MAUMERE, BERITA FLORES- Ide kreatif dalam rangka menyelenggarakan lomba cipta lagu daerah dan musik kampung Sikka, Maumere di tengah pandemi COVID-19 mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Ide perlombaan ini dicetus oleh ormas Pemuda Teguh Indonesia Raya (PETIR) disponsori oleh PT. Hieng Corporation (HIG.CO) dan PT. Votum Holding Company Korea.
Lomba itu merupakan sebuah upaya mengeksplorasi bakat anak-anak Maumere berbasis warisan budaya dalam rangka memasuki masa New Normal dan masa berdamai dengan COVID-19.
“Kita patut mengapresiasi dan mendukung ide ini,” kata Pemerhati Budaya NTT, Petrus Selestinus melalui keterangan pers Jumat, 29 Mei 2020.
Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) itu mengapresiasi ide Lomba Cipta Lagu Daerah dan Musik Kampung Maumere karena datang dari putra daerah Aloysius Hieng juga merupakan putra asal Hewokloang, sebuah desa yang masih konsisten mempertahankan berbagai seni budaya asli.
“Karena ide cemerlang ini juga dalam rangka merespons ajakan Presiden Jokowi agar masyarakat memulai kehidupan New Normal dan berdamai dengan COVID-19 ke depan,” kata Petrus.
Ia mengatakan, ide Lomba Cipta Lagu Daerah dan Musik Kampung sangat relevan dengan ajakan Presiden Jokowi agar warga hidup berdamai dengan COVID-19 dalam masa New Normal di mana masih trauma terhadap ancaman penularan COVID-19 selama 3 (tiga) bulan sejak Maret 2020 hingga sekarang.
“Karena masyarakat sudah jenuh akibat terisolasi secara mandiri, social distancing, physical distancing dan PSBB, sehingga perlu diisi dengan aktivitas seni budaya,” ujarnya.
Menurut Petrus, dalam kondisi traumatis dan jenuh karena isolasi mandiri dan protokol kesehatan COVID-19 yang semakin mematikan kreativitas dan inovasi-inovasi kalangan anak muda, maka gagasan menyelenggarakan lomba cipta lagu daerah dan musik kampung di Maumere menjadi momentum membangkitkan semangat orang muda. Untuk itu, tetap menciptakan karya seni, sebagai ekspresi artistik individu, kolektif atau komunal berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, menjadi seni sebagai obyek pemajuan kebudayaan.
Seni Tidak Boleh Mati
Filosofi PT. Hieng Corporation (HIG.CO) dan PT. Votum Holding Company Korea selaku sponsor lomba cipta lagu daerah dan musik kampung Maumere adalah seni tidak boleh mati atau berhenti oleh sebab apapun juga, kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi.
“Karena seni budaya telah menjadi fundasi dalam membangun masa depan dan peradaban bangsa,” pungkas dia.
Oleh karena itu, lanjut dia, menjamurnya musik kampung dan lagu-lagu daerah Sikka, di Maumere harus dikelola dan ditingkatkan kualitasnya agar tidak kalah dengan pertumbuhan lagu-lagu daerah lain seperti lagu Ambon, Sumatera Utara dan Jawa maupun lagu daerah lainnya. Fenomena menjamurnya musik kampung dan lagu daerah di Sikka akan membawa suasana baru dalam kehidupan seni di Sikka.
Advokat Peradi itu menguraikan, lagu daerah dan musik kampung yang tumbuh seperti jamur, adalah fenomena budaya yang positif, bukan saja karena melahirkan musisi-musisi kampung yang khas dan cocok dengan selera masyarakat, akan tetapi juga untuk mengangkat derajat lagu daerah dan musik kampung agar tetap menjadi tuan di kampung sendiri, menuju pentas nasional bahkan go internasional, sekaligus menjadi filter masuknya budaya asing yang tidak cocok dengan budaya lokal.
Di samping itu, momentum lomba tersebut sangat tepat karena memasuki era New Normal untuk hidup berdamai dengan COVID-19.
Petrus menjelaskan, rencana Lomba Cipta Lagu Daerah dan Musik Kampung mengajak generasi muda untuk tetap mencintai budaya aslinya demi “Nian Tana”. Apalagi UU Pemajuan Kebudayaan telah menjadikan kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional. (TIM).