BORONG, BERITA FLORES – Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat – Manggarai Timur (GEMPAR-MATIM) menggelar aksi unjuk rasa menyikapi polemik yang terjadi di SPBU Pota, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT pada Rabu, 16 September 2020. Para demonstran mendesak pihak SPBU Pota agar memperbaiki sistem pelayanan dan ketersediaan BBM yang terbatas di SPBU Pota.
“Berdasarkan hasil investigasi dan advokasi kami di lapangan bahwa, para nelayan, petani dan konsumen lainnya sering mengeluh krisis BBM,” kata Ahmad, Jenderal Lapangan kepada wartawan pada Rabu,16 September 2020.
Ahmad mengatakan, pada dasarnya pihak SPBU Pota harus melayani para konsemen dengan baik tetapi kenyataannya di lapangan justru jauh berbeda, bahkan para nelayan, para petani dan konsumen lainnya selalu mengeluh terhadap sistem pelayanan kurang baik yang diberikan oleh pihak SPBU Pota.
Ahmad meminta pihak PT Pertamina segera mengeluarkan teguran keras kepada SPBU Pota untuk memperbaiki sistem pelayanan terhadap konsumen yang tidak baik. Sebab ketersediaan BBM menjadi masalah serius di SPBU Pota. Para nelayan, petani dan konsemen lainnya mengeluh terhadap SPBU Pota atas Ketersediaan BBM yang Terbatas.
“Ketersediaan BBM yang terbatas berdampak buruk terhadap aktivitas para nelayan, petani dan konsumen lainnya. Ironisnya permasalahan ketersediaan BBM pun bukan hanya satu kali terjadi tetapi sering kali terjadi di SPBU Pota. Bahkan pasokan BBM terbatas itu memakan waktu hingga 1 hari, 2 hari hingga 3 hari,” pungkas dia.
Ahmad menegaskan bahwa, jika hal ini tidak diindahkan oleh pihak SPBU Pota, maka Gempar Matim akan menggelar aksi lanjutan bersama masyarakat baik itu para nelayan petani maupun para konsumen lainnya.
Ketua Umum GEMPAR-MATIM, Muhammad Asgar mengatakan, permasalahan ketersediaan BBM terbatas ini diharapkan tidak lagi terjadi. Pihak SPBU Pota harus bertanggungjawab dalam hal ini. SPBU wajib melayani kebutuhan BBM untuk para nelayan, petani dan konsumen lainnya.
“Maka dari itu kami dari Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Rakyat-Manggarai Timur (GEMPAR-MATIM) menyatakan sikap; mendesak SPBU Pota, perbaiki sistem pelayanan terhadap konsumen,” tegas mereka.
Para demonstran mendesak SPBU Pota agar ktersediaan BBM setiap hari harus diperhatikan bahkan tidak boleh berkurang. Mendesak SPBU Pota, stop ketersediaan BBM terbatas. Mendesak SPBU Pota, jangan mempersulit masyarakat dalam pembelian BBM khususnya nelayan, petani dan konsumen lainnya. Mendesak SPBU Pota, sesuaikan takaran pengisian BBM dengan nominal rupiah.
“Mendesak SPBU Pota untuk tertipkan pembelian eceran liar. Mendesak pihak PT. PERTAMINA untuk melakukan uji tera kembali pada mesin SPBU Pota. Mendesak SPBU Pota, evaluasi seluruh pegawai yang berkerja di SPBU Pota,” tegas Gempar Matim.
Sementara itu, Pengawas SPBU Pota, Tamrin dan Menejer SPBU Pota, Johan mengakui bahwa, pasokan BBM kepada masyarakat Sambi Rampas sering mengalami kendala khususnya pada hari Sabtu dan Minggu.
“Kami tidak bisa setor ke Bank hari Sabtu dan Minggu sehingga di situ terjadi kendala,” ujar Johan di hadapan para demonstran.
Meski begitu, pihaknya berjanji akan segera memperbaiki seluruh sistem pelayanan SPBU Pota. Bahkan mereka berupaya agar pasokan BBM kepada masyarakat konsumen tidak terhambat lagi. Sehingga tidak ada lagi persoalan yang muncul di masa yang akan datang. (TIM).