BORONG, BERITA FLORES — Sekolah Menengah Pertama (SMP) Satu Atap (Satap) Maki, berlokasi di Desa Satar Kampas, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur masih menggunakan bangunan darurat.
Kondisinya sangat memprihatinkan. Meski sudah beratap seng, namun bangunan sekolah itu masih berdinding bambu dengan berlantai tanah. Bahkan sekolah reot ini hanya memiliki dua ruangan belajar (rumbel). Sementara jumlah siswa sebanyak 98 orang.
Dua ruangan kelas reot itu pun terpaksa digunakan kegiatan belajar mengajar meskipun tak layak dijadikan fasilitas pendidikan. Kondisi memprihatinkan ini seakan sudah menjadi lumrah bagi guru dan murid di sekolah tersebut. Realitas itu sangat berdampak pada kualitas pendidikan di SMP Satap Maki.
Sekolah ini didirikan pada tahun 2017 lalu. Kini sudah berusia dua tahun. Oleh karena itu, hanya ada dua kelas saja. Dua ruangan belajar itu digunakan oleh SMP Satap Maki kelas X dan kelas XI.
Baca Juga: Ruangan Kelas Terbatas Siswa SMPN 7 Lamba Leda Belajar di Kapela
Menanggapai hal itu, Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur Fraksi Demokrat, Ambrosius Don mengatakan, pihaknya siap memperjuangkan gedung baru untuk sekolah tersebut. Termasuk sarana pendidikan lain untuk menunjang KBM di sekolah yang terletak di Dampek wilayah pantura Manggarai Timur. Ia juga akan memberi perhatian untuk para guru. Dengan demikian, dapat meningkatkan mutu pendidikan di SMP Satap Maki.
“Kami sudah usulkan untuk bangun tiga ruangan baru pada tahun 2019 mendatang. Karena kondisi sekolah ini sangat memprihatinkan,” ujarnya kepada Beritaflores.com saat ditemui di Borong Kamis, 20 Desember 2018 siang.
Menurut politisi Demokrat itu, SMP Satap Maki mengalami peningkatan jumlah murid. Kini, total murid secara keseluruhan berjumlah 98 siswa. Dia mengaku bakal ada peningkatan pada tahun mendatang. Pada hal, lanjut dia, sekolah itu baru didirikan pertengahan 2017 lalu.
“Sehingga dalam hal ini pemerintah daerah Manggarai Timur segera memperhatikan kondisi SMP Satap Maki,” tandas Anggota DPRD Dapil Lamba Leda itu.
Dihubungi terpisah, Kepala Sekolah SMP Satap Maki, Ponsianus Darmawan membenarkan bahwa kondisi sekolah tersebut saat ini sangat memprihatinkan.
Bangunan darurat SMP Satap Maki, kata dia, tidak layak lagi sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan. Sebab, sangat berdampak terhadap psikologis siswa. Kondisi tersebut pun dapat mempengaruhi kualitas peserta didik oleh karena minim fasilitas.
“Bulan lalu, berkat antusias dari orangtua murid bahwa sekolah tersebut dibangun melalui swadaya. Tetapi itu sebagai langka preventif. Itu hanya dibangun dua ruangan saja,” kata Ponsi melalui WhatsApp Kamis, 20 Desember 2018
Kepsek Ponsi kemudian menuturkan, apabila memasuki musim penghujan, kondisi semakin parah.
“Pada saat hujan turun, air pun tergenang dalam ruangan kelas. Sehingga siswa pun harus mencari lokasi lain untuk belajar,” ungkap Kepsek Ponsi.
“Kerusakan juga terjadi di bagian atap. Bahkan meja dan kursi nampak rusak,” jelas dia.
Kepsek Ponsi mengaku, meskipun SMP Satap Maki sedang menghadapi keterbatasan fasilitas, namun prestasi akademik peserta didik di sekolah itu mengalami kemajuan signifikan.
“Prestasi yang didapat pun cukup membanggakan guru. Walaupun mereka belajar di tengah keterbatasan,” ucapnya.
Pihaknya berharap, agar SMP Satap Maki mendapat perhatian serius dari pemerintah kabupaten Manggarai Timur.
“Sehingga peserta didik bisa belajar dengan lebih efektif jika sudah memiliki fasilitas gedung yang memadahi,” tutup dia. (EFREN POLCE/NAL/FDS/BEF).