LABUAN BAJO, BERITAFLORES –Sebuah tim independen yang berfokus pada bidang seni, budaya dan pariwisata bakal menggelar Bajo Dance Festival 2025.
Festival ini merupakan ajang pertemuan antara seniman lokal dan internasional dalam merayakan keberagaman budaya di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Festival tari berskala internasional yang menggabungkan Afro Latin Dance seperti salsa, bachata, kizomba dengan budaya lokal Flores- NTT ini akan berlangsung di Paradise Bar dan Puncak Waringin Labuan Bajo pada 23-26 Oktober mendatang.
Regina Ongkor, Founder Bajo Dance Fest 2025 berkata festival ini bertujuan mempromosikan keindahan alam dan budaya Labuan Bajo kepada dunia.
“Melalui Bajo Dance Fest, kami ingin menunjukkan bahwa Labuan Bajo bukan hanya destinasi wisata alam, tetapi juga ruang pertemuan budaya dunia,” ungkap Regina.
Ia berkeinginan bahwa setiap peserta dan pengunjung merasakan harmoni antara keindahan alam, kehangatan masyarakat, dan semangat global yang berpadu di satu panggung.
“Tujuan lain juga menggerakkan perekonomian lokal melalui seni dan pariwisata serta membangun kolaborasi budaya antara komunitas internasional dan masyarakat lokal,” ujarnya.
Regina berkata kegiatan ini memiliki visi yaitu menjadikan Indonesia, khususnya Labuan Bajo, sebagai destinasi budaya dan wisata kelas dunia dengan menghadirkan pengalaman baru yang menggabungkan budaya internasional dan kekayaan lokal NTT.
Dengan misinya, kata dia, kegiatan ini akan memperkenalkan Labuan Bajo ke dunia melalui format event komunitas dan dokumentasi kreatif.
Selain itu menjadikan event budaya sebagai jembatan untuk mendorong pariwisata lokal, juga menghubungkan komunitas internasional dengan destinasi unggulan di Indonesia.
“Dengan kegiatan ini dapat mendorong kolaborasi kreatif yang berdampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal,” tuturnya.
Festival ini akan menggelar beberapa jenis acara, di antaranya social dance session dengan kolaborasi penari Afro Latin dan lokal, workshop terbuka yang di dalamnya diadakan kelas tari bersama guru profesional.
“Workshop ini tentunya terbuka untuk umum,” kata Regina.
Selain itu, kegiatan lainnya adalah perjalanan budaya ke destinasi unggulan seperti Pulau Komodo, Pulau Padar, Pink Beach, Goa Batu Cermin, dan Puncak Waringin.
Acara lain juga ialah sunset performance di Puncak Waringin. Dalam acara ini akan melakukan pertunjukan tarian tradisional dan zumba.
“Sementara acara terakhirnya gala dinner dan closing performance dengan perayaan penutup dan apresiasi peserta,” ungkapnya. (**)
Laporan: Adrianus Paju






