialisasi kedelai, kita ketahui bersama bahwa Kecamatan Boleng diera tahun 90-an kedelai ini menjadi pangan unggulan tetapi ditahun 2000-an kebawa dan sampai sekarang hampir semua masyarakat petani enggan untuk budidaya kedelai karena para petani sulit untuk mendapatkan bibit dan pasar yang kurang jelas serta harga yang sangat rendah.
“Dulu kedelai di Kecamatan Boleng menjadi pangan unggulan, namun karena sulit mendapatkan bibit dan pasar yang belum jelas serta harga yang sangat rendah membuat para petani enggan untuk membudidaya kedelai” Ungkapnya.
Wihelmus menambahkan dengan kegiatan sosialisasi hari ini, kita telah menemukan benang kusut apa yang menjadi mimpi masyarakat petani khususnya petani kedelai.
“Sosialisasi hari kita menemukan benang kusut apa yang menjadi mimpi masyarakat, dimana pengusaha sekaligus pembeli langsung menentukan harga dengan para petani” Tambahnya.
ini menjadi titik star kedepannya untuk kemajuan petani di Kecamatan Boleng, lebih khusus di sektor pangan dan lebih khusus lagi kedelai.
Lebih jauh wihelmus berharap agar melalui kegiatan sosialisasi ini masyarakat kedepannya menjadi sukses dan makmur dan menjadikan Kecamatan Boleng sebagai lumbung dan gudang pangan kedelai kedepannya.
Kepala Bidang (Kabid) Produksi Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkenunan Kabupaten Manggarai Barat, Ahmad Rudi, mengungkapkan bahwa hari ini pihaknya menjalani program Kementrian Pertanian terkait pengembangan kedelai di Kabupaten Manggarai Barat.
“Manggarai Barat ditargetkan 1000 hektar lahan pertanian untuk pengembangan kacang kedelai dan untukKecamatan Boleng sendiri seluas 500 hektar” Imbuhnya.
Pola pengembangan kedelai ini dalam rangka mencukupi kebutuhan bahan baku industri seperti tahu dan tempe.
Ahmad menambahkan tujuan sosialisasi hari ini yaitu untuk mensejahterakan masyarakat khususnya masyarakat di kecamatan boleng.
“Tujuan sosialisasi ini adalah untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat di Kecamatan Boleng” Lanjutnya.
Lebih jauh Ahmad mendorong penyuluh untuk segera melakukan identifikasi Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL) kelompok tani calon penerima bantuan pemerintah dengan catatan CPCL ini harus berbasis peta poligon karena itu ketentuannya. Ketika peta poligon ini tidak dijalankan maka dipastikan dengan sendirinya CPCL itu ditolak.
Terkait kebutuhan benih kedelai di Kecamatan Boleng, Ahmad mengungkapkan bahwa kebutuhannya berjumlah sangat banyak, dimana untuk 500 hektar lahan yang ada di kecamatan boleng dibutuhkan 25 ton benih.
Di tempat yang sama pengusaha sekaligus offteker atau pembeli asal Jakarta, Erik, menyampaikan bahwa terkait sosialisasi yang digelar pada hari ini pihaknya akan mencoba mengembangkan kedelai ini dengan jumlah lahan yang cukup besar yaitu 500 hektar.
“Dari 500 hektar lahan, 50 persen saja bisa sampai panen, kemudian dari 1 Hektarnya bisa mendapatkan 1 sampai 1,5 ton, saya menganggap itu prestasi yang sangat baik” Ujarnya.
Erik menambahkan jika dari 500 hektar bisa menghasilkan 250 ton itu sangat puas dan luar biasa.
Terkait soal pasar dan harga, Erik juga meyakinkan para petani dimana semua hasil dari petani mau hasilnya berapa saja pasti akan di beli dengan harga yakni 9.000 per kilogram.
Sementara itu, Ketua kelompok Ngger Molas, Desa Golo Ketak, Daniel Saini, menyampaikan terimakasih kepada pemerintah, DPRD dan Ketua Asosiasi yang telah membawa program ini di Kecamatan Boleng.
Selain itu Daniel juga mengapresiasi atas kehadiran pengusaha sehingga kami para petani merasa senang dan bangga sekaligus gembiara dengan adanya pasar dan harga yang tinggi.
“Terimakasih kepada Pemerintah, Dprd dan Ketua Asosiasi yang telah membawa program ini di Kecamatan Boleng, sekaligus apresiasi atas kehadiran pengusaha yang mau membeli hasil dari para petani kedepannya” Ungkapnya.
Terkait lahan yang disiapkan Daniel mengungkapkan untuk kelompok Ngger Molas sudah menyiapkan puluhan hektar lahan.
Pantauan media ini, masyarakat kelompok tani sangat antusias dengan kegiatan yang dilakukan, dimana ini menjadi berkah dan titik terang untuk para petani kedelai kedepannya.
Hadir dalam kegiatan ini, Camat boleng, ketua asosiasi penangkar benih kabupaten manggarai barat, kepala bidang produksi tanaman pangan dinas tanaman pangan holtikultura dan perkebunan kabupaten manggarai barat, pengusaha, kepala desa, kepala PPL, tokoh masyarakat serta masyarakat kelompok tani.
Peter Arifin