BORONG, BERITA FLORES – Turnamen bola sepak merayakan pekan suci di Mukun, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur, Flores-Nusa Tenggara Timur (NTT) berakhir ricuh pada Minggu, 1 Mei 2022.
Meski sebelumnya sejumlah pihak telah meminta kepada aparat kepolisian untuk membubarkan turnamen bola sepak tersebut, namun Polres Manggarai Timur tetap memberikan izin agar turnamen ini digelar.
Baca Juga: Hendak Hadirkan Gubernur Laiskodat, Turnamen Bola di Mukun Malah Ricuh
Kini, turnamen pekan suci yang diikuti oleh sebanyak 64 kesebelasan itu sudah memasuki perempat final. Namun, laga antara kedua klub, PSGL Golo Lidi versus Rajawali Pedak diwarnai kericuhan.
Tampak dalam video yang diperoleh wartawan, kericuhan tak terhindarkan. Hingga kini penyebab dari kericuhan tersebut belum diketahui. Terlihat beberapa penonton saling kejar di lapangan.
Tak hanya itu, para supporter juga ikut masuk ke dalam arena. Dalam video juga tampak sejumlah aparat keamanan terus berusaha melerai supporter yang terlibat kericuhan.
Dalam video tersebut juga, terdengar teriakan dari arah tribun panitia: “penonton keluar, keluar penonton. Sekali lagi penonton keluar. Saya minta penonton keluar”. katanya.

Meski begitu, para penonton tetap saling kejar di dalam lapangan. Akibat dari kejadian itu, seorang warga yang belum diketahui identitasnya kemudian dievakuasi ke luar arena untuk mendapat pertolongan.
Ironisnya, ribuan penonton yang memadati lapangan Mukun tanpa mengenakan masker. Bahkan ribuan penonton saling berdesak-desakan sehingga potensi penyebaran Covid-19 sangat besar. Padahal, hingga saat ini virus mematikan itu masih terus merebak.
Berdasarkan data yang berhasil diperoleh media ini, diketahui kericuhan terjadi saat pertandingan antara kesebelasan PSGL Golo Lidi VS Rajawali Pedak.
Sementara itu, Ketua Panitia Turnamen Pekan Suci, Frans Maji saat dikonfirmasi wartawan mengklaim, kericuhan tersebut kini sudah diatasi.
“Ia, memang benar ada persoalan tadi, tapi sudah diatasi. Oh ya, tolong datang langsung ke panitia. Saya tidak bisa jawab. Kalo mau datang ketemu langsung di meja panitia,” jelas Frans.
Warga Kota Komba Utara berinisial HS (32) meminta pihak kepolisian Polres Manggarai Timur agar segera menghentikan turnamen bola sepak tersebut. Ia juga meminta aparat untuk melakukan pemeriksaan terhadap panitia turnamen bola sepak di Mukun.

“Tadi ricuh. Jujur, kami sebagai masyarakat sekitar sangat terganggu. Kami tidak nyaman. Jadi pihak panitia harus bertanggung jawab terkait turnamen yang diselenggarakan di Mukun. Polres Matim segera periksa panitia, mereka harus bertanggung jawab. Sebab turnamen di Mukun bukan hanya terjadi kericuhan, akan tetapi juga akan berpotensi menyebarkan Covid-19,” tegas dia.
Ia juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur agar secepatnya melakukan tracing di wilayah Mukun, Kecamatan Kota Komba Utara.
“Dinkes Matim secepatnya lakukan tracing secara besar-besaran di wilayah Mukun, Kota Komba Utara karena bisa berpotensi terjadi klaster baru Covid-19,” ujarnya.
Ia menambahkan, apabila terbukti turnamen itu menyebarkan Covid-19, maka panitia turnamen bola sepak tersebut wajib bertanggung jawab secara hukum.
Penulis: Firman Jaya