RUTENG, BERITA FLORES- Program Water for Women (WfW) dukungan Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia di Kabupaten Manggarai kini tiba di pengujung tahun closing program. Berkat program tersebut, kini kondisi air dan sanitasi di Kabupaten Manggarai tampak membaik.
Hal itu terkonfirmasi lewat capaian Kabupaten Manggarai yang berhasil meraih pilar 1 (Stop Buang Air Besar) dan pilar 2 (Cuci Tangan Pakai Sabun) Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Bersama Pemerintah Kabupaten Manggarai, Plan Indonesia juga berhasil mewujudkan akses air yang berketahanan iklim dan inklusif dengan melibatkan lebih dari 600 kaum muda, lebih dari 1500 perempuan, dan hampir 100 orang dengan disabilitas.
Area Manager Plan Indonesia Semuel Apsalon Niap menjelaskan, sejak tahun 2018 program WfW telah mendampingi 12 sekolah dan 18 puskesmas untuk 60 desa di Kabupaten Manggarai guna meningkatkan layanan air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan berkesetaraan gender.
“Selain itu, Plan Indonesia juga mendorong sanitasi aman melalui Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang telah masuk dalam renja Organisasi Pemerintah Daerah Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (OPD PUPR) tahun 2025,” ujarnya saat serah terima penutupan program kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai yang berlangsung di Aula Hotel Ranaka Ruteng pada Kamis, 5 Mei 2024.
Sementara itu, Bupati Manggarai Herybertus G.L. Nabit mengungkapkan apresiasinya karena program WfW dukungan Plan Indonesia selalu berupaya menciptakan akses air dan sanitasi yang berketahanan iklim dengan seluruh masyarakat termasuk kelompok rentan, yaitu anak-anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas.
“Kabupaten Manggarai memiliki sumber daya air yang cukup, namun sangat penting untuk dikelola dengan baik. Kami berterima kasih dengan program WfW hadir dengan mendorong beberapa hal yang bisa menjadi solusi bagi masalah air di Manggarai ini,” kata Bupati Nabit.
Terpisah, Ketua Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai Sabinus Ngadu membeberkan bahwa selain akses air yang inklusif, dalam menghadapi dampak perubahan iklim kini Forum PSDAT (Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu) yang dibentuk Plan Indonesia di Kabupaten Manggarai tengah fokus melibatkan masyarakat untuk menuntaskan masalah sampah.
“Manfaat yang kami lakukan hari ini akan diterima oleh generasi masa mendatang. Oleh karena itu, kami harap dampak ini tidak hanya dirasakan satu maupun dua golongan saja, semuanya harus bisa merasakannya,” pungkas Sabinus.
Untuk diketahui, selama enam tahun implementasi, program WfW telah memberikan dampak secara langsung pada hampir sembilan ribu orang di Manggarai, termasuk kelompok termarjinalkan yakni perempuan, anak perempuan, orang dengan disabilitas, dan lansia.
Sejak tahun 2018, program WfW juga telah berkontribusi dalam pencapaian lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kabupaten Manggarai.
Penulis: Heri Mandela.