BORONG, BERITA FLORES– Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, Pranata Kristiani Agas, mengunjungi bocah yang diduga mengalami kelainan mental bernama Febi dan ayahnya yang merupakan ODGJ (orang dalam gangguan jiwa), yaitu Stefanus Kanur di Golo Mongkok, Desa Watu Mori, Kecamatan Rana Mese pada Senin 05 Juli 2021.
Ani Agas mengunjungi Febi dan ayahnya yang adalah ODGJ itu usai dirinya dilantik oleh Bupati Matim Agas Andreas pada Senin pagi. Kedatangan Ani Agas pada siang itu, sebagai bentuk syukuran atas pelantikannya.
Ani Agas mendatangi rumah Febi bersama staf Dinas Kesehatan. Mereka tiba di kediaman adik Febi sekitar pukul 12.30 Wita. Kedatangan mereka disambut baik oleh keluarga Febi.
Kehadiran Sekretaris Dinkes Matim tampak disambut bahagia oleh Febi, bocah difabel asal Golo Mongkok itu. Bahagia yang dirasakan Febi terungkap melalui senyum sumringahnya. Tertawa lepas sembari lompat-lompat. Mungkin itu luapan kebahagiaannya melihat orang baru.
Febi, Bocah Difabel itu menerima bingkisan persembahan dari Sekdinkes. Tampaknya Febi bahagia sekali.
Tak lama kemudian, didalam gubuk berukuran 20 meter persegi milik Kakek Febi, mereka mulai berdialog dengan kakek dan neneknya Febi. Kakek dan neneknya berbagi cerita tentang kondisi Febi yang menderita gangguan mental itu dan ayahnya mengalami gangguan jiwa.
Kakeknya Febi, Hendrikus Gandut (67), menceritakan, cucunya itu sudah berusia 10 tahun. Ia lahir dalam keadaan normal. Lanjutnya, Saat berusia dua tahun, Febi dibawa ibunya ke kampung halamannya. Ia pergi meninggalkan suaminya yang mengalami gangguan jiwa.
“Baru tahun 2020 lalu, mamanya antar Febi ke sini. Kami pikir dia antar dalam keadaan sehat. Setelah beberapa hari di sini, kami lihat gerak geriknya Febi. Padahal dia sakit. Dia juga tidak bisa bicara,” tutur Hendrikus.
Ia mengatakan, sudah hampir dua tahun bersama isterinya penuh setia merawat sang cucu dengan lembut.
“Dua hari terakhir ini, kami ikat dia di pohon, karena dia jalan terus dan agak jauh dari rumah. Kami takut dia kena tabrak kendaraan. Apalagi dia jalan di jalur umum ini. Kami tidak berniat mengikat dia,” katanya.
Selain mengasuh Febi, kakek Hendrikus dan isteri juga merawat anak mereka, Stefanus Kanur, yang sudah 10 tahun mengalami gangguan jiwa. Stefanus menderita sakit pasca mengalami kecelakaan kerja pada 10 tahun silam dan berujung gangguan jiwa.
Selama menderita gangguan jiwa, kata dia, putra mereka itu memang tidak pernah membuat keresahan. Ia hanya diam di rumah.
“Berat memang, kami rawat dua yang sakit model begini, tetapi, mau bilang apa. Inilah kenyataan yang harus kami jalani,” ungkap kakek Hendrikus.
Bertahun-tahun sakit, lanjut dia, anak dan cucunya itu belum pernah diantar ke rumah sakit untuk diperiksa, karena ketiadaan biaya.
Keduanya juga tidak pernah mendapat kunjungan dari pemerintah setempat.
“Saya sangat terharu, ibu Sekretaris Dinas bisa datang langsung lihat Febi dan Stef. Jujur, baru kali ini pejabat bisa datang ke rumah kami ini. Semoga anak dan cucu saya bisa diperhatikan,” pungkasnya.
Menanggapi itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Manggarai Timur, Pranata Kristiani Agas, mengatakan, pihaknya akan mengobati bapak Stefanus yang mengalami gangguan jiwa hingga sembuh.
“Kita fokus ke bapaknya yang alami gangguan jiwa ini. Dia bisa sembuh kalau rutin minum obat. Bapak Stef ini usia produktif, kalau dia sembuh, bisa mengurus anaknya yang sakit ini. Kita upayakan dia sampai sembuh. Apalagi kita punya banyak ODGJ yang sembuh,” kata Ani kepada awak media, Senin sore.
Ia mengatakan, pihaknya datang langsung ke rumah untuk memberikan penjelasan kepada keluarga, bahwa gangguan jiwa itu bisa disembuhkan. Menangani ODGJ tidak harus dipasung.
“Bersyukur, keluarga di sini menangani bapak Stef dengan baik. Jadi, mulai sekarang, kami beri dia obat dan akan terus dipantau sampai sembuh,” katanya.
Untuk adik Febi yang mengalami gangguan mental, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk bisa menanganinya.
Selain Dinkes, Kabag Prokopim Setda Manggarai Timur, Jefrin Haryanto, juga sudah mengunjungi adik Febi dan keluarganya, Senin (5/7/2021).
“Saya sempat mengunjungi adik Febi pas dia diikat di bawah pohon. Keluarganya bilang dia jalan sembarang, makanya diikat. Setelah lihat dan dialog dengan keluarga, saya menginformasikan kepada pak Sekda. Puji Tuhan pak Sekda langsung instruksi untuk langsung menangani adik Febi dan ayahnya,” ujar Jefrin. (Efren/ Berita Flores)