RUTENG, BERITA FLORES – Pemerintah Pusat yang diwakili oleh Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, FX Sutijastoto melakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepahaman dengan Gereja Katolik Keuskupan Ruteng yang diwakili oleh Mgr. Siprianus Hormat di Ruteng pada Jumat, 2 Oktober 2020.
MoU atau nota kesepahaman ini bertujuan untuk bekerjasama yang intensif agar penyelesaian komprehensif terhadap masalah-masalah sosial yang muncul dalam rencana ekplorasi geothermal di Wae Sano. Sebelumnya Uskup Ruteng telah menyampaikan kecemasan dan keberatan sebagian masyarakat lokal terhadap rencana proyek tersebut.
Uskup Sipri mengkawatirkan proyek tersebut dapat membahayakan keselamatan warga dan merusak ruang kehidupan mereka, seperti tanah, lahan pertanian, air dan danau Wae Sano beserta ekosistemnya. Rencana proyek tersebut juga telah menimbulkan ketegangan sosial di kalangan masyarakat setempat.
“Nota kesepahaman ini disusun untuk menjadi payung kerja sama yang mantap untuk menjawab keresahan masyarakat lokal tersebut sekaligus mencari model pembangunan geothermal yang mengedepankan aspek keamanan dan keselamatan warga lokal serta meningkatkan kesejahteraan hidup mereka,” kata Uskup Ruteng melalui keterangan pers kepada wartawan Sabtu, 3 Oktober 2020.
Uskup Ruteng menjelaskan, dalam MoU tersebut Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kelestarian sosial lingkungan termasuk kelangsungan keanekaragaman hayati dan ekosistem sebagai penyangga kehidupan, keberlanjutan sosial termasuk kegiatan ekonomi dan kegiatan budaya serta situs warisan budaya termasuk sistem pertanian lingko dan/atau daerah keramat, serta kesehatan dan keselamatan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Panas Bumi di area panas bumi Wae Sano.
Untuk itu, kata dia, akan dilakukan kajian tentang titik eksplorasi dan lokasi Well Pad yang sesuai dengan komitmen ini. Dalam keterangan persnya, Uskup Sipri menguraikan, akan menyusun konsep Community Development yang berbasis potensi setempat antara lain dalam rangka mendukung pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, pertanian, perkebunan, peternakan, pengembangan infrastruktur (jalan, air bersih, kesehatan, pendidikan) dalam kerja sama dengan instansi-instansi pemerintah pusat, provinsi, dan daerah.
“Akan melakukan Komunikasi yang dialogial dan partisipatif terutama dengan masyarakat Wae Sano,”
Pihaknya mengakui bahwa, Gereja Keuskupan Ruteng berkomitmen menjadi gembala yang mengayomi semua pihak dalam rangka menemukan solusi
komprehensif terhadap program pemanfaatan panas bumi di Wae Sano yang membawa manfaat bagi semua pihak. Pihak Gereja berkomitmen memperjuangkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dalam pembangunan holistik berkelanjutan yang mengutamakan martabat manusia dan kesejahteraan umum serta berbasis pada kearifan lokal dan ramah lingkungan.
“Membantu Pemerintah dan masyarakat dalam menemukan solusi yang tepat dan
komprehensif melalui kerja sama yang transparan, jujur dan kredibel,” ujarnya.
Sementara pada kesempatan itu, Dirjen EBTKE atas nama Pemerintah Pusat, FX Sutijastoto mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Uskup Ruteng dan Gereja Keuskupan Ruteng yang ikut bersama-sama dengan Pemerintah mencari solusi komprehensif atas penyelesaian permasalahan geothermal Wae Sano.
“Terima kasih atas dialog dan kerja sama yang kondusif dan penuh persaudaraan untuk menemukan solusi demi kesejahteraan masyarakat dan keberhasilan pembangunan bangsa,” kata Sutijastoto.
Ia menjelaskan, betapa perlu kerja
sama seperti ini untuk penyelesaian persoalan secara komprehensif sehingga pada gilirannya dapat diambil keputusan yang tepat, yang menjamin prinsip-prinsip pembangunan yang berkeadilan, berkelanjutan, dan menghargai martabat manusia. Pola kerja sama dialogal dan
konstruktif antara Dirjen EBTKE dengan Lembaga Keagamaan yang disepakati hari ini adalah yang pertama kali dibuat untuk proyek sejenis.
“Kiranya pola ini dapat menjadi model ke depan,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Uskup Ruteng menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintah Pusat yang telah menanggapi dengan serius isi hati kecemasan masyarakat Wae Sano terhadap rencana eksplorasi geothermal.
“Terima kasih atas dialog dari hati ke hati, kunjungan kehormatan, komitmen yang mendalam bagi kesejahteraan masyarakat, kemitraan yang positif dan konstruktif antara Pemerintah dan Gereja merupakan hal-hal yang sangat berharga dan kiranya menjadi model kerja sama dalam membangun kesejahteraan masyarakat di wilayah ini,” pungkas dia.
Uskup Sipri menegaskan juga komitmen
Keuskupan Ruteng yang teguh dan tulus untuk membantu Pemerintah dan masyarakat menemukan solusi komprehensif terhadap persoalan panas bumi di Wae Sano yang membawa
manfaat bagi semua pihak.
Gereja berharap agar Seluruh proses pembangunan hendaknya berpola dialogal-partisipatif dengan melibatkan masyarakat secara tulus dan jujur dalam proses yang transparan, obyektif dan rasional dan bertujuan untukmemperbaiki kesejahteraan hidup mereka. (TIM).