BORONG, BERITA FLORES – Bupati Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) Agas Andreas meresmikan air minum bersih sistem pompa hidram di Kampung Mesi, Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara.
Sistem pompa hidram ini merupakan hasil rakitan salah satu pemuda asal desa itu bernama Tedy Janu. Ia berlatabelakang pendidikan Sarjana Teknik, sebagai inisiator.
Berdasarkan hasil uji coba dengan sistem hidram, kebutuhan setiap rumah tangga dapat dipenuhi 60 liter per kepala keluarga dengan kapasitas bak penampung mencapai 8000 liter melalui sistem buka tutup 2 kali sehari dengan menggunakan kran tongkang.
“Awalnya nada pesismis begitu kencang terdengar, tetapi buat kami hal itu biasa dan hal itu justru menjadi motivasi. Kami hanya fokus untuk menyelesaikan pekerjaan ini dan memenuhi kebutuhan air bersih warga. Kondisi air yang ada saat ini sangat cukup untuk kebutuhan warga. Kami juga berterima kasih kepada Kades Rana Mbata yang telah membantu melancarkan mimpi dan kerja kami dengan bantuan dana,” demikian disampaikan Tedy.
Tedy mengungkapkan, uang yang dibutuhkan untuk merakit peralatan pompa hidran ini tidak terlalu besar, hanya kurang lebih 130-an juta, dengan manfaat jangka panjang dan ketersediaan air untuk masyarakat jumlah ini tentulah tidak seberapa.
“Saya berkomitmen untuk menjaga kebutuhan air bagi warga 3 RT dan kedepannya akan diusahakan agar setiap rumah bisa dialiri air bersih tanpa menggunakan kran tongkang lagi dan bebas iuran air melalui usaha kecil-kecilan Karang Taruna yang sedang kami buat seperti usaha las dan terop,” jelas Tedy.
Mata air Wae Sior dan Wae Sele merupakan sumber utama air bersih yang dialirkan ke rumah warga Mesi melalui sistem pompa air hidram.
Sementara itu, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas,, memberikan apresiasi untuk karya, inovasi dan kreatifitas para pemuda Kampung Mesi.
Bupati Agas mengaku bangga dengan Tedy bersama pemuda lainnya telah memberikan kontribusi kepada masyarakat di desa itu.
“Jujur saya kagum dengan tekad Tedy untuk berkarya bagi kampung halaman, tidak banyak anak-anak muda kita yang memutuskan pulang dari kota dan berkarya di kampung sendiri. Harus tetap semangat, pro dan kontra itu biasa; justru yang kontra karena itu akan memotivasi kita untuk sukses,” kata Agas.
Menurut Bupati Agas, air merupakan sumber kehidupan dan kaum perempuan adalah yang paling terdampak ketika rumah tangga kesulitan air minum dan air bersih. Kaum perempuan akan memikul tanggung jawab cukup besar untuk memastikan setiap orang didalam rumah memiliki akses terhadap air.
“Ketika kalian berhasil mendekatkan air ke rumah, sesungguhnya kalian sudah meringankan tugas perempuan. Air selalu identik dengan kehidupan dan tonggak kehidupan kita adalah perempuan,” tambah Bupati Agas.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Agas juga mengukuhkan Karang Taruna Tunas Bakti, Desa Rana Mbata. Jefri Ndarung, Ketua Karang Taruna Tunas Bakti, kepada Pemerintah Daerah melalui Bupati Matim meminta agar Pemda mengimplementasikan Perda Perlindungan Mata Air dan fokus pada pemeliharaan, perawatan, penghijauan dan penataan ruang mata air berdasarkan adat suku Manus.
“Kami para pemuda dan pemudi Karang Taruna sangat membutuhkan perhatian, dukungan dan kerja sama dengan Pemda Matim,” kata Ndarung.
Bupati Agas menyambut baik pesanan Karang Taruna Desa Rana Mbata dan menyatakan bahwa, “Ketika Karang Taruna dibentuk dari kampung pelosok Mesi saya berpikir bahwa ini luar biasa, karena itu saya minta kalian harus konsisten dan berkontribusi untuk pembangunan desa kalian. Harus optimis, katakan saya dapat berkontribusi untuk pembangunan desa kalian. untuk terus melanjutkan, saya usahakan tahun depan kalian akan mengelola dana hibah “tutup Agas disambut tepuk tangan warga yang hadir.
Hadir pada kegiatan itu, Ketua DPRD Matim, Heremias Dupa, M.Si dan anggota DPRD Dapil Kota Komba; Tarzan Talus, S.Kom, Kasat Pol PP Matim, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Desa Rana Mbata.