RUTENG, BERITA FLORES- Yayasan Ayo Indonesia dan Yayasan Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indonesia menjalin kerja sama untuk memperkuat literasi digital bagi pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang tergolong penyandang disabilitas di Kabupaten Manggarai.
Komitmen kolaborasi tersebut ditandai dengan pelaksanaan kegiatan bertajuk ‘Launching Pusat Literasi Digital bagi Pengusaha UMKM Kabupaten Manggarai’ yang berlangsung di Aula Kantor Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja (Diskopnaker) Kabupaten Manggarai pada Rabu siang, 15 Mei 2024.
Koordinator Program Yayasan Ayo Indonesia Jeri Santoso mengatakan, konsen utama dari kolaborasi itu adalah membahas isu mata pencaharian bagi kaum penyandang disabilitas. Sebab selama ini kaum penyandang disabilitas sangat sulit mengakses pekerjaan formal.
“Makanya kenapa kita tidak bisa memaksakan mereka melamar kerja ke perusahaan ini, perusahaan itu, dan segala macam. Selama batasan itu masih ada, yah kita cari alternatif lain memberdayakan mereka dengan pekerjaan-pekerjaan informal wirausaha,” ujar Jeri.
Jeri mengungkapkan, selama ini pihaknya telah mendampingi 35 orang penyadang disabilitas beserta para pengasuhnya sehingga usaha mereka berkembang sangat baik.
Ke depannya, sambung Jeri, serangkaian kegiatan akan berkonsen pada peningkatan kapasitas dan kesadaran tentang enterprenuership bagi kaum penyandang disabilitas.
“Ini berangkat dari orang-orang yang belum punya cukup kapasitas tentang enterprenuership. Beberapa kegiatan dan pelatihan ke depan akan dibuat sampai dengan pembentukan unit layanan disabilitas ketenagakerjaan. Sampai akhirnya nanti teman-teman betul-betul berdaya dan bisa mandiri secara ekonomi,” imbuhnya.
Sementara itu, Division Diversity Equity Inclusion Workstream (DEI) Yayasan NLR Indonesia Fahmi Arizal mengungkapkan bahwa peran masyarakat sipil adalah berkontribusi dan mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab pemerintah tidak bisa bekerja sendiri di dalam ruang lingkup Indonesia yang begitu luas.
Ia menegaskan, banyak sekali kenyataan kerja di lapangan yang belum bisa dilakukan sepenuhnya oleh tim pemerintah maupun melalui peran Yayasan NRL Indonesia serta organisasi serupa.
“Adalah mengisi kekosongan tadi, mendorong akselerasi, sehingga akhirnya pemerintah dan masyarakat itu harus sama-sama memenuhi kewajibannya untuk memberikan pelayanan publik yang setara untuk semua, termasuk yang penyandang disabilitas,” ungkap Fahmi.
Kehadiran NLR Indonesia, lanjutnya, bertujuan untuk memberikan dukungan dan mendorong akselerasi atau percepatan. Apa lagi telah terbit UU Nomor 8 Tahun 2016 yang membahas tentang bagaimana mewujudkan hak-hak kaum penyandang disabilitas.
Terkait komitmen mendukung gerakan kolaborasi literasi digital, Fahmi menegaskan bahwa Yayasan NRL Indonesia akan bergerak jika memiliki data yang cukup dan memiliki informasi yang lengkap tentang berbagai kebutuhan konkret bagi kaum penyandang disabilitas di daerah Manggarai.
“Rencana kami di tingkat nasional, kami akan bergerak dengan kementrian terkait, kemarin kita sudah coba lihat akses ada di Kemenkop dan terus yang lain kami sudah bangun,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas (Kadis) Diskopnaker Kabupaten Manggarai Diki Jenarut menjelaskan, pihaknya menyambut baik program kolaborasi tersebut. Apa lagi Diskopnaker memiliki Unit Layanan Disabilitas (ULD) sehingga program kolaborasi yang dilakukan sejalan dengan arah itu.
Sebagai dinas yang mendampingi dan membina pelaku-pelaku UMKM, ia berharap semua semua pihak pelaku UMKM dapat memanfaatkan wadah kolaborasi kali ini untuk belajar semua hal tentang dunia wirausaha.
“Kita dari dinas dan lembaga lain, termasuk masyarakat akan bantu pemasaran produk mereka nantinya,” tandas Diki.
Penulis: Heri Mandela