RUTENG, BERITA FLORES- Pemerintah Kabupaten Manggarai terus berupaya mengatasi masalah angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan stunting. Sebab berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, tahun 2021 terdapat 12 kasus kematian ibu dan 96 kasus kematian bayi. Lalu tahun 2022 terdapat 7 kasus kematian ibu dan 98 kasus kematian bayi.
Kemudian di tahun 2023 kondisi hingga bulan Mei, terdapat 5 kasus kematian ibu dan 44 kasus kematian bayi. Sedangkan terkait masalah stunting, hasil pengukuran bulan Februari tahun 2023 terkonfirmasi bahwa kasus stunting di Kabupaten Manggarai sebanyak 3.886 balita.
Menyikapi kondisi itu, Maria Yasinta Aso selaku Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Manggarai berkomitmen untuk ikut mengatasi tiga masalah itu. Bagi dia, kondisi itu harus digempur bersama secara konvergensi dan bidan merupakan salah satu profesi yang ikut bertanggung jawab dalam upaya percepatan penurunan AKI, AKB dan stunting.
“Tiga masalah kesehatan ini merupakan isu strategis saat ini, dimana pemerintah pusat maupun daerah tengah melaksanakan berbagai program dan kegiatan untuk penanggulangannya,” ujar Maria saat merayakan HUT ke-72 IBI Cabang Manggarai pada Kamis, (22/6).
Adapun salah satu langkah yang ditempuh IBI cabang Manggarai sebagai bentuk komitmen dalam upaya percepatan penurunan AKI, AKB, dan stunting, yakni dengan cara memperkuat peran dan wawasan para bidan di Kabupaten Manggarai.
“Untuk teman-teman sejawat bidan di seluruh Manggarai, mari satukan langkah dengan penuh semangat untuk bekerja sama, dan sama-sama bekerja dengan tulus ikhlas, mengemban dan mengabdi amanat bangsa,” pinta Maria.
Sementara itu, Fansi Jahang selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai menegaskan, Pemda Manggarai telah secara serius menjadikan masalah kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu problem penting pembangunan.
Sebab itu, Pemda melalui Dinas Kesehatan terus berusaha melakukan berbagai upaya seperti membangun fasilitas kesehatan yang meliputi puskesmas, pustu, dan polindes yang tersebar di desa-desa.
Selain itu, Pemda juga telah memperhatikan distribusi tenaga kesehatan profesional untuk memastikan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan ibu dan anak oleh para bidan.
“Harapannya dengan jumlah bidan yang sudah memadai, dimana setiap desa sudah memiliki lebih dari satu bidan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak,” ujar Fansi di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai saat menghadiri acara HUT ke-72 IBI cabang Manggarai.
Ia pun berharap, bidan sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus menjadi contoh dan teladan bagi profesi kesehatan lainnya.
“Saat ini jumlah bidan di Kabupaten Manggarai sebanyak 1093 orang dengan rincian ASN 268 orang, THL 7 orang, TPPK 516 orang, sukarela murni 118 orang, PTT propinsi 11 orang, dibiayai dari ADD 84 orang, dan dosen 15 orang,” pungkas Fansi.
Penulis: Heri Mandela