RUTENG, BERITA FLORES – Desa Wae Rebo, Flores-NTT yang terletak pada ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut ini seperti sebuah surga yang berada di atas awan. Untuk bisa mencapai ke kampung ini perlu membutuhkan stamina. Namun, kelelahan saat mengakses ke kampung adat ini terbayar lunas ketika menikmati pemandangan serta isinya yang unik.
Kini, Kampung Adat Wae Rebo yang berlokasi di Desa Satar Lenda, Kacamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai – NTT ini, berhasil meraih juara I Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori Daya Tarik Wisata, Selasa 7 Desember 2021.
ADWI merupakan ajang pemberian penghargaan kepada 50 desa wisata yang memiliki prestasi berdasarkan kriteria penilaian dari Kemenparekraf. Ajang ini bertujuan untuk mendorong desa-desa wisata Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia yang berdaya saing tinggi.
Bupati Manggarai, Herybertus Nabit mengatakan dalam kondisi pemulihan ekonomi seperti sekarang, penghargaan terbaik pada kategori daya tarik wisata ini diharapkan bisa membangkitkan semangat wisatawan untuk mengunjungi Wae Rebo dan Manggarai secara umum.
“Jadi, ada manfaat promosi. Di sisi lain, itu berarti kita ditantang untuk melayani semua kebutuhan wisatawan dengan cara-cara yang lebih baik (manfaat bagi perbaikan tata kelola). Itu berarti, komunikasi dan kolaborasi lintas sektor harus makin digalakkan,” ujarnya.
Menurut Bupati Hery, penghargaan itu bukan segala-galanya, tetapi hendaknya menjadi titik awal bagi percepatan pengembangan Kawasan Wae Rebo. Konsep pengembangan Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk Wae Rebo tidak lagi hanya membangun Kampung Wae Rebo itu sendiri, tetapi menjadi pembangunan Kawasan Wisata Wae Rebo yang meliputi 7 Desa penyangga, yaitu Desa Borik, Satar Ruwuk, Satar Lenda, Wongka, Satar Luju, Ceka Luju dan Nuca Molas.
“Itu berarti pariwisata Wae Rebo harus memberi manfaat juga bagi masyarakat di sekitarnya,” pungkas politisi PDIP Manggarai itu.
Pengembangan kawasan wisata Wae Rebo dapat memberi manfaat untuk masyarakat sekitar, akan menjadi framework Pemkab Manggarai dalam pengembangan kawasan Wae Rebo.
Namun, Framework seperti itu, kata Bupati Hery, membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga butuh sinergi dengan Pemprov NTT dan pemerintah pusat, pemerintah desa, juga pihak swasta dan swadaya masyarakat.
Sebab, Wae Rebo hanya di satu kampung, tidak bisa hanya bangun Wae Rebo saja, tetapi kampung-kampung dan desa-desa sekitar juga harus dibangun, sehingga memberi manfaat bagi Wae Rebo dan mendapat manfaat dari Wae Rebo.
“Misalnya pembangunan infrastruktur jalan di desa-desa sekitar, pembangunan spot-spot wisata, pengembangan sayur-sayuran dan buah-buahan, rempah-rempah, dan souvenir di desa sekitar” tutupnya. (RED).