RUTENG, BERITA FLORES – Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) ke-40 yang jatuh pada 3 Desember 2021, Kensorsium Difabel Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar seminar, lomba membuat konten youtube dan toko online (online shop).
Kegiatan ini digelar secara virtual dimulai sejak pukul 09.07 WITA di SLB Negeri Tenda, Kota Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai pada Sabtu, 11 Desember 2021. Kegiatan ini didukung dan difasilitasi oleh Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia. Dari pantauan wartawan, sejumlah peserta kegiatan di sekolah itu menerapkan protokol kesehatan dan setiap peserta dilakukan rapid antygen sebelum memasuki ruangan kegiatan virtual.
Perwakilan BTPK Konsorsium Difabel Kabupaten Manggarai, Aloisia Dahlia Putri Kung, S.Pd mengatakan, seminar ini dilaksanakan dalam rangka merayakan HDI (Hari Disabiltas Internasional) tahun 2021, yang seharusnya digelar pada 3 Desember 2021 lalu.
“Karena banyak teman-teman yang sibuk pada waktu itu jadi kami sepakat untuk melakukan kegiatan pada hari ini. Dalam memperingati HDI, kami melakukan berbagai kegiatan seperti melakukan lomba buat konten youtube, lomba membuat toko online, dan lomba menulis,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela kegiatan seminar virtual di SLB Ngeri Tenda Sabtu, 11 Desember 2021.
Lilis begitu ia akrab disapa menjelaskan, pihaknya menggelar perlombaan membuat konten youtube bertujuan agar peserta juga bisa belajar untuk menjadi youtubers profesional, dan youtube ini sudah menjadi tren saat ini. Begitu juga dengan toko online, karena saat ini bisnis starup sudah menjadi tren dan gaya hidup generasi saat ini.
“Lagi tren juga orang belanja online supaya teman-teman juga ada motivasi untuk jual barang online, sementara kalau untuk yang lomba menulis kita hanya fokus tentang sanitasi lingkungan,” jelas dia.
Guru SLB Negeri Tenda Ruteng itu menguraikan, pada kesempatan ini pihaknya juga menggelar seminar secara virtual bertajuk “Pengaruh Pola Asuh dan Kesehatan Lingkungan Terhadap Perkembangan Anak Disabilitas Menuju Masyarakat Manggarai Inklusif”.
Lilis berharap, semoga audiens bisa mendapatkan pengetahuan dari materi seminar hari ini, bukan hanya itu mereka juga bisa mendiskusikan dengan orang lain. Hal ini salah bentuk pembuktian diri bahwa teman-teman difabel juga bisa membuktikan diri bahwa mereka juga bisa melakukan sesuatu yang penting.
“Prinsipnya kita beri kesempatan untuk mereka dan kita harus dorong sesuai dengan apa yang dia butuhkan,” terang guru difabel itu.
Pemateri sekaligus perwakilan orangtua Difabel, Laus Hendrikus dalam pemaparannya menjelaskan, pola asuh orangtua sangat penting untuk mendidik anak-anak difabel. Pola asuh orangtua adalah cara yang dilakukan oleh orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak sejak lahir dengan memberikan pengetahuan dan nilai-nilai yang dianggap penting agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya.
“Tujuan pola asuh orangtua terhadap anak itu, untuk memberikan motivasi bagi anak, mengubah sikap dan tingkah laku, pengetahuan, dan nilai-nilai yang dianggap tepat,” ungkap Laus Hendrikus dalam seminar virtual yang diikuti puluhan peserta itu.
Ia menambahkan, manfaat pola asuh itu seperti, hubungan anak dan orangtua semakin kuat, komunikasi orangtua terjaga rapih, tumbuh kembang anak menjadi lebih baik, dan optimal, mendeteksi kelainan pada tumbuh kembang anak, berkurangnya perilaku buruk pada anak, membantu anak mencari solusi permasalahan yang lebih positif dan meningkatkan harga diri dan kebahagiaan anak.
Pola Asuh Anak Disabilitas
Pertama, mampu merawat orangtua harus mampu menerima dan merawat anak disabilitas sebagaimana mestinya. Dalam merawat anak disabilitas diperlukan perhatian keluarga yang intensif dan pantau terus kesehatan anak.
Kedua, orangtua mampu melatih anak disabilitas agar mereka dapat mengembangkan kemampuan dalam kreativitas, agar anak dapat mengerti mana yang baik, buruk, mana yang boleh dilakukan, dan yang tak boleh dilakukan.
Ketiga, orangtua yang memiliki anak disabilitas harus mampu mendidik anak mereka atau memasukkan anak disabilitas ke sekolah berkebutuhan khusus agar anak dapat meningkatkan kemampuan diri dapat bersosialisasi dengan banyak orang serta dapat juga bermanfaat bagi masyarakat luas.
Menanggapi hal itu, salah satu peserta seminar tersebut, Getrudis Hadia sekaligus pendamping Pertuni mengatakan, dirinya mendapatkan pengetahuan penting tentang Pengaruh Pola Asuh dan Kesehatan Lingkungan Terhadap Perkembangan Anak Disabilitas meski sempat mengalami gangguan jaringan dalam seminar virtual tersebut.
“Kami mendapat pengetahuan penting dalam seminar ini, meskipun saat zoom tadi sempat gangguan jaringan,” ujarnya kepada wartawan di SLBN Tenda di sela-sela kegiatan seminar virtual Sabtu, 11 Desember 2021.
Dalam seminar ini, penyelenggara juga menghadirkan Provincial Coordinator Project WfW Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia, Juliani F. Talan. Ia mengatakan pelaksanaan lima pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) harus melibatkan seluruh elemen masyarakat.
“Agar kita memperhatikan masyarakat Manggarai apakah melaksanakan lima pilar STBM mulai dari pilar satu sampai pilar kelima. Sampah apakah sudah dikelola secara baik atau tidak, dan pengamanan limbah. Teman-teman difabel masuk juga dalam anggota AMPL,” ujarnya.
Juliani menjelaskan, dalam setiap pembangunan harus melibatkan masyarakat itu sendiri antara lain, masyarakat bergerak, mulai dari pendataan, sistem kelembagaan yang baik. Terutama dalam isu disabilitas, agar semua elemen masyarakat didorong untuk memutuskan stigma negatif tentang kaum disabilitas.
“Saya berharap kegiatan seminar ini bisa berhasil karena secara bersama kita bekerja. Ke depan kita berharap agar masyarakat yang inkusi sehingga menjadi Kabupaten Manggarai yang Inklusif,” pungkas dia.
Dari pantauan wartawan di lokasi, kegiatan tersebut tetap mematuhi protokol kesehatan. Semua peserta yang mengikuti seminar dan pemateri menggunakan masker juga rapid antygen sebelum masuk ke ruangan seminar.
Adapun jumlah peserta seminar yang ikut mendaftar sebanyak 60 orang, sementara yang mengikuti zoom meeting, dalam memperingati HDI tahun 2021 hanya sebanyak 32 orang. Puluhan peserta seminar virtual tersebut berasal dari berbagai elemen antara lain, perwakilan tunanetra, disabilitas, non disabilitas, dan perwakilan Rumah Sakit Cancar Santu Damian. (RONALD HABE/RED).