BORONG, BERITA FLORES – Langit cerah. Biru. Itu di langit antara Kota Komba dan Elar Selatan. Pagi itu di tanggal 28 Apil 2018. Bentangan alam yang landai dan berbukitan membangkitkan semangat kecintaan terhadap tanah tumpah darah, nucalale. Sawah, cengkeh, kopi, kemiri nyaris memenuhi setiap tebing. Lembah hijau nan indah.
Rombongan tim Paket ASET (pasangan calon Agas Andreas, SH., M.Hum dan Drs. Jaghur Stefanus) seakan disuguhkan nyanyaian dan pesona alam Manggarai Timur yang menawan. Saat itu perjalanan Paket ASET menuju natas Watu, Desa Golo Wuas, Elar Selatan. Masyarakat menyambut ASET dengan keda r’wa-wisi nepe, kepok sudung dan kepok tiba. Jawaban atas setiap kepok dan ritual adat tentu tidak boleh hanya dijawab dengan ucapan “terima kasih!”. Jawabannya mesti menggunakan bahasa lokal (Manggarai) dan cenderung metaforis. Itu baru disebut berbudaya.
Tua teno gendang Watu, bapak Victor Dagus, menyapa ASET dengan sambutan budaya yang hangat. Gong dibunyikan sebagai tanda kehadiran ema Paket ASET di natas gendang.
Kampanye dan orasi pendidikan politik diselenggarakan di natas gendang di Watu. Bercermin pada falsafah “natas bate labar”, politik pun dinikmati sebagai “bermain” untuk meraih simpati masyarakat. Berpolitik pun menjadi seni yang menyenangkan. Masyarakat Watu pun menikmati seni berorasi para tim ASET dan calon wakil bupati Drs. Jaghur Stefanus. Panas terik dan rasa lapar nyaris tak terasa. Mungkin saja, mereka sedang haus akan pendidikan politik yang rasional dan santun.
Tepuk tangan meriah dan acungan jempol terasa menjadi doping psikologis untuk Paket ASET. Tentu itu juga buat semua pendukung dan sahabat ASET yang hadir. Semua senang, semua bahagia. Semua pasti ingin ASET menang dalam Pilkada Manggarai Timur (Matim) tahun 2018. Gelegar salam dan yel-yel Paket ASET seakan hendak menggugurkan daun pohon besar yang tumbuh di tengah natas Watu. ASET, menang! Paket ASET, nomor 1! Manggarai Timur, jaya!
Salam ASET pun dilantunkan saat melepas rombongan ASET meninggalkan lembah Golo Sipi dan gunugn Mbak. Mobil terus bergerak bersamaan dengan awan putih terus bergerak ke arah barat. Acungan jempol terus diarahkan kepada rombongan di sepanjang jalan. Masyarakat Elar Selatan menaruh simpati penuh pada ASET. Persisnya, wura/seki-embo/nusi sedang membuka jalan bagi ASET untuk mencapai tujuan politik.
Tibalah di dusun Langga, Desa Golo Wuas pada pukul 13.20 WITA. Seperti biasa, sambutan kepok sundung dilakukan kepada Drs. Jaghur Stefanus dan rombongan ASET. Kemah sudah disiapkan. Bentangan terpal harus memotong jalan. Tikar diletakan di atas jalan. Masyarakat pun memadati kemah sederhana di dusun Langga.
Di dusun Langga, calon wakil bupati Drs. Jaghur Stefanus di-selek secara adat di rumah bapak Benedikus Par (anak wina ele bapak Jaghur Stefanus).
Masyarakat Langga juga sangat antusias terhadap ASET. Pekik suara para ibu tampak begitu bahagia ketika mendengar calon wakil bupati Drs. Jaghur Stefanus memberikan materi politik dengan metafora bernuansa canda. Tatapan para bapak tampak juga sangat antusias. Riuh tepuk tangan pun menjadikan suasana kampanye semakin semarak.
Kepok po’e harus mengakhir pertemuan tatap muka kampanye ASET di dusun Langga. Rombongan ASET harus melanjutkanperjalanan menuju kampung Joreng. Di sana, masyarakat Nio, Angin dan Joreng sudah menanti penuh harap. Mereka berharap, “ema” ASET sekali lagi hadir di tempat itu. Bulan September 2017, Drs. Jaghur Stefanus sudah pernah disambut di Nio.
Langit Nio sudah samar-samar. Tiba di Nio, Drs. Jaghur Stefanus disambut dengan acara adat. Kepok sundung. Dua putri kecil yang sangat cantik mengkalungkan selendang khas Rajong kepada calon wakil bupati Paket ASET itu. Dari natas Nio, masyarakat dan rombongan ASET berjalan kaki berarakan menuju kampung Joreng. Pada ketinggian kampung Joreng, tampak dari kejauhan menara gereja Mamba menjulang menatap langit.
Ratusan masyarakat Nio, Angin dan Joreng berkumpul di kampung Joreng. Mereka sangat antusias mendengarkan orasi dan pendidikan politik. Saat itu, bapak Thomas Nggo dan Drs. Jaghur Stefanus berorasi secara baik. Tak ada sedikit pun kelelahan tampak dari “timre” suara para orator tersebut. Sementara, ratusan masyarakat mendengar dengan saksama.
Di Joreng, tim desa-nya terdiri dari anak-anak muda yang gesit, berani dan cerdas. Mereka-lah yang mengkoordinir acara kampanye politik Paket ASET di Joreng. Sementara pemudi dan para ibu berkerja sama menyiapkan hidangan untuk semua yang hadir.
Waktu sudah menujukan pukul 19.00 lewat. Rombongan tim ASET harus melanjutkan perjalanan menuju kampung Lando Pau’a, Desa Mosi Ngaran. Setelah kepok po’e, tim ASET berpamitan kepada masyarakat Nio, Angin dan Joreng. Karena masyarakat Nio, Angin dan Joreng berkomitmen memenangkan ASET, saat itu master of ceremony-nya berpesan agar ASET tidak seperti “kacang lupa kulit”. Sebab, masyarakat Nio, Angin dan Joreng sudah menjadi “kulit kacang” yang setia menjaga “biji kacang” yang adalah Paket ASET.
Dari Joreng, perjalanan menuju Lando Pau’a sangat jauh. Tim ASET harus menuruni lembah melewati Ngarit, mendaki tebing Lengor, lalu menurun sampe ke Cabang Lima, lalu melewati Desa Sipi menuju kampung Lando Pau’a, desa Mosi Ngaran.
Tiba di Lando Pau’a, masyarakat sudah menunggu. Sarung dan jacket sudah melapisi tubuh mereka sebab cuaca sangat dingin di sana. Senyum gae natar Rafael Sambi pertanda ada kehangatan menyabut ASET. Setelah ritual kepok kapu dan selek kepada Paket ASET dilakukan di dalam rumah. Lalu, rombongan tim ASET diarahkan ke tenda di natas kampung. Masyarakat sudah berkumpul di situ. Beberapa lagu khas ASET didengarkan sembari “minum air” (minum kopi atau teh) bersama-sama.
Anggota DPRD Manggarai Timur Fraksi PAN, Herimias Dupa, M.Si hadir saat itu untuk memberikan pendidikan politik khas Paket ASET. Tekanannya, politik yang santun, tolak politik uang dan intimidasi dalam Pilkada Manggarai Timur 2018.
Sementara itu, Drs. Jaghur Stefanus juga menghimbau kepada masyarakat desa Mosi Ngaran yang hadir, “kalau pilih Paket ASET jangan mengejek paket lain; kalau pilih paket lain, jangan ganggu Paket ASET”. Kesantunan politik selalu ada pada sikap saling menghargai dan menghormati setiap perbedaan pilihan politik.
Cuaca Lando Pau’a yang dingin ternyata tidak melemahkan pilihan masyarakat desa Mosi Ngaran untuk mendengarkan orasi pendidikan politik. Kesetiaan mendengarkan merupakan keutamaan publik atas pilihan politiknya sendiri. “Aset” politik publik itu ada pada kesetiaannya mengikuti pilihan politiknya.
Setelah makan malam, rombongan tim ASET pulang. Di ujung kepok po’e, ada harapan bahwa ASET Nomor 1 akan selalu tinggal dan menetap di hati dan ingatan masyarakat desa Mosi Ngaran. Pesannya, “tehok neka remo, kakor neka talo”. (AL/FDS/BEF).