RUTENG, BERITA FLORES– Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengunjungi destinasi wisata adat Wae Rebo, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Flores-NTT, pada 2 sampai 3 Desember 2021. Kunjungan ini dalam rangka Anugerah Desa Wisata Indonesia Tahun 2021.
Anugerah Desa Wisata Indonesia merupakan ajang pemberian penghargaan kepada 50 desa wisata yang memiliki prestasi berdasarkan kriteria penilaian dari Kemenparekraf. Ajang ini bertujuan untuk mendorong desa-desa wisata Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia yang berdaya saing tinggi. Wae Rebo menjadi desa terakhir yang dikunjungi Menteri Parekraf.
Menteri Sandi Uno bersama rombongan tiba di Wae Rebo pukul 17.00 Wita, ia disambut dengan ritus adat Manggarai melalui tuak curu. Mantan calon Wapres itu didampingi Stafsus Menparekraf Bidang Pengamanan Destinasi Wisata dan Isu-isu Strategis, Brigjen TNI Ario Prawiseso; Direktur Tata Kelola Destinasi, dan Pariwisata Berkelanjutan, Indra Ni Tua; Dirut BPOLBF, Shana Fatina; Praktisi Parekraf, Hari Sungkari; Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Dr. Zeth Libing.
Kedatangan Sandiaga Uno bersama rombongan diterima langsung oleh Bupati Manggarai Herybertus G. L. Nabit; Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Matias Masir; pimpinan perangkat daerah, para camat, kepala desa, tokoh adat, serta tokoh masyarakat kampung adat Wae Rebo.
Sandiaga Uno kemudian diberikan sarung Songke Todo, dan dikalungi salendang dan topi songke. Setelah itu, tokoh adat menyapa dengan sapaan adat curu sebagai ucapan selamat datang, lalu diantar ke Mbaru Tembong (rumah adat utama) diiringi nyanyian adat (ronda) dan tarian tiba meka. Di Mbaru Tembong, Sandiaga Uno dan rombongan disambut dalam ritus adat kapu.
Selanjutnya, mantan Wagub DKI Jakarta itu diarahkan ke tempat peginapan. Usai makan malam, ia menyaksikan acara adat Mbata di Mbaru Tembong yang dilakukan oleh masyarakat adat kampung Wae Rebo.
Setelah itu, ia mengikuti upacara api unggun sambil menyaksikan tarian Rangkuk Alu yang dipentaskan oleh siswa SMK Negeri 1 Satarmese. Sandiaga Uno dan sejumlah pejabat lainnya termasuk Bupati Manggarai sempat mengikuti tarian Rangkuk Alu, dan disambut tepuk tangan meriah dari masyarakat adat Wae Rebo.
Sandiaga Uno mengaku senang dengan penyambutan luar biasa saat ia tiba di Kampung Adat Wae Rebo, mulai dari pemandangan indah yang memanjakan mata, kearifan lokal dan kelestarian budaya yang baik, sampai pada kuliner.
Wae Rebo Menuju UNWTO
Sandiaga Uno mengaku senang bisa mengunjungi kampung wisata adat Wae Rebo, apalagi ia sempat menginap di destinasi wisata yang ramah lingkungan itu. Berwisata ke Wae Rebo kata dia membutuhkan perjuangan, karena harus berjalan kaki kurang lebih sepanjang 5 kilometer, melewati jalan bebatuan dan setapak yang licin.
”Tentu saja saya sangat merasa bahagia, bukan hanya mengunjungi tapi juga menginap dan merasakan kehangatan penyambutan dari masyarakat yang betul-betul secara tulus, ikhlas ingin mengembangkan dan menyejahterakan masyarakat dengan kearifan lokal dan kelestarian budaya,” ujarnya di hadapan masyarakat adat Wae Rebo.
Sandiaga mengungkapkan dari 50 desa wisata yang telah dikunjunginya, Wae Rebo adalah simbol kebangkitan ekonomi Indonesia. Sebab, masyarakat khususnya anak muda kampung adat Wae Rebo terus berkarya dan berprestasi meski di tengah pandemi Covid-19. Ia berharap agar desa wisata Wae Rebo bisa ikut dalam ajang UNWTO Internasional tahun 2022 mendatang mewakili Indonesia.
Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
Sandiaga Uno berjanji, pihaknya akan memulai melakukan assesment tahun depan di Wae Rebo untuk menjadi world best tourism village atau desa wisata terbaik di dunia dan akan menugaskan Ketua Dewan Juri Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021, Prof. Azril Azahari untuk memberikan pendampingan untuk memastikan desa wisata Wae Rebo bisa memberikan kebanggaan bagi Indonesia.
”Saya nanti akan langsung memerintahkan Prof. Azril dengan Surat Keputusan, agar mulai ditata betul-betul, apa kekurangan atau apa yang harus lebih diangkat, akan kita penuhi. Karena ini kesempatan Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa desa wisata kita betul-betul ramah lingkungan dan berkelanjutan serta memberikan kesejahteraan kepada masyarakat,” beber dia.
Ia justru membayangkan, masa depan pariwisata, seperti destinasi-destinasi seperti Wae Rebo ini. Ia berkomitmen meninggalkan destinasi yang hanya mengumpulkan sampah banyak dan berbondong-bondong, tapi menginginkan destinasi yang berbasis kualitas, dan berbasis lingkungan berkelanjutan.
Dalam mewujudkan Wae Rebo jadi Desa Wisata terbaik di Dunia, salah satu faktor pendukung adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurut Menteri Sandi, SDM harus disiapkan secara masif, untuk memastikan kawasan pariwisata super prioritas Labuan Bajo (yang meliputi 11 kabupaten) tersentuh dengan program pariwisata.
“Saya ingin berikan kesempatan kepada Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, untuk Bang Nadiem turun juga dengan tim khususnya, agar SDM di seluruh Manggarai dan destinasi super prioritas ini bisa kita identifikasi bersama, dan kita akan rakor (rapat koordinasi) segera sebelum akhir tahun bersama Pak Nadiem Makarim,” ujar dia.
Di hadapan Menteri Sandi Uno, Ketua Lembaga Adat Wae Rebo, Frans Mudir mengusulkan kepada pemerintah agar memberikan beasiswa penuh kepada masyarakat adat kampung Wae Rebo yang hendak kuliah ataupun yang sedang kuliah.
“Mewakili masyarakat adat Wae Rebo seluruhnya, demi peningkatan SDM masyarakat, kami mengusulkan kalau boleh anak-anak dari masyarakat Wae Rebo untuk tahun ajaran ini yang masuk kuliah atau yang sedang kuliah untuk mendapat beasiswa penuh,” ungkapnya.
Usulan itu langsung disambut baik oleh Menteri Sandiaga Uno. Ia menegaskan bahwa orang yang mendapatkan beasiswa itu harus kembali untuk mengembangkan destinasi wisata Wae Rebo apabila selesai mengenyam pendidikan atau pelatihan.
“Ini usulan yang baik, langsung saja diusulkan ke Badan Otorita (BPOLBF) untuk diproses, dan nanti akan dipilih tentunya sesuai dengan slot-slotnya dan ini nanti kita namakan beasiswa khusus untuk Wae Rebo. Para sholar (penerima beasiswa) nanti semoga bisa membawa ilmunya kembali, dengan harus ada keterikatan. Mereka haru kembali ke sini untuk melakukan kegiatan yang berdampak kepada masyarakat,” katanya.
Menanggapi hal itu, Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf atas kepedulian dalam pengembangan destinasi wisata Wae Rebo. Ia juga berharap agar cita-cita Wae Rebo menjadi desa wisata terbaik di dunia bisa terwujud.
“Terima kasih, Mas Menteri. Atas nama Pemerintah Kabupaten Manggarai dan masyarakat Manggarai seluruhnya, kami mengucapkan limpah terima kasih atas kunjungan, untuk kesempatan berbagi dengan Mas Menteri dan teman-teman, dari kami tidak ada kata lain selain terima kasih. Dan kami menantikan pendampingan, supaya apapun yang menjadi cita-cita bisa terwujud,” katanya.
Pengembangan Kawasan Wae Rebo
Bupati Manggarai Herybertus Nabit mengungkapkan kunjungan Menteri Parekraf ini dalam rangka penilaian ajang desa wisata yang akan mewakili Indonesia untuk ajang desa wisata internasional. “Intinya pak Menteri mengharapkan supaya kita tetap menjaga keaslian lingkungan alam dari kawasan Wae Rebo ini. Supaya bisa menjadi titik kunjungan dari wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” katanya.
Menurut Bupati Hery, program pemda Manggarai sudah berada di jalur yang tepat, karena mengembangkan wisata budaya. Apalagi, dalam kondisi pandemi Covid-19, wisata yang ideal untuk dikembangkan adalah jenis wisata yang mengedepankan lingkungan, alam yang asri, dan budaya, seperti Wae Rebo.
“Karena kita tidak mengumpulkan massa terlalu banyak, artinya kita tidak mengarah lagi pada mass-tourism atau pariwisata berciri masal tapi kita mau wisatawan yang datang adalah wisatawan dalam jumlah atau kelompok kecil, untuk menjamin kelestarian lingkungan terutama dalam situasi pandemi Covid-19,” katanya.
Kunjungan Kemenparekraf juga, kata Bupati Hery, adalah untuk melihat tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam mewujudkan Wae Rebo sebagai desa wisata terbaik di dunia. Supaya pemerintah pusat bisa mencarikan solusi.
“Seperti yang kita tahu tadi pak Menteri sudah menawarkan pendampingan bagi desa wisata Wae Rebo. Pendampingan itu untuk memenuhi supaya pelayanan kita di Wae Rebo ini memenuhi standar-standar yang ditetapkan atau diinginkan wisatawan, baik domestik maupun internasional. Kita sebagai Pemerintah daerah Manggarai, tentu sangat berterima kasih dengan tawaran-tawaran seperti itu,” pungkas dia.
Kepada Menteri Sandiaga Uno, Bupati Hery Nabit juga mengusulkan pengembangan kawasan wisata Wae Rebo. Bahwa bukan hanya mengembangkan spot Wae Rebo, tapi kawasan Wae Rebo yang terdiri dari 6 desa di sekitar termasuk Desa Satar Lenda, seperti Desa Borik, Satar Luwuk, Latar Luju, Ceka Luju, Wongka, dan Nuca Molas.
“Kita mau ada Wae Rebo di titik tengahnya, desa-desa sekitar akan menunjang pengembangan pariwisata Wae Rebo. Di situ kita akan bicara infrastruktur, kekhasan masing-masing desa, atau apa yang bisa diproduksi oleh masing-masing desa,” terang politisi PDIP Manggarai itu. (PROKOPIM MANGGARAI/RED).