Ruteng, Berita Flores – Puluhan mahasiswa dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng melakukan unjuk rasa di depan Polres Manggarai. Mereka mendesak Polres Manggarai untuk mengusut tuntas kasus korupsi di Manggarai dan Manggarai Timur.
Aksi yang dimulai pukul 10.30 awalnya berlangsung kondusif. Para aktivis PMKRI berganti-gantian menyampaikan orasinya. Mereka membawa atribut PMKRI yakni ; bendera, serta poster yang bertuliskan Stop Konspirasi.
Para aktivis PMKRI menggunakan sebuah mobil pick up untuk mengangkut peserta aksi. Sejumlah aktivis kemudian berdiri diatas mobil itu untuk menyampaikan aspirasi mereka.
Semakin lama orasi mahasiswa semakin panas dan polisi menjadi represif dalam menindak mahasiswa. Karena mahasiswa meneriaki “Dimana Otak Polisi” lalu aktivis yang lain menjawab “Otak Polisi ada di pantat”
Akibat dari teriakan mahasiswa itu memancing kemarahan sejumlah aparat kepolisian yang berjaga di lokasi. Polisi yang marah mendengar teriakan mahasiswa, kemudian naik ke mobil pick up tersebut dan menarik aktivis PMKRI.
Berdasarkan pantauan Beritaflores.com beberapa oknum anggota kepolisian Polres Manggarai mengayunkan pukulan ke bagian kepala seorang aktivis. Korban pemukulan diketahui bernama Servas Jemorang yang juga orator pada aksi tersebut.
Meski mendapat perlakuan kasar, mahasiswa tetap melanjutkan aksi mereka di depan Polres Manggarai.
“Banyak kasus dugaan korupsi yang mengendap di Polres Manggarai dan tidak ditindaklanjuti,” ungkap Servas Jemorang dalam orasi pada Hari Anti Korupsi Sedunia itu.
PMKRI menuntut agar dituntaskannya berbagai kasus korupsi yang mandek ditangani Polres Manggarai.
“Kami menuntut agar dituntaskannya kasus korupsi di Manggarai Timur. Dugaan korupsi di Distanak Matim senilai Rp 4,9 Miliar tahun 2012. Hingga kini, penanganan kasus tersebut belum jelas,” tegas Servas.
Kondisi pun semakin ricuh, hingga beberapa orang mahasiswa hampir jatuh di badan jalan karena dorongan keras beberapa oknum polisi. Aktivis PMKRI yang lain pun mendapat perlakukan kasar.
Tak hanya itu, belasan personil kepolisian membubarkan secara paksa aksi tersebut. Mahasiswa pun melanjutkan aksi mereka di depan kantor bupati Manggarai. (KH/RT/BF)