RUTENG, BERITA FLORES – Dusun Lewar, Desa Lemarang, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai, NTT hingga saat ini masih terisolir. Dusun ini terdiri dari empat anak kampung yakni, Lewar, Wua, Merang, dan Pepek Lareng dengan total penghuni sebanyak 60 kepala keluarga (KK).
Jarak dari ibu kota Desa Lemarang menuju Dusun Lewar sekitar 12 kilometer. Untuk menuju ke dusun tersebut, harus melalui jalur laut dan jalur darat dengan melewati jalan setapak yang terjal. Saat memasuki musim penghujan jalan setapak ini tidak bisa dilalui kendaraan roda dua karena berlumpur dan licin
Jika memasuki musim panas, warga bisa menggunakan sepeda motor dengan menghabiskan waktu tempuh sekitar satu jam 30 menit. Sedangkan jika menggunakan perahu hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam saja.
Dusun Lewar ini merupakan wilayah perbatasan bagian Utara antara Kabupaten Manggarai dengan wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Jalur pantai Utara Manggarai, Flores Barat harus melewati dusun terpencil tersebut. Namun, saat ini jalur strategis pantai Utara ini belum tersambung. Padahal, jalur ini merupakan nadi perekonomian warga dua kabupaten.
Field Officer Yayasan Plan International Indonesia, Opi Palaipeni mengisahkan, selama ini masyarakat di Dusun Lewar belum pernah dikunjungi oleh pejabat dari Kabupaten Manggarai maupun pejabat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). “Sehingga kami ambil keputusan untuk ke sana. Tidak ada akses jalan darat kecuali menggunakan perahu,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Ruteng Jumat (25/11/2022).
“Sebagian besar warga di sana menjalankan profesi sebagai nelayan dan petani,” ungkap dia.
Ia menuturkan, selain akses jalan yang sulit, jadwal perahu menuju ke dusun tersebut hanya sekali dalam sehari. Bahkan tunggu ada momen penting baru orang yang datang ke dusun terpencil ini. “Karena itu, akhirnya kami melakukan kunjungan ke sana, sekalian kami sosialisasi STBM Gesi (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Berkesetaraan Gender) dan MKM (Manajemen Kebersihan Menstruasi) di sekolah,” jelas dia.
Opi mengaku, pihaknya membuat permainan game ular tangga bersama anak-anak dan masyarakat setempat. Hal tersebut bertujuan melakukan sosialisasi tentang STBM Gesi dan MKM). Ia menambahkan, pihaknya juga melakukan kunjungan rumah untuk memonitoring kondisi STBM dan penyandang disabilitas di dusun tersebut.
“Masyarakat sangat antusias saat bertemu teman-teman dari Plan Indonesia. Kami sama-sama dengan masyarakat membuat tempat sampah. Kampung ini sangat terisolir dan masuk dalam kawasan hutan lindung,” pungkas dia.
Opi mengungkapan, meskipun terisolir, sanitasi di dusun ini sangat bagus karena semua rumah telah memiliki WC atau jamban permanen. Selain mengalami akses yang sulit, kata Opi, warga juga mengaku mengalami kesulitan untuk mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan. Bahkan sampai saat ini, rumah warga belum mendapatkan aliran listrik dari PLN. Masalah lain adalah tidak adanya jaringan telepon seluler.
“Apalagi jaringan internet sulit ditemukan di dusun ini. Padahal, warga sangat membutuhkan sejumlah infrastruktur dasar tersebut,” ungkap Opi.
“Walaupun di sana sudah ada fasilitas pendidikan SDN Lewar yang berdiri sejak September tahun 2020, namun hanya memiliki tiga kelas yakni kelas 1, 2 dan 4. Kalau sudah kelas 6 baru lanjut sekolah di SD Lemarang,” jelas dia.
Sementara itu, Plt Sekdes Lemarang, Gabriel Kamsi meminta perhatian serius dari pemerintah Kabupaten Manggarai untuk membuka akses jalan raya menuju dusun tersebut. Akses ini kata dia, merupakan jalur strategis pantai Utara yang menghubungkan wilayah Kabupaten Manggarai dengan Labuan Bajo, wilayah Kabupaten Manggarai Barat.
Kepala Desa Lemarang, Kornelis Asong mengatakan, akses jalan, listrik, jaringan telepon maupun internet sangat dibutuhkan masyarakat setempat. Sebab, semua pekerjaan saat ini sangat bergantung pada ketersediaan infrastruktur dasar tersebut. “SDN Lewar masih menggunakan bambu. Selain itu berharap kepada pemerintah untuk membangun fasilitas air minum bersih,” ujarnya.
Kades Kornelis menambahkan, meski begitu, pemerintah desa setempat telah merencanakan pembangunan sumur air untuk setiap anak kampung di dusun tersebut. Ia juga telah mengusulkan kepada Pemda Manggarai untuk membangun tembok penahan di sepanjang garis pantai di Dusun Lewar agar bisa mencegah terjadinya abrasi di wilayah tersebut.
“Pemerintah desa juga telah merancang pembangunan rabat beton dan saluran got di sekeliling kampung, karena telah terjadi bencana yang menelan korban pada 2009 lalu,” beber Kades Kornelis. (RED).