RUTENG, BERITA FLORES–Pemerintah Kabupaten Manggarai, menggandeng Yayasan Plan Indonesia Internasional (YPII) dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menuntaskan problem sanitasi.
Dalam rangka menuntaskan persoalan sanitasi ini, YPII berkoordinasi dengan pemerintah Manggarai menghadirkan seluruh aparat Desa, Kelurahan, para Camat, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Manggarai. Kegiatan digelar di Aula Ranaka Setda Manggarai pada Kamis, 16 Mei 2019.
Berdasarkan data YPII, upaya penurunan prevelensi stunting di NTT bahwa sebesar 30 % dari intervensi gizi spesifik, 70 % intervensi sensitif yang salah satunya adalah sanitasi. Sementara masalah sanitasi di NTT cukup memprihatinkan. Masih menurut data YPII, 1 dari 5 orang NTT masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Sementara itu, hanya 0,03% penduduk NTT yang mengelola Sampah Rumah Tangga.
Target pemerintah akan memprioritaskan semua warga memiliki sanitasi sehat pada tahun 2019. Sementara data saat ini dari total 171 Desa dan Kelurahan di Kabupaten Manggarai, sudah ada 100 Desa bebas dari masalah Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Project Manager Water For Women Yayasan Plan International Indonesia, Silvia A. Landa mengatakan, Yayasan ini berfokus pada hak-hak anak. Dalam pelaksanaan kegiatan pihaknya berupaya menciptakan lingkungan dalam rangka mendukung pertumbuhan anak.
“Kami masuk ke Kabupaten Manggarai melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang berkesetaraan gender dan inklusi sosial,” ujarnya saat memberikan keterangan pers di Aula Nucalale Setda Manggarai Kamis, 16 Mei 2019.
Ia menuturkan, alasan ditetapkan Provinsi NTT serta Kabupaten Manggarai sebagai sasaran kegiatan YPII, karena NTT memiliki problem sanitasi serius sehingga berdampak pada tingginya angka stunting disebabkan oleh asupan gizi yang rendah.
“Kita ketahui bersama adalah di NTT, masalah stunting dan masalah sampah merupakan dua dari sekian masalah yang terparah,”
Menurut dia, Yayasan Plan Internasional Indonesia berkomitmen melaksanakan program 5 pilar STBM di Kabupaten Manggarai antara lain: 1). Stop buang air besar sembarangan.,2). Cuci tangan pakai sabun di waktu penting seperti sebelum dan sesudah makan, setelah dari Toilet, sebelum menyusui anak.,3). Pengolahan air minum dan makanan rebus air sebelum diminum dan tutup makanan agar terhindar dari lalat.,4). Pengelolaan sampah rumah tangga: memilah sampah daur ulang dan mengelolah sampah (dikumpulkan petugas kebersihan)., 5). Pengelolaan limbah cair rumah tangga agar tidak mengotori lingkungan.
Ia menjelaskan, pihaknya mengerjakan secara total 5 pilar STBM bertujuan untuk memutuskan rantai penyebaran penyakit terhadap kesehatan masyarakat.
“Jika rantai ini tidak terputus maka anak-anak tetap kena diare pada usia 1.000 hari pertama juga masalah stunting tetap ada. Oleh karena itu, kami bersama pemerintah Kabupaten Manggarai bergerak bersama-sama untuk memberantas stunting melalui santasi total. Sejauh ini dari total 171 Desa dan Kelurahan di Kabupaten Manggarai sudah ada 100 Desa yang stop buang air besar sembarangan. Saya juga tidak bisa bilang itu adalah pencapaian Plan. Itu adalah pencapaian dari pemerintah daerah sehingga ini merupakan hasil kerja bersama.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, PKK bersama Dasa Wisma dapat berperan penting dalam memwujudkan Desa-desa STBM melalui pemicuan, kunjungan rumah, monitoring dan promosi kesehatan secara rutin.
“PKK satu-satunya yang mempunyai “pasukan” bisa akses sampai dasa wisma atau sampai ke rumah warga, dapur dan toilet. Kami ini terbatas karena PKK itu siapa pun yang punya hati untuk mengatasi masalah masyarakat boleh bergabung di PKK. Kami mempunyai tenaga untuk berbuat banyak kepada masyarakat tetapi PPK memiliki keterbatasan ilmu dan fasilitas,” terang ibu Gubernur NTT itu.
Ia juga menyebut, masalah krisis air minum bersih menjadi tantangan tersendiri dalam menerapkan 5 pilar STBM sebagai program PKK dan Yaysan Plan Indonesia Internasional. Oleh karena itu, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk menuntaskan sejumlah masalah sanitasi di Provinsi NTT.
Sementara itu, Bupati Manggarai, Deno Kamelus merespon bak komitmen Yayasan Plan Indonesia dan Tim Penggerak PKK Provinsi NTT. Ia mengatakan, pertemuan tersebut adalah langkah awal untuk berperan bersama dari seluruh elemen dalam mencapai
sanitasi total berbasis masyarakat.
“Semua ini diawali oleh perubahan perilaku yang akhirnya menjadi budaya kita bersama. Kalau Yayasan Plan International Indonesia sudah datang urus kita, harusnya kita malu kalau kita tidak urus diri sendiri,” ujar Deno menyindir.
Menurut Deno, sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam memperbaiki akses sanitasi dan mengurangi angka stunting, Yayasan Plan International Indonesia berusaha untuk mengajak perempuan supaya dapat lebih terlibat dalam proses melaksanakan sejumlah kegiatan tersebut.
“Maka dari itu, Yayasan Plan International Indonesia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli dan mendorong kesetaraan hak perempuan. Berikan kesempatan yang setara untuk mereka dapat menyuarakan hak-haknya dan maju ikut terlibat dalam perubahan,” tutupnya. (RONALD/FDS/BEF).