RUTENG, BERITA FLORES – Warga Desa Nuca Molas, Pulau Mules, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sampai saat ini masih mengalami krisis air minum bersih. Bahkan krisis air bersih acapkali dialami penduduk Pulau Mules sepanjang tahun apalagi saat memasuki musim kemerau panjang.
Warga Dusun Labuan Taur, Hasanudin Ahmadan (52) menjelaskan hal itu saat bertemu dengan Pjs Bupati Manggarai, Dr. Drs. Zeth Sony Libing, M.Si di Pulau Mules pada Sabtu, 17 Oktober 2020.
Pjs Bupati Manggarai menyambangi Pulau Mules dalam rangka menggelar kegiatan monitoring bertajuk “Gerakan Bersama Tuntaskan Stop Buang Air Besar Sembarangan Tahun 2020” bersama Yayasan Plan International Indonesia (YPII).
Pada kesempatan itu, Hasanudin Ahmadan mengatakan, warga Desa Nuca Molas mengalami krisis air minum bersih sudah sejak lama. Bahkan mereka seringkali berkelahi merebut jatah air minum bersih dari sebuah sumur bor di wilayah mereka.
“Kami minta bangun sumur bor bapa. Bagi kami, mau asin atau payao tetap saja kami minum, yang penting ada air bersih,” ujar Ahmadan.
Ia mengaku, saat ini pihaknya hanya memiliki sebuah sumur bor di Dusun Labuan Taur. Air bersumber dari sumur bor tersebut kata dia, hanya bisa dimanfaatkan pada pagi hingga siang hari sementara pada sore hari sudah tidak bisa lagi karena menggunakan solar cell dengan energi listrik dari sinar matahari.
“Kalau sore hari sudah tidak bisa karena kekurangan pasokan energi listrik. Apalagi malam hari warga menggunakan lampu dari tenaga surya,” kata Ahmadan.
Warga lainnya, Siti Suriati mengaku, warga Dusun Labuan Taur harus rela mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan pembagian jatah air minum bersih karena dibagi setiap RT secara bergilir. Siti menuturkan, sistem pembagian dilakukan agar bisa menghindari perkelahian antarwarga karena seringkali merebut jatah air minum bersih.
“Karena selama ini warga sering bertengkar bapa, hanya karena rebutan timba air,” kata Siti menyampaikan keluhannya kepada Pjs Bupati Manggarai.
Krisis Air Jadi Masalah Utama
Pjs Kepala Desa Nuca Molas, Bakri mengungkapkan bahwa, krisis air minum bersih di Desa Nuca Molas, Pulau Mules sudah menjadi masalah utama. Bahkan sampai saat ini persoalan ini belum bisa diatasi baik oleh pemerintah desa, pemerintah daerah maupun pemerintah provinsi.
Bakri menambahkan, untuk mengatasi masalah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), maka persoalan krisis air bersih harus bisa diatasi terlebih dahulu. Karena masyarakat Desa Nuca Molas bisa membangun WC atau jamban apabila air bersih terpenuhi. Selama ini, kata Bakri, krisis air bersih adalah salah satu alasan warga setempat untuk tidak membangun jamban.
“Krisis air minum bersih sudah menjadi masalah utama pak. Bahkan sampai sekarang belum bisa diatasi walaupun kita sedang berupaya,” kata Bakri.
Merespon persoalan krisis air bersih, Pjs Bupati Manggarai di hadapan warga Dusun Konggang berjanji akan membantu semen sebanyak 50 sak dari dana pribadi untuk pembangunan bak air minum di Dusun Konggang dan sebagian ditanggung oleh Dana Desa Nuca Molas dan swadaya dari warga setempat.
Ia menyarankan agar pembangunan bak penampung air harus dikaji secara baik dan benar. Sehingga proyek pembanguan bak air bisa dimanfaatkan oleh warga setempat.
“Harus belajar dari proyek sebelumnya karena seringkali terjadi mubazir. Sehingga asas manfaat harus diutamakan,” pungkas dia.
Atasi Krisis Air di Labuan Taur
Sementara untuk mengatasi krisis air bersih di Dusun Labuan Taur, Pjs Bupati berjanji akan mengidentifikasi terlebih dahulu potensi air bersih di bawah tanah dengan cara melakukan survei geolistrik dengan kedalaman 20 lebih meter.
“Supaya dapat air yang bagus. Nah, begini, saya tidak janji tapi nanti kita upaya kan yah untuk bangun sumur bor,” kata Doktor Sonny Libing.
Di samping itu, Pjs Bupati pada kesempatan tersebut juga memantau secara lansung pembangunan sebuah masjid di Dusun Labuan Taur. Ia berjanji akan memberikan bantuan dari dana pribadi sebanyak 50 sak semen sehingga bisa mempercepat proses pembangunan tempat ibadah itu. Sementara dari Pemerintah Kabupaten Manggarai kata dia, turut memberikan bantuan senilai Rp25 juta bersumber dari dana bantuan sosial (Bansos). (R11/TIM).