BORONG, BERITA FLORES — Proyek jalan lapen (lapisan penetrasi) menghubungkan Benteng Jawa, ibu kota Kecamatan Lamba Leda menuju Necak, Desa Compang Necak dinilai berkualitas buruk.
Betapa tidak, baru selesai dikerjakan, ruas jalan tersebut sudah mulai retak.
Salah satu warga setempat berinisial AC mengatakan, masyarakat sangat kesal dengan kualitas proyek yang sangat buruk tersebut. Dia medesak pemerintah Kabupaten Manggarai Timur untuk segera meminta kontraktor pelaksana memperbaiki jalan itu.
“Sangat disayangkan, bila nanti kualitasnya hanya beberapa bulan saja,” kata AC kepada Beritaflores.com di lokasi Jumat, 7 Desember 2018.
AC berharap, proyek pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dapat bermanfaat. Juga berkualitas baik sehingga bertahan lama agar dapat dimanfaatkan masyarakat.
“Jangan (kerja) asal – asalan seperti yang terlihat ini,” tegas dia.
Berdasarkan pantauan Beritaflores.com, 7 Desember 2018, di beberapa titik material aspal sudah bergaris dengan lubang menganga. Apabila hujan turun, air kemudian masuk di lubang aspal. Akibatnya, jalan cepat rusak.
Tak hanya itu, penyiraman material aspal tidak merata, juga sangat tipis. Sehingga mengalami keretakan di sejumlah titik. Bisa dipastikan, pengerjaan proyek jalan tersebut tidak akan bertahan lama. Apalagi kondisi itu pun diperparah sebab ruas jalan tidak memiliki drainase (saluran air). Akibatnya, air hujan mengalir di bahu jalan.
Jalan ini merupakan jalur utama menuju Desa Compang Necak, Kecamatan Lamba Leda.
Sementara itu, satu program pembangunan yakni; paket pekerjaan pembangunan jembatan sedang dikerjakan. Progresnya baru mencapai 50%. Pada hal, 10 Desember mendatang sudah dilakukan PHO (Provisional Hand Over). Proyek itu pun terancam mangkrak.
Diketahui, proyek ini dikerjakan oleh PT Bumi Cakra Persada dengan pagu anggaran senilai 3.790.182.173,54. Sementara nomenklatur proyek ini adalah Program/Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan dengan Paket Pekerjaan Peningkatan Jalan Benteng Jawa – Necak.
Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai Timur (PUPR), Yosep Marto mengatakan, proyek tersebut akan dilakukan PHO pada 10 Desember mendatang.
“Kami juga senang ketika awak media selalu pantau, karna kontraktornya lelet. ujar Marto melaui sambungan telepon, Jumat, 07 Desember 2018.
Marto menegaskan, apabila hingga 10 Desember nanti, pihak kontraktor tidak dapat menyelsaikan pekerjaan, maka sesuai regulasi, ada tambahan waktu 50 hari.
“Ada tambahan waktu dengan janji kontraktor (menerima) resiko denda,” ungkap dia.
Direktur PT Bumi Cakra Persada, Hendrik Ongkor membantah bahwa proyek tersebut berkualitas buruk. Hendrik beralasan, dikatakan tidak berkualitas jika telah dinilai oleh tenaga ahli.
“Keluhan masyarakat itu hal biasa. Soal kulitas, mestinya orang teknik yang ngomong. Kecuali, kalau dilihat ada aspal yang terbongkar setelah kami kerja” ujarnya kepada Beritaflores.com melalui sambungan telepon, Jumat, 7 Desember 2018.
“Kalau pekerjaan yang rusak saya tidak bisa katakan pekerjaan ini tidak berkualitas. Nah, tentu hal ini, kita butuh pendapat dari tenaga ahli,” terang dia menambahkan. (EFREN POLCE/NAL/FDS/BEF).