RUTENG, BERITA FLORES — Komandan Kodim (Dandim) 1612 Manggarai, Letkol Inf Rudy M Simangungson telah menaklukkan medan berat menuju Kampung Lada, Desa Rura, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, Flores-NTT pada Sabtu, 2 Maret 2019.
Letkol Rudy mengunjungi kampung Lada bertujuan untuk meninjau langsung kegiatan pembukaan jalan baru dari Desa Watu Baur menuju Desa Rura sebagai tempat kegiatan program Tentara Manunggal Mambangun Desa (TMMD) 104.
Topografi menuju kampung itu tampak cukup menantang, ekstrem, serta penuh rintangan. Betapa tidak, akses ke sana harus melalui dataran rendah, perbukitan, jalan berlubang, berlumpur, hingga melewati arus sungai.
Kondisi ini tak menyurutkan semangat Komdan Kodim 1612 Manggarai itu. Ia pun berani menaklukkan jalan menuju Kampung Lada, sebagai lokasi kegiatan program TMMD 104.
Akibat medan berat menuju lokasi itu, ban mobil ditumpangi Dansatgas TMMD Kodim 1612 Manggarai ke-104 pun pecah di tengah jalan. Bahkan, beberapa kali ban mobil rombongan Letkol Rudy juga terselip di jalan berlumpur.
“Yang saya rasakan saat ini adalah sudah dirasakan bertahun-tahun oleh masyarakat Desa Watu Baur dan Desa Rura Kecamatan Reok, dulunya jalan setapak yang tidak bisa dilalui,” kata Letkol Rudy.
Lokasi Desa Watu Baur ini terletak di perbatasan antara Desa Robek, Desa Rura, dan Kelurahan Wangkung sedangkan Lada merupakan kampung terisolasi serta jauh dari Reo ibu kota Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai.
Selama ini, warga Lada jika hendak menuju ke Desa Watu Baur dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dalam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Pengendara terpaksa melewati jalan lama. Jaraknya pun cukup jauh.
Sementara dari Desa Watu Baur menuju Kota Reo ditempuh dengan waktu kurang lebih 24 menit menggunakan kendaraan bermotor.
Untuk itu, Program TMMD Kodim 1612/Manggarai bekerja sama dengan pemerintah setempat, rute tersebut nantinya bakal semakin mudah diakses kendaraan.
Kepala Desa Watu Baur, Albinus Lambo mengaku, warganya selama ini mengalami kesulitan bila menuju Desa Rura. Warga pun, kata dia, harus berputar melewati jalan lama. Jaraknya sangat jauh.
Jika harus melewati jalan yang saat ini sedang dikerjakan oleh TNI, maka warga harus berjalan kaki. Karena kondisinya masih jalan setapak serta melewati kawasan hutan.
”Kini setelah ada program pemerintah dan TNI membuka jalan, maka tidak lagi merasa kesulitan,” ujar Kades Albinus.
Dia menilai, infrastruktur jalan merupakan instrumen terpenting dalam setiap aktivitas masyarakat. Tanpa jalan raya, usaha di bidang pertanian dipastikan mengalami kesulitan. Jalan di desa sangat penting untuk memajukan perekonomian warga. (NAL/BEF).