LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Di tengah pandemi Covid 19, Geliat Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengalami dampak penurunan yang sangat signifikan. Dijadikan sektor unggulan dalam menggerakan roda perekonomian bangsa, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tentu dituntut harus segera bangkit dari keterpurukan ini.
Berbagai upaya pun terus dilakukan oleh pemerintah, salah satunya dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas insan muda sebagai penggerak utama pertumbuhan pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu, Kementrian Pariwista dan Ekonomi Kreatif melalui satuan Kerja Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menggagas kegiatan Floratama Academy.
Floratama Academy adalah rangkaian program inkubasi usaha, dan merupakan salah satu program unggulan BPOLBF yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pengusaha dalam mengembangkan 13 bidang usaha dan 17 subsektor usaha parekraf yang berdaya saing dan berkelanjutan di wilayah koordinatif BPOLBF yaitu di Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama)
Rangkaian kegiatan ini dibuka dengan Kick-off Webinar Series yang dilaksanakan secara daring, Kamis (08/07/2021). Webinar yang dibuka secara resmi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ini mengangkat topik “Mendorong Pemuda Sebagai Penggerak Utama Pertumbuhan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”.
Kegiatan Kick-off Webinar Series Floratama Academy ini dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf yang diwakili oleh Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Erwita Dianti, Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina, Direktur Industri dan Kelembagaan BPOLBF, Neysa Amelia, beberapa narasumber yakni Alvin Tjitrowirja, Founder & Creative Director, Valentino Louis, Founder Innocentia Handwoven dengan moderator Elizabet Yani, Founder Dapur Tara dan Anak Alam Flores, serta para peserta webinar yang berjumlah 945 orang
Dalam sambutannya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyampikan apresiasinya kepada BPOLBF dalam menghadirkan langkah konkret dalam membantu serta mendorong pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Floratama agar lebih berkembang.
“Kementerian, program Forum Floratama Akademy merupakan salah satu langkah kreasi dan inovatif yang harus segera dilakukan di masa new normal ini sebagai upaya mendorong pemulihan ekonomi masyarakat. Di tengah pandemi Covid-19, industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengalami dampak yang signifikan, namun di sisi lain, kita juga dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi dalam menjalankan usaha dan membuat langkah-langkah yang tepat untuk bertahan dan beradaptasi.” ujarnya
Timeline kegiatan Floratama Academy dimulai dengan Pendaftaran dan kurasi awal pada 20 juni – 21 Juli, sementara kickoff webinar series dimulai pada tanggal 8,10,15 & 17 Juli 2021. Fase Prototyping Stage akan berlangsung pada bulan Juli – Agustus, Fase Product Market -Fix Stage akan berlangsung pada bulan Agustus – September, fase Business Scaling-Up & Market Access Stage akan berlangsung pada bulan September – Oktober dan fase terakhir yakni Graduation Day berlangsung pada bulan Oktober 2021.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina menjelaskan, dengan fungsi Otoritatif dan Koordinatif sesuai Perpres 32/2018, BPOLBF hadir sebagai lembaga Percepatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif di DSP Labuan Bajo, termasuk pengembangan UMKM parekraf di Floratama.
Dengan menghadirkan Forum Floratama Academy, pengembangan Potensi Bisnis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bagi para pelaku usaha dapat ditingkatkan melalui bimbingan dan pendampingan para ahli sehingga menghasilkan produk ekraf yang berkualitas hingga mampu menjalin hubungan kerjasama dengan para investor.
Lebih jauh Shana mengungkapkan, para peserta akan mendapatkan bimbingan dari para ahli dan mentor sehingga dapat mengembangkan ide bisnis menjadi produk atau jasa parekraf, bisa mendapatkan modal usaha dari investor, bisa mengetahui strategi pemasaran yang tepat bagi usaha peserta nantinya, dan yang paling penting adalah dapat menjalankan usaha sendiri untuk kesejahteraan keluarga dan masyarakat.” ucap Shana
Shana berharap keterlibatan kaum generasi muda dalam kegiatan ini dapat dijadikan momentum yang tepat dalam melahirkan pelaku-pelaku usaha ekonomi kreatif yang berkualitas dan berdaya saing agar mampu menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf yang diwakili oleh Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Ibu Erwita Dianti menyampaikan bahwa Kemenparekraf senantiasa selalu mendukung para pelaku usaha dengan menghadirkan program-program bimbingan dan pendampingan yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM maupun Produk Ekraf yang dihasilkan oleh para pelaku usaha.
“Saat ini telah ada berbagai program dari Kementerian Pariwisata yang mendukung para pelaku usaha khususnya di 13 Bidang usaha dan 17 subsektor ekonomi kreatif. Kita melaksanakan pekerjaan itu secara bertahap, tidak bisa menyelesaikannya secara langsung. Semua itu ada proses.” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Founder & Creative Director, Alvin Tjitrowirjo yang hadir sebagai salah satu Narasumber, mengatakan dalam berwirausaha generasi muda harus mampu mengoptimalkan seluruh kemampuan diri dengan cara berpikir out of the box agar mampu menghasilkan produk-produk ekraf sesuai dengan kebutuhan jaman dan pasar.
“Usaha, mindset, attitude, dan regulasi adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan. Sukses itu diciptakan oleh pasar. Produk harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Sukses itu multi interpretasi. Bisnis harus ramah lingkungan. Salah satu problem dalam industri kreatif adalah idealis (orang yang percaya akan kondisi yang ideal) dan kenyataan. Idealis harus mampu mendatangkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan bagi pribadi, masyarakat, bangsa, dan negara.” ujar Alvin.
Sementara narasumber lainnya, Valentino Luis selaku Founder Innocentia Handwoven, berpendapat bahwa ketergantungan pada bantuan pemerintah menjadikan generasi muda sulit berkreasi dan berpikir maju. Kaum muda menurut Valentino harus memiliki motivasi yang kuat dalam berinovasi serta berkreasi sehingga mampu mengolah potensi-potensi yang ada menjadi produk ekraf yang memiliki daya jual.
“Kawasan Floratama memiliki potensi yang sangat luar biasa. Kunci saat ini adalah mencari dan menemukan apa yang kita punya, mencari dan menemukan apa yang kita bisa (SDM), mencari dan menemukan apa yang orang inginkan (Market Interest) dan mempengaruhi orang agar menginginkan apa yang kita punya dan yang kita bisa,” pungkas dia. (PA/RED).