RUTENG, BERITA FLORES-Bupati Manggarai, Deno Kemelus berpesan kepada Angela Merici G. Adem, seorang mahasiswi luar negeri asal Manggarai untuk belajar baik-baik dan sungguh-sungguh.
“Sehingga nantinya dapat mengabdi untuk kemajuan daerah Manggarai juga untuk kepentingan negara di masa depan,” kata Deno saat menerima kehadiran Angela di ruang kerjanya Kamis, 15 Agustus 2019 lalu.
Angela menemui Bupati Deno bertujuan ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah Kabupaten Manggarai sekaligus berpamitan karena pada 18 Agustus 2019 lalu Angela pergi meninggalkan Indonesia menuju negara Amerika Serikat.
Angela merupakan satu-satunya peserta yang lulus dari Kabupaten Manggarai tahun 2017 lalu untuk mengikuti program Beasiswa S2 dan dibiayai oleh LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Merespon hal itu, Deno mengucapkan rasa bangganya atas penerimaan Angela sebagai satu-satunya orang Manggarai untuk melanjutkan studi S2 di Columbia University, New York, Amerika Serikat.
“Dia (Angela) adalah kebanggaan pemerintah dan rakyat Manggarai. Pergi ke sana tentu untuk menimba ilmu pengetahuan. Diharapkan pulang untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, terutama masyarakat Manggarai,” papar dia.
Menurut Deno, dengan diterimanya Angela untuk menimba ilmu di negeri Paman Sam itu menjadi bukti bahwa putra-putri Manggarai memiliki potensi luar biasa cerdas dan pintar.
“Bagi saya ini merupakan suatu bukti bahwa di Manggarai ini ada banyak potensi anak cerdas dan pintar; tergantung apakah kita memanfaatkan peluang-peluang melalui pemanfaatan teknologi informasi. Ini salah satu bukti bahwa hasilnya sudah ada, dapat beasiswa ke Amerika lagi,” ucap dia.
Ia menambahkan, perutusan Angela ke Amerika ini bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) kemerdekaan RI ke 74 dengan tema “SDM Unggul, Indonesia Maju”.
“Ini contoh SDM unggul dari anak-anak Manggarai sehingga bisa melanjutkan sekolah berkualitas di luar negeri,” papar Deno.
“Tentu saja saya sangat bangga dan berterima kasih kepada keluarga
yang telah mendukung Angela ini untuk bisa melanjutkan sekolah S2-nya di Amerika. Ini motivasi bagi orangtua lainnya untuk terus memberikan dorongan bagi putra-putrinya demi meningkatkan SDM unggul,”
Dalam kesempatan itu, Angela menjelaskan bahwa, banyak hal soal proses seleksi itu dan harapannya ke depan dalam proses perkuliahan nanti.
“Saya ambil jurusan Kebijakan Pendidikan Pa Bupati. Pengumunan
terakhir kelulusan pada Oktober 2017 lalu. Saya memilih Universitas Columbia di New York. Saya berharap bisa selesai tepat waktu,” jelas Angela saat menemui bupati Deno Kamelus.
Dalam pertemuan singkat tersebut, perasaan bahagia tak bisa disembuyikan dari raut wajah mahasiswi itu. Angela menjadi salah satu peserta yang lulus dan mendapatkan beasiswa di Luar Negeri bersama dengan 31 orang lainnya dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Angela, selain rasa bangga namun di sisi lain tentu saja ada tanggung jawab besar karena pembiayaaan pendidikan S2 menggunakan uang negara.
Buah hati dari pasangan Almarhum Gaba Gabriel dan Kristina Jaimun itu memilih untuk melanjutkan pendidikan jenjang S2 karena menyadari bahwa menjadi guru itu tidaklah mudah. Apalagi menjadi seorang pengajar di wilayah terluar Indonesia terutama di NTT. Jurusan Kebijakan Pendidikan menjadi jawaban atas kegelisahannya terhadap kondisi pendidikan di Provinsi termiskin itu.
“Dengan saya mengambil kuliah lagi, saya menyadari bahwa sebagai guru itu tidaklah mudah. Pada saat mengajar, saya sulit menyampaikan bahan ajar yang sesuai. Karena mengajar itu bukan perkara mudah apalagi dengan beban kerja sebagai guru. Oleh karena itu, tidak bisa kalau saya hanya sebagai guru saja. Maka saya harus sekolah lagi untuk bisa membantu mengambil kebijakan untuk membantu orang-orang timur dalam hal pendidikan. Karena pendidikan itu adalah investasi,” terang Angela.
Keinginan untuk melanjutkan kuliah S2 itu, bukan tanpa alasan. Meski sudah meraih gelar kesarjanaan S1 jurusan Matematika pada Universitas Negeri Malang tahun 2016 silam. Ia juga sempat mengabdi di SMAK Santu Stefanus Ketang selama 6 bulan, dirinya merasa penting untuk terus melanjutkan pendidikan pada jenjang S2. Karena itu, dirinya pun berani mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa S2 yang berproses dari Januari sampai April 2017 lalu.
Gadis yang yang lahir pada 27 Januari 1996 saat ini masih terbilang muda, dengan usia 23 tahun. Namun pengalaman menjadi guru Bahasa Inggris Kampung Inggris Pare, Kediri, Jatim selama 5 bulan itu cukup memberinya banyak pengetahuan terutama soal bahasa Inggris. Ia mengisahkan, saat itu dirinya mengajar bahasa Inggris pada anak kuliah atau pun yang lulus kuliah dan ingin melanjutkan pendidikan pada jenjang S2 dan S3.
Ia mengaku, bila dirinya pernah mengalami kegagalan dalam proses seleksi SMP3T tahun 2016 lalu.
“Dari situ ada keinginan muncul. Saya patah hati dengan SM3T dan dari
sanalah saya putuskan untuk lanjutkan sekolah saja,” kisah dia.
Ia juga mengaku, bahkan pernah bercita-cita ingin menjadi seorang dokter, seperti kakak sulungnya dr. Ifon Adem. Namun dirinya gagal. Dia percaya itu bukanlah jalan baginya. Saat mendengar informasi bahwa ia diterima untuk melanjutkan kuliah di luar negeri, ia pun lansung bersujud syukur bahwa itu merupakan jalan terbaik baginya.
Soal kesiapannya menimba ilmu di Negeri asing, ia sudah lama mempersiapkan diri. Apalagi di Negara yang menggunakan teknologi canggih.
“Saya sudah siap untuk hal itu, karena saya mendengar materi pembelajaran akan dishare saja lewat email, online, kemudian ada arena diskusi. Karena mahasiswaya bukan dari satu negara saja, maka bisa saja diskusisnya seputar persoalan negara masing-masing,” papar dia dengan penuh optimis. (TIM/FDS/BF).