RUTENG, BERITA FLORES – Belakangan ini krisis BBM (Bahan Bakar Minyak) sering dialami oleh masyarakat. Bahkan sudah dua pekan, kelangkaan BBM jenis solar bersubsidi terjadi di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dari pantauan wartawan di lokasi, tampak antrean panjang sekitar tiga kilometer di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Mbaumuku, Kelurahan Mbaumuku, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.
Para pengendara roda empat harus rela mengantre berjam-jam agar bisa membeli BBM jenis solar di SPBU Mbaumuku karena terbatasnya pasokan. Bahkan, mereka rela mengantre hingga sore hari demi mendapat giliran pasokan BBM.
Salah satu sopir truk Silvanus Sudirman mengatakan, kelangkaan BBM jenis solar bersubsidi di Kota Ruteng sudah terjadi selama dua pekan. Ia menjelaskan, bila dalam sehari tidak mendapat giliran untuk membeli BBM, maka harus rela untuk kembali mengantre pada hari berikutnya.
“Kalau solar cepat habis hari ini, kami antre lagi besok. Kadang sampai sore baru dapat giliran,” ujarnya.
Seorang sopir truk lainnya Hanis mengatakan, sampai saat ini dirinya belum mendapat informasi terkait penyebab kelangkaan BBM bersubsidi tersebut. Hanis berharap, masalah kelangkaan BBM jenis solar bersubsidi ini bisa segera berakhir sehingga aktivitas mereka kembali normal.
Secara terpisah, Pengawas II SPBU Mbaumuku, Aventus Jalut mengatakan, kelangkaan BBM disebabkan karena dua SPBU lainnya di Kota Ruteng belum beroperasi secara normal. Seperti SPBU Mena, Kelurahan Wali yang kini sedang direnovasi usai dilanda bencana kebakaran pada Senin, 10 Mei 2021 lalu sedangkan SPBU Carep, Kelurahan Carep juga sementara direnovasi.
“Terjadi antrean panjang karena dua SPBU lainnya di kota Ruteng belum beroperasi dan saat ini masih direnovasi,” ujarnya.
Di sisi lain kata dia, pihak Pertamina telah menetapkan kuota penyaluran BBM kepada setiap SPBU termasuk SPBU Mbaumuku sebanyak 30 LO (loading older). Akan tetapi, kuota itu tidak cukup karena pasokan BBM di SPBU lainnya cepat habis, sehingga stok BBM SPBU Mbaumuku berkurang drastis.
“Kemudian di sisi lain juga yang membuat antrean panjang ini karena SPBU Mena dan SPBU Carep lagi direnovasi. Maka terjadilah penumpukan kendaraan dan antrean panjang di SPBU Mbaumuku Ruteng,” jelas Aventus.
Aventus mengakui bahwa, saat ini pihaknya tengah berupaya untuk meminta penambahan kuota BBM jenis solar bersubsidi pada bulan November ini. Untuk itu, lanjut dia, pihak Pertamina cukup pro aktif dalam merespon permintaan penambahan kuota khususnya untuk kuota BBM jenis solar di SPBU Mbaumuku Ruteng.
“Selama ini SPBU Mbaumuku idelnya mendapat kuota sebanyak 8 ton per hari. Itu kalau normal kendaraan 8 ton itu pas dalam sehari. Tetapi untuk keadaan sekarang 8 ton untuk satu hari itu tidak cukup, jadi sekarang idealnya kita butuh 16 ton per hari karena kendaraan untuk bio solar antrean di sini semua. Itu makanya kita butuh kuota banyak sekarang untuk kuota bio solar,” beber Aventus.
Ia menambahkan, sementara kendala lainnya adalah terjadi pada sistem penyaluran seperti cuaca ekstrem sehingga kapal tanker tidak bisa sandar. Akibat cuaca ekstrem tersebut, maka dapat memperlambat penyaluran BBM ke setiap SPBU. Selain itu, masalah topografi yang sulit turut menghambat mobil tanki masuk ke setiap SPBU.
“Kalau permintaan penambahan kuota kami sudah lakukan melalui Kabag Ekonomi Setda Kabupaten Manggarai, lalu diteruskan kepada Sales Area (SR) Flores Barat. Selanjutnya SR yang membantu kami karena memiliki fungsi kontrol untuk penyaluran BBM di Flores Barat. Sejauh ini permintaan kami sudah disetujui oleh pihak pertamina,” terang Aventus. (RED).