RUTENG, BERITA FLORES- Kepala Dinas PPO (Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga) Kabupaten Manggarai, Fransiskus Gero, memberi semangat hingga mendengar langsung keluhan dari para guru dan siswa di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat melakukan kunjungan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 8 Satarmese Barat pada Sabtu (6/5). Dalam kunjungan itu, ia didampingi oleh Wensislaus Sedan selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai.
Di depan para guru dan siswa, Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional (GMNI) itu menegaskan, kunjungan yang ia lakukan bertujuan untuk memantau langsung proses pelaksanaan Ujian Sekolah, mendengar keluhan, serta masukan dari para guru dan Kepala Sekolah (Kepsek). Sebab untuk memajukan pendidikan di Kabupaten Manggarai, ujar dia, butuh kolaborasi dari semua pihak. “Bukan hanya tugas saya. Tetapi tugas kita semua,” kata dia.
Lebih lanjut pria kelahiran Manggarai Timur itu menjelaskan, saat ini terdapat 85 sekolah SMP di Kabupaten Manggarai yang sedang melaksanakan Ujian Sekolah. Dari 85 sekolah tersebut, urainya, sebanyak 61 sekolah yang masih menggunakan kertas dan pensil dalam melaksanakan Ujian Sekolah. Sedangkan 24 sisanya sudah berbasis online. Diantara 24 sekolah yang berbasis online itu, tambah dia, ada 9 sekolah dalam kota dan 15 sekolah di luar kota.
“Terima kasih untuk Kepala Sekolah, semua guru, dan operator. Kegiatan Ujian Sekolah hari ini berjalan lancar. Terutama di SMPN 8 Satarmese Barat ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Yosep Klemensius Darman selaku Kepala Sekolah SMPN 8 Satarmese Barat, mengaku sangat berbangga, sebab semenjak sekolah itu didirikan pada tahun 2010, baru pertama kali seorang Kepala Dinas hadir memantau langsung proses pelaksanaan Ujian Sekolah. “Saya sudah tanya dengan teman-teman guru yang sudah lama di sini. Sejak didirikan, ini kunjungan pertama kali dari Kepala Dinas. Kalau kunjungan dinas biasa sudah sering. Tapi kunjungan langsung dari Kepala Dinas baru pertama kali,” ujar Kepsek Yosep.
Dalam kesempatan itu Kepsek Yosep menjelaskan, SMPN 8 Satarmese Barat saat ini membutuhkan tambahan 2 ruang kelas dan perbaikan ruang toilet. Sehingga ia berharap kedua masalah itu mendapat perhatian dan diakomodir oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai. “Karena selama ini kelas tujuh terpaksa digabung 40 lebih siswa menjadi satu ruangan. Satu rombongan belajar itu terpaksa menggunakan ruangan perpustakaan. Sehingga perlu dilihat bersama kami dan dinas,” keluhnya.
Selain itu, Kepsek Yosep juga menjelaskan tentang keterbatasan tenaga guru di sekolah itu. Menurutnya, selama ini memang ada banyak guru yang melamar. Tetapi karena anggaran tidak cukup, kata dia, maka tidak bisa menambah guru baru. “Kemudian soal tenaga pengajar. Bahwa di sini masih banyak tenaga honorer. Kalau semua teman-teman yang ikut seleksi P3K sudah dapat SK, berarti sisa 4 orang dari 11, PNS 2 dan P3K jadi 5 orang. Sisa 4 orang honor, yaitu 3 orang guru, satu tenaga pendidikan,” jelasnya.
Sedangkan terkait pelaksanaan Ujian Sekolah di SMPN 8 yang masih menggunakan kertas dan pensil, tegas dia, hal itu terjadi karena keterbatasan peralatan. “Kalau pelaksanaan ANBK kemarin kita lakukan online di sekolah karena sesi itu hanya 15 orang. Kita bisa menjalankan secara online karena kita disini memiliki 10 laptop dan 5 laptop kita pinjam. Tetapi sekarang 41 orang ini serentak, itu kesulitan fasilitas tidak ada,” tutupnya.
Sebagai informasi, usai memantau pelaksanaan Ujian Sekolah di SMPN 8 Satarmese Barat, Kadis PPO kabupaten Manggarai, Fransiskus Gero, melanjutkan kunjungan ke SMPN 7 Satarmese Barat dan SMPN 13 Satarmese Barat.
Penulis: Heri Mandela.