LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Kapal Phinisi KM Lexxy mengalami musibah terbakar di Labuan Bajo, Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Musibah itu terjadi akibat korsleting arus listrik dari mesin enset.
Musibah kebakaran itu terjadi di sekitar perairan Menjerite saat sedang melakukan perjalanan wisata bersama 20 wisatawan, Jumat (10/09/2021) lalu. Dalam kejadian itu beruntung tidak ada korban jiwa karena semua penumpang berhasil dievakuasi ke Labuan Bajo sesaat setelah terjadi kebakaran.
Menanggapi kejadian itu, pihak Manajemen Anjani Trip selaku pemilik KM Lexxy, menyampaikan permintaan maaf kepada wisatawan sekaligus apresiasi bagi petugas yang telah dengan sigap memberikan pertolongan bagi para penumpang.
Permintaan maaf ini disampaikan langsung oleh Rachmat Julio selaku pemilik Tour Agent Anjani Trip, Senin (13/09/2021) siang. Rachmat meminta maaf atas ketidaknyaman yang dialami oleh tamu.
“Rachmat mengatakan, setelah para wisatawan berhasil dievakuasi ke Labuan Bajo, pihak Anjani Trip menemui tamu – tamu dan mengajak mereka untuk makan malam bersama, sehingga di saat itu kami meminta maaf secara profesional atas musibah yang terjadi”, ujarnya.
Selain permintaan maaf, pihak manajemen Anjani Trip juga mengapresiasi kesigapan para petugas dalam melakukan koordinasi dan pertolongan hingga mencegah hal – hal yang tidak diinginkan terjadi.
Manajemen Anjani Trip juga berterima kasih atas bantuan dan kesigapan petugas mulai dari Syahbandar, Basarnas, kepolisian dan pihak-pihak yang tak bisa disebutkan satu per satu yang sigap membantu dalam menangani kejadian ini, sehingga semua penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat sampai di Labuan Bajo.
Rachmat juga menyampaikan bahwa pihaknya juga telah berupaya secara maksimal dengan melakukan koordinasi dengan petugas pelabuhan untuk memastikan 20 wisatawan bisa diselamatkan dari kebakaran yang terjadi.
Kronologis Kejadian
Tepat pukul 03.30 WITA manajemen Anjani Trip menerima kabar dari staf bahwa kapal terbakar karena korsleting arus listrik dari mesin genset. Saat mendengar peristiwa itu, pihak manajemen langsung bergegas menuju syahbandar sambil membawa alat pemadam kebakaran dari kantor.
“Sampai di pelabuhan kami bersama teman-teman dari syahbandar bersama-sama berangkat menuju lokasi kebakaran. Namun di tengah perjalanan kami dikabarkan bahwa api sudah padam dengan bantuan dari teman – teman dari kapal lain”, ujar Rachmat.
Setelah tiba di lokasi kebakaran, sebanyak 20 wisatawan sudah dievakuasi ke kapal-kapal wisata sekitar yang ikut memberikan pertolongan, termasuk salah satu kapal milik Anjani Trip yang juga ikut memberikan pertolongan. Setelah memastikan kondisi aman, para wisatawan selanjutnya dievakuasi ke Labuan Bajo menggunakan kapal cepat (speedboat).
Kejadian naas yang menimpa KM Lexxy merupakan sebuah musibah yang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi, meskipun pihaknya dalam memberikan pelayanan yang maksimal bagi wisatawan telah menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan secara disiplin.
“Sebelum melakukan perjalanan, cruise director kita selalu mengecek mulai dari electricity, main engine hingga generator kita pastikan keadaan aman baru jalan. Bahkan hari H pada saat awal – awal kapal jalan juga tidak ada masalah hingga pada pukul 15.00 sore itu, sampai muncul percikan api dari mesin generator”, turur dia.
Selain itu, Rachmat juga menegaskan para crew dan ABK kapal sudah berusaha maksimal dalam memberikan pertolongan bagi wisatawan dengan berusaha memadamkan kobaran api agar tidak meluas ke seluruh badan kapal serta mengevakuasi para wisatawan agar tidak terkena percikan api. Namun kondisi bagian atas kapal yang diisi dengan rumput sintetis serta peralatan kelengkapan kapal yang berbahan plastik menyulitkan para crew memdamkan kobaran api.
Akibat musibah ini, manajemen Anjani Trip diketahui menderita kerugian hingga ratusan jutaan rupiah. Selain 3 Unit Genset, 1 mesin induk juga ikut terbakar. Selain itu, manajemen Anjani trip juga menyediakan kapal pengganti bagi 20 wisatawan agar melanjutkan pelayaran wisata mereka ke sejumlah destianasi wisata di Taman Nasional Komodo.
“Total kerugian jujur sangat berat, karena selain selama ini sudah dihantam virus corona sama ppkm ditambah musibah seperti ini, apa daya semua di luar dugaan kita”, tambahnya
Sebagai kompensasi pihak manajelen kapal menawarkan kapal pengganti agar trip mereka dilanjutkan dengan kapal yang baru dan wisatawan sepakat hingga trip-nya dilanjutkan sampai hari minggu siang.
“Setelah selesai trip dari destinasi wisata semua wisatawan merasa senang karena kita selalu pantau kegiatan mereka. Kita ingatkan tour guide untuk memperlakukan mereka dengan baik”, tukasnya.
Setelah selesai trip pihak manajemen kapal kembali menemui mereka, dan mereka apresiasi manajemen sudah sigap dan memberikan solusi yang cepat untuk mereka dengan tindakan yang dilakukan.
Ia berjanji untuk ke depannya pihaknya pasti akan lebih memperhatikan lagi yang namanya manajemen risiko walaupun sebelumnya ABK sudah dibekali dengan basic safety training, bahkan teman – teman AL sudah melatih mereka cara menanggulangi masalah seperti kebakaran atau tenggelam, mungkin lebih memperhatikan lagi untuk sisi penanggulangan bencananya. (PA/RED).