RUTENG, BERITA FLORES- Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Reo terancam ditutup oleh PT Pertamina (Persero) lantaran melanggar sejumlah ketentuan Standar Operasional Prosedural (SOP). SPBU ini berlokasi di jalan menghubungkan Reo menuju Kedindi, Kelurahan Mata Air, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sales Branch Manager Rayon III NTT, Azam mengatakan, pihaknya telah menghentikan penjualan BBM (Bahan Bakar Minyak) jenis premium di SPBU tersebut. Pemberhentian penjualan BBM jenis premium kata dia, karena SPBU Reo tidak memenuhi aturan main atau tidak berdasarkan SOP seperti kondisi bangunan serta pelayan terhadap konsumen.
“Sebelumnya kan ada BBM jenis premium. Tetapi sekarang hanya dua produk saja yaitu pertalite dan solar. SPBU itu perlu kami lakukan pembinaan karena kondisi kelayakan bangunan dan pelayanan itu di bawah standar pertamina,” ujarnya kepada Beritaflores.com melalui sambungan telepon pada Kamis, 27 Ferbruari 2020.
Azam menegaskan, pada prinsipnya SPBU Reo tidak mengikuti SOP PT Pertamina. Di mana, selama ini, pihak SPBU Reo lebih memprioritaskan pelayanan konsumen yang menggunakan jeriken dibandingkan melayani kendaraan sebagai prioritas utama.
“Selama ini kami juga lihat kondisi lapangan, juga informasi teman-teman yang bekerja di TBBM Reok bahwa SPBU Reo selalu melayani konsumen yang menggunakan jeriken,” ungkap dia.
Berdasarkan alasan tersebut, pihaknya telah mengambil langkah tegas untuk melakukan pembinaan kepada SPBU Reo. Ia juga menekankan, apabila pengelola SPBU Reo tidak kooperatif dengan PT Pertamina, maka SPBU Reo akan ditutup. Azam meminta agar bangunan SPBU Reo harus segera melakukan renovasi. Apabila tidak mengindahkan permintaan PT Pertamina, maka SPBU yang dibangun pada 2010 silam itu akan ditutup.
“Kalau misalnya SPBU tidak kooperatif atau tidak bisa bekerja sama, maka kami akan melakukan pembinaan. Bila perlu kami tutup saja itu SPBU nanti, karena sudah tidak layak. Lihat aja sendiri SPBU itu, jelek sekali,” tegas dia.
Baca: Fuel Terminal Manager Pertamina Reo Minta Sopir Tangki Ikuti Aturan Main
Menurut Azam, berdasarkan regulasi, melakukan pelayanan terhadap para konsumen dengan menggunakan jeriken tidak dibenarkan. Apalagi produk itu adalah BBM jenis premium bersubsidi. Untuk itu, tidak bisa diperjualbelikan. Pihaknya terpaksa menghentikan penyaluran BBM jenis premium ke SPBU Reo untuk meminimalisir praktek penyimpangan pada proses pelayanan. Hingga saat ini, pihaknya, belum mengizinkan SPBU Reo menjual kembali BBM jenis premium.
“Karena itu, kami memberikan produk yang tidak bersubsidi pemerintah per liternya seperti BBM jenis pertalite. Jadi langkah ini tidak bermaksud apa-apa, hanya bertujuan untuk meminimalisir praktek penyimpangan,” pungkas dia.
Secara terpisah, Pengawas Lapangan SPBU Reo, David Doko mengakui bahwa, BBM jenis premium di SPBU tersebut tidak disalurkan oleh pihak PT Pertamina sejak 20 Januari 2020 lalu. Ia mengklaim, pemberhentian penjualan BBM jenis premium oleh PT Pertamina tidak disertai dengan alasan. David menilai, kebijakan PT Pertamina tersebut merupakan keputusan sepihak.
“Sepertinya mereka memberhentikan secara sepihak. Tapi mereka tidak sampaikan alasannya, kenapa hanya pertalite saja,” kata David saat ditemui Beritaflores.com di Ruang Kerjanya pada Kamis, 27 Ferbruari 2020.
Meskipun begitu, pihaknya mengakui bahwa, selama ini SPBU Reo kerap kali melayani para konsumen yang menggunakan jeriken. Bahkan tak terkecuali untuk penjualan BBM jenis premium bersubsidi. Pihaknya terpaksa melayani para konsumen yang menggunakan jeriken karena berdasarkan kebutuhan warga sekitar seperti para nelayan dan petani.
“Kita yang di lapangan ini dilema, karena premium ini adalah BBM bersubsidi. Karena subsidinya untuk masyarakat. Kalau memang jirigen itu dilarang, kira-kira wadah apa yang bisa menggantikan jeriken supaya masyarakat yang tidak memiliki kendaran, seperti para nelayan dan petani bisa membeli BBM premium, bagaimana caranya?,” tanya dia.
Pantauan Beritaflores.com, pada Kamis, 27 Februari 2020 siang, SPBU Reo ini tampak sepi pengunjung. Tak seperti kondisi biasanya selalu ramai dikunjungi baik kendaraan roda dua, roda empat maupun para konsumen yang menggunakan jeriken.
Penulis: Efren Polce/Beritaflores