RUTENG, BERITA FLORES–Anggota DPRD Manggarai Fraksi Partai Golkar, Yoakim Jehati akhirnya angkat bicara terkait proyek berkualitas buruk di Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai, Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Yoakim menyebut, kontraktor ‘nakal’ proyek jalan lapen menghubungkan kampung Cibal menuju Malip, Desa Lenda, Kecamatan Cibal Barat itu tidak memiliki budaya malu. Di mana, usia jalan lapen itu belum sampai setahun namun sudah mengalami kerusakan parah pada sejumlah titik.
“Semestinya kontraktor pelaksana harus punya perasaan malu. Malu pada diri sendiri, kepada dinas teknis dan masyarakat pada umumnya,” ujar Yoakim kepada Beritaflores.com melalui WhatsApp, Senin, 15 Juli 2019.
Baca Juga: Belum Setahun, Jalan Lapen Ini Sudah Rusak
Ia meminta kepada pihak kontraktor untuk menjunjung tinggi budaya malu. Politisi Golkar itu pun meminta kontraktor untuk bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang telah diberikan oleh pemerintah Kabupaten Manggarai.
“Budaya malu itu harus ada pada diri sendiri. Juga harus punya hati dan tanggung jawab pada pekerjaan yang dipercayakan oleh pemerintah,” kritik dia.
“Jangan hanya mencari keuntungan semata,” tukas mantan aktivis itu.
Baca Juga: Baru Dikerjakan, Proyek Lapen di Cibal Barat Sudah Mulai Rusak
Oleh karena itu, ia mendesak pihak kontraktor pelaksana, CV Wae Ces Murni maupun Dinas PUPR Kabupaten Manggarai untuk segera merespon secara cepat sejumlah pengaduan dari masyarakat dengan memperbaiki kerusakan jalan lapen tersebut.
“Saya berharap kontraktor pelaksana maupun dinas teknis meresponnya secara normatif. Harus punya tanggung jawab. Masa pemeliharaan dari paket tersebut sudah hampir berakhir, lalu kapan mau diperbaiki? Jangan mencoba berdalil,” tegas dia.
Mantan Ketua GMNI Cabang Manggarai itu mengaku, ruas jalan tersebut memang sering dibahas dalam sidang paripurna DPRD Manggarai. Namun, pemerintah daerah tidak pernah merealisasikan agar meminta kontraktor pelaksana segera melakukan perbaikan ruas jalan lapen itu.
Baca Juga: Proyek Jalan Lapen di Cibal Diduga Dikerjakan Asal Jadi
Bahkan ia mengancam bakal melakukan proses hukum terhadap sejumlah proyek bermasalah baik di Kecamatan Cibal maupun Kecamatan Cibal Barat. Yoakim meminta para penegak hukum untuk melakukan penyelidikan terhadap sejumlah proyek bermasalah di Kabupaten Manggarai.
“Persoalan ini harus diproses secara hukum yang berlaku,” kata Yoakim.
“Ruas jalan ini sudah sering saya angkat dalam paripurna dewan. Saya hanya berharap, agar persoalan seperti ini kita berakhir di kepolisian maupun di pengadilan. Karena dalil dari dinas dan kontraktor membuat saya menjadi tambah geram,” pungkas dia.
Ia mendesak pihak Dinas PUPR Kabupaten Manggarai bersama kontraktor pelaksana untuk menjelaskan kepada DPRD Manggarai serta masyarakat terkait batas akhir masa pemeliharaan proyek tersebut.
“Coba Dinas PUPR bersama kontraktor pelaksana harus menjelaskan kepada DPRD dan masyarakat, sampai kapan masa pemeliharaan itu berakhir,” pintanya.
“Saya ajak saudara Kabid Renold Gurung, kontraktor dan PPK turun sama-sama ke lapangan. Jangan berdebat apalagi berdalil di media massa,” bebernya.
“Sekali lagi untuk kontraktor pelaksana, harus punya rasa malu dan tanggung jawab itu penting, sebelum masalah ini kita hadirkan aparat penegak hukum. Saya akan hubungi dinas dan kontraktor untuk sama-sama ke lapangan,” kritik dia sambil menambahkan tidak boleh terus menerus berdalil di media massa tanpa melakukan aksi nyata di lapangan. (EFREN POLCE/FDS/BEF).