Kupang, Berita Flores – Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) menilai keputusan PDI-P menetapkan pasangan Marianus-Emi pada pilgub NTT 2018 sudah tepat.
“Bagi sebuah partai sekelas PDI-P, tentu keputusan DPP dimaksud telah melalui berbagai pertimbangan yang rasional dan terukur,” tegas Koordinator TPDI Petrus Selestinus kepada wartawan melalui siaran pers Jumat, 22 Desember 2017.
Karenanya, menurut dia, pro kontra kader-nonkader terkait keputusan PDI-P yang sudah dideklarasikan itu, sesungguhnya merupakan hal yang sangat naif untuk dipersoalkan.
Keputusan PDI-P kata Petrus harus diterima meskipun sakit dan mengecewakan kader. Namun pilihan ini merupakan konsekuensi logis dari sebuah partai politik yang sudah memiliki sistem dan mekanisme yang baku.
“Apalagi pertimbangannya tidak semata-mata pada soal kuantitas kursi di DPRD, tetapi lebih kepada bagaimana merajut kebersamaan dalam menjaga NKRI, Pancasila dan, Bhineka Tunggal Ika (empat pilar bangsa),” ucapnya.
Petrus menilai keputusan PDI-P sudah sangat tepat, karena demi menyelamatkan kepentingan yang lebih besar bagi NTT dan bagi Bangsa Indonesia kedepan. Maka Keputusan PDIP-PKB di satu pihak dan partai Golkar-Nasdem di pihak yang lain, harus dipandang secara objektif dengan melihat sejarah politik pilkada DKI Jakarta.
“Di mana partai PDIP, Golkar, PKB, NasDem, Hanura, dan PKPI secara konsisten berada pada barisan yang mengawal dan mempertahankan empat pilar bangsa dari upaya kelompok radikal yang mencoba menggantikannya dengan ideologi khalifah,” cetusnya.
Petrus menambahkan bahwa substansi dari langkah PDI-P dalam mendukung Marianus Sae sebagai Bacagub semata-mata demi kepentingan NTT dan negara yang lebih luas. Sebab Marianus Sae terbukti sebagai salah satu bupati yang sukses membangun kabupaten Ngada.
Dengan demikian, pertimbangan pragmatis dan sempit bahwa Bacagub harus dari kader partai sendiri harus ditinggalkan, apalagi realitasnya hampir semua partai politik mengalami krisis kader dan krisis pemimpin dari kader partai.
Untuk diketahui, Marianus Sae adalah bupati Ngada dua periode dan kader partai PKB yang memiliki 5 kursi di DPRD provinsi NTT, sementara Emi Nomleni kader PDIP dengan modal 8 kursi DPRD provinsi NTT. (Nal/Beritaflores).