RUTENG, BERITAFLORES – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manggarai mendorong agar program usaha pembibitan ternak babi di UPTD Pagal, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, dapat menjadi salah satu sumber peningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Manggarai.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPRD Manggarai, Paulus Peos, usai dirinya bersama Wakil Ketua II DPRD Manggarai, Thomas Tahir, melakukan giat monitoring ke lokasi usaha ternak babi di Pagal, pada Kamis 10 April 2025.
Paul berkata, usaha pembibitan dan penggemukan ternak babi di UPTD Pagal itu diharapkan menjadi salah satu program pemerintah melalui dinas peternakan Manggarai yang dapat bermuara kepada peningkatan PAD Manggarai kedepannya.
“Tahun 2024 kita ada program pembibitan dan penggemukan ternak babi di UPTD peternakan di Pagal. Dari program ini sebetulnya kita berharap menjadi salah satu upaya yang dapat menjadi kontribusi nyata dalam peningkatan PAD kita”, kata Paul saat diwawancarai wartawan di ruang kerjanya di Kantor DPRD Manggarai, pada Jumat 11 April 2025, pagi.
Hasil monitoring yang dilakukan di lokasi, kata Paul menerangkan, tampak proses pemeliharaan dan penggemukan bibit babi yang ada di lokasi UPTD tersebut berjalan dengan baik dan cukup menjanjikan.

Hal ini, terang Paul, tampak terlihat dari kondisi ternak babi terpelihara dengan sehat. Selain itu, terdapat 72 ekor babi sehat di UPTD itu pun sudah siap dipasarkan.
“Di sana kami menyaksikan ada upaya penggemukan dilakuan dengan sangat baik. Cukup menjanjikan sekali jika dilihat dari kondisi kesehatan ternakan babi yang dirawat”, ucapnya.
Pemasaran jadi Kendala Utama
Walau proses penggemukan dari pembibitan ternak babi di lokasi itu berjalan dengan sangat baik. Namun, terang Paul, para petugas UPTD saat ini masih dihadapkan dengan kendala pemasaran.
“Nah sekarang ini ada sebanyak 72 ekor babi sehat yang sudah siap dipasarkan, tetapi masih ada kendala soal pemasaran dan mereka sedang berupaya saat ini agar puluhan ekor ini secepatnya juga bisa laku terjual”, ungkap Paul.
Adapun salah satu solusi untuk menjawab kendala itu, tutur Paul, yakni dengan membangun koordinasi intens antar pihak petugas UPTD dengan pemerintah desa yang mungkin sedang mencanangkan program pembagian anakan babi untuk para warga desa.

Dengan demikian, biaya perawatan dan pengadaan pakan ternak dapat ditekan sehingga para petugas tidak cukup rugi dengan lamanya proses perawatan atau pemeliharaan.
“Ini yang menjadi kesulitan mereka sekarang itu soal pemasarannya. Karena bagaimana pun, babi ini tetap setiap hari akan diberi pakan, belum perawatan lainnya juga, sehingga beda jika puluhan ekor ini sudah terjual, kosentrasi perawatan mereka berkurang dan tentu pendapatan juga bisa mereka langsung terima”, kata Paul.
Belum lagi, lanjut Paul, soal kendala lain yang dapat direkam ditengah masyarakat kita saat ini, terkait muculnya virus yang menyebabkan ternak babi bisa mati mendadak.
“Memang saya juga sudah coba merekam bahwa masyarakat kita pada takut untuk memilihara babi karena munculnya virus belakangan ini. Misalkan ada di banyak tempat, tiba-tiba babi yang dirawat itu mati. Inilah yang membuat mereka ragu-ragu atau ada ketakutan dari mereka untuk berternak babi, kecuali ini tidak berangsur lama”, terangnya.
Dengan begitu, Paul menyarankan agar petugas lebih sering melakukan sosialisasi sekaligus melebarkan sayap untuk merintis jaringan pemasaran sehingga prosesnya dapat berjalan lancar.
“Saran kami agar para petugas lebih banyak lagi melakukan kegiatan sosialisasi saja kepada masyarakat”, katanya.
Senada disampaikan Wakil Ketua II DPRD Manggarai, Thomas Tahir, yang menyebut bahwa salah satu tujuan dari kunjungan itu untuk memastikan pelaksanaan program pemerintah di lokasi itu, apakah telah berjalan dengan baik.
“Tujuan kami ke lokasi itu salah satunya untuk memastikan apakah program pemerintah daerah ini berjalan dengan baik sebagaimana dituangkan dalam APBD dan LKPJ tahun 2024”, kata Thomas.
Di sisi lain, terang Thomas melanjutkan, tujuan monitoring ini sebagai bentuk kontrol dan pengawasan pelaksanaan program pemerintah daerah oleh lembaga dewan yang mana tidak hanya melihat laporan seperti angka-angka di atas kertas saja tetapi juga harus memastikan secara langsung kesesuaian kondisi yang benar-benar rill di lapangan.
“DPRD yang juga telah mengesahkan anggaran tentu sangat melekat fungsi kontrol dan pengawasan pelaksanaan program itu, bahwa implementasinya di lapangan benar-benar berjalan dengan baik atau tidak”, kata Thomas.
Adapun, aspirasi yang kemudian dikantongi dari suara Fidelis Medi, selaku kepala UPTD Perternakan Pagal dalam kunjungan itu, kata Thomas, terkait perbaikan jalan masuk ke lokasi usaha peternakan yang kini rusak berat dan butuh perbaikan.
“Kepala UPTD juga mengusulkan kepada pemerintah agar akses jalan masuk ke lokasi peternakan itu dapat diperbaiki”, tutup Thomas.
Diwawancara terpisah, Fidelis Medi, selaku kepala UPTD Perternakan Pagal, turut membenarkan hal itu. Ia lalu berterima kasih kepada pihak DPRD Manggarai yang telah berkunjung memonitoring usaha peternakan babi di UPTD Cibal.
“Tentu kami menyampaikan terima kasih kepada bapak ketua dan wakil ketua II DPRD Manggarai yang telah mengunjungi kami untuk melihat secara langsung usaha perternakan di UPTD pembibitan ternak babi di Pagal”, tururnya. (**)
Reporter: Adrianus Paju