BORONG, BERITA FLORES–Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Ignasius Jonan menargetkan membangun 500 titik BBM Satu Harga di seluruh Indonesia hingga tahun 2024.
Ia menjelaskan hal tersebut saat acara Peresmian BBM Satu Harga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Poco Ranaka 55.86514 di Mano, Kabupaten Manggarai Timur Jumat, 10 Mei 2019.
Menteri Ignasius mengatakan, BBM satu harga adalah kebijakan menyeragamkan harga jual resmi BBM sebesar Rp 6.450 per liter premium dan Rp 5.150 per liter solar di beberapa daerah pelosok Indonesia. Kebijakan ini mengikuti pencabutan subsidi BBM dan pemberian penugasan kepada Pertamina untuk menyalurkan BBM ke daerah terpencil melalui pembangunan SPBU di tempat tersebut.
Ia menambahkan, kebijakan tersebut juga mengatur penyalurannya secara rutin baik melalui darat, laut, maupun udara. Program ini, kata dia, mulai diresmikan pada tanggal 17 Oktober 2016 oleh Presidwn Joko Widodo.
Pihaknya akan melanjutkan program BBM Satu Harga hingga tahun 2024 mendatang. Ia mengungkapkan, dalam kurun waktu selama setahun ESDM bisa membangun 70 titik. Jika dikalikan selama 5 tahun berarti mencapai 350 titik akan menyebar di seluruh Indonesia.
Ia memastikan, akan menambah sebanyak 165 titik dalam kurun waktu selama lima tahun ke depan, sehingga bisa mencapai sebanyak 500 titik untuk direalisasikan di seluruh pelosok Indonesia.
“Kalau kita mau lengkap, akan ditambah lagi menjadi 500 titik,” jelas Jonan.
Menurut data yang ia peroleh, terdapat 1.000 Kecamatan belum direalisasikan program BBM Satu Harga oleh pihak Kementrian ESDM RI.
Menteri Jonan meminta kepada pemerintah daerah untuk segera mengusulkan kepada pemerintah pusat agar dibangun titik BBM Satu Harga berdasarkan pemetaan kebutuhan di wilayah Provinsi NTT.
Ia mengatakan, sebagian wilayah sasaran program BBM Satu Harga antara lain: Nias, Mentawai, Aceh dan Nias, pulau Kalimantan, Sulawesi, juga wilayah timur Indonesia.
“Tujuan program BBM Satu Harga adalah supaya masyarakat menikmati harga yang sewajarnya,”
“Presiden pernah mengatakan kepada saya, di Jawa naik Rp.500 demo bisa seminggu. Sementara di daerah luar pulau Jawa, harga bisa melambung hingga 15 ribu per liter. Bahkan di Papua harga per liter bisa mencapai Rp.100.000 per liter. Oleh karena itu, BBM Satu Harga merupakan program pemerintah pusat untuk memwujudkan keadilan sosial melalui pemerataan harga BBM di seluruh Indonesia,” kata Jonan dalam sambutannya.
Menurut Menteri Jonan, harga tersebut tidak diimbangi dengan pendapatan masyarakat. Apabila berpenghasilan tinggi harga tidak menjadi masalah. Akan tetapi masyarakat pada umumnya berpenghasilan rendah.
“Kalau kita lihat bahwa pemerataan pembangunan ini adalah salah satu cara yang sangat penting untuk mempersatukan Indonesia dari segala perbedaan yang ada. Pemerataan Indonesia zaman dulu menggunakan kekuatan fisik, pakai tentara, pakai polisi.
Warga negara bisa bersatu karena ada rasa keadilan sosial dari Sabang sampai Merauke.
Ia mengungkapkan, selama kurun waktu tiga tahun dari 2017 hingga tahun 2019, sudah selesai sebanyak 133 titik BBM Satu Harga dan akan dilengkapi sampai 170 titik.
Pada tahun tahun 2017 pihaknya membangun dua titik BBM Satu Harga yakni di Kecamatan Wae Ngapu, Kabupaten Sumba Timur; kedua Kecamatan Atambua, Kabupaten Belu.
Pada tahun 2018 ada sebanyak 5 titik yaitu Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur; Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua; Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende; Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai; Kecamatan Nuba Tukan, Kabupaten TTS.
Pada tahun 2019, akan dibangun sebanyak 9 titik BBM Satu Harga. Pertama adalah SPBU Mano, Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur; Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, Kecamatan Kodi Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya; Kecamatan Wolo Waru, Kabupaten Ende; Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata; Kecamatan Nobatukan, Kabupaten Lembata; Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat; Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai. (NAL/FDS/BEF).