RUTENG, BERITA FLORES- Pemda Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur) menggandeng Yayasan Ayo Indonesia dalam pembentukan sekretariat bersama (Sekber) yang bertujuan membahas dampak perubahan iklim.
Yayasan Ayo Indonesia (YAI) bersama Pemda Manggarai Raya terus memberikan perhatian yang serius sembari membangun komitmen serta gerakan bersama untuk memerangi dampak yang ditimbulkan oleh adanya perubahan iklim.
Pembentukan Sekber tersebut diputuskan dalam rapat koordinasi yang dipimpin oleh Kepala Bapperida Kabupaten Manggarai, Hilarius Jonta.
Hadir dalam rapat tersebut Kepala Bappelitbangda Kabupaten Manggarai Timur, Sekretaris Bappeda Manggarai Barat, Direktur Yayasan Ayo Indonesia, beserta para staf dari masing-masing instansi.
Rapat itu berlangsung di Aula Kantor Badan Perencanaan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Manggarai pada Kamis, 3 Agustus 2023.
Hilarius Jonta dalam sambutannya mengatakan, sejauh ini perubahan iklim memberi pengaruh yang cukup besar bagi sejumlah sektor kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.
Pada sektor pertanian, kata Hilarius, hasil pertanian seperti cengkeh ataupun kopi tidak lagi berbuah.
Selain itu, hasil sawah para petani juga tidak memberikan kepuasan. Demikian juga pada sektor kesehatan.
“Di Kabupaten Manggarai dan juga mungkin di Manggarai Barat dan Manggarai timur, musim hujan kini tidak menentu. Dan hal ini berpengaruh terhadap pola pertanian, pola tanam dari masyarakat. Di samping itu, pendapatan masyarakat juga ikut berpengaruh,” ujar dia.
Sebab itu, lanjut dia, pembentukan Sekber bertujuan untuk memikirkan secara bersama tentang langkah atau sikap pemda dalam menghadapi masalah perubahan iklim.
Ia pun berharap kehadiran Sekber benar-benar memberikan solusi yang lebih konkret, tidak lagi menari di atas konsep semata.
Direktur Yayasan Ayo Indonesia, Tarsi Hurmali menjelaskan bahwa salah satu hal yang melatari pembentukan Sekber adalah karakteristik resiko atau efek perubahan iklim di tiga kabupaten yang memiliki kesamaan.
Mengacu pada kesamaan itu, ungkap Tarsi, maka perlu langkah bersama untuk mencari alternatif agar bisa beradaptasi dengan situasi yang baru, bukan mengeluh dengan perubahan iklim yang terjadi.
“Pada sektor pertanian, misalnya. Secara kasat mata dapat dilihat bahwa tanaman cengkeh ataupun kopi yang sudah tidak berbuah. Dan banyak orang mengeluh terkait ini. Lalu, apa yang kita buat? Berhadapan dengan situasi ini, gerakan bersama yang bisa dibuat yaitu terus mendorong pemerintah untuk berbuat sesuatu atau berpikir cara-cara lain untuk bisa beradaptasi dengan situasi yang baru,” kata dia.
Perubahan iklim, jelas Tarsi, merupakan persoalan bersama dan menjadi salah satu isu prioritas nasional.
Hal itu terjadi karena perubahan iklim memberi pengaruh yang cukup besar bagi seluruh sektor kehidupan, seperti sektor pertanian, kelautan, air, kesehatan, dan kebencanaan iklim yang ikut mempengaruhi sektor lainnya.
“Di sektor pertanian bisa kita lihat dimana produksi hasil pertanian yang menurun. Lalu, untuk sektor air bisa kita temukan dimana pasokan air untuk tanaman yang berkurang. Jadi, perubahan iklim ini sebetulnya memberi pengaruh atau efek yang cukup besar,” lanjut Tarsi.
Tarsi menegaskan, pembentukan Sekber tentunya sangatlah penting sehingga menjadi ruang untuk berbagi informasi sembari membuat gerakan bersama dan mencari alternatif lain untuk menghadapi perubahan iklim yang terjadi.
“Menurut saya, tema perubahan iklim ini memang masih baru. Karena itu, mari kita belajar dan bekerjasama, terutama karena situasi yang kita hadapi saat ini. Dan syukur bahwa bibit kerjasama ini memang kita sudah mulai bersama dan juga beberapa aksi di tiga Kabupaten ini sudah dimulai juga,” pungkas dia.
Sementara Kepala Bappelitbangda Kabupaten Manggarai Timur, Gonsa Tambor, menyampaikan dukungannya terhadap pembentukan Sekber itu.
Ia mengatakan, berangkat dari persoalan yang muncul karena perubahan iklim, tentu pembentukan Sekber sangatlah penting.
Melalui Sekber, kata Gonsa, Pemda tiga Manggarai bisa saling menimba, mendorong dan memberi evaluasi terkait langkah yang diambil dalam mengahadapi perubahan iklim yang terjadi sehingga bisa disikapi secara serius dan cepat.
“Sehingga saya pikir cukup pantas agar Sekber ini dibentuk agar menjadi media bagi kita untuk saling bertukar informasi dan juga menjadi sentral untuk mendapatkan dan memberikan informasi bagi seluruh stakeholder. Sikap kami dari Pemda bahwa kami mendukung dan memberi apresiasi dengan rencana pembentukan Sekber ini,” tandasnya.
Senada dengan Gonsa, Sekretaris Bappeda Manggarai Barat, Martha Alfanita, saat diwawancarai Beritaflores.com usai rapat menjelaskan bahwa bertolak dari diskusi yang ada saat rapat tersebut, dirinya menyetujui rencana pembentukan Sekber.
“Harapannya bahwa dengan adanya Sekber ini semua kegiatan yang ada nantinya bisa lebih terfokus. Pada prinsipnya adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kan tujuan pembangunan itu sendiri untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tutup dia.
Penulis: Heri Mandela