RUTENG, BERITA FLORES – Peran yang paling strategis dalam membangun kesejahteraan keluarga adalah perempuan.
Mereka tidak hanya sebagai pendamping suami atau pengasuh anak, perempuan juga menjadi pengelola keuangan yang menentukan arah stabilitas rumah tangga. Banyak persoalan muncul bukan semata karena kurangnya rezeki, tetapi akibat minimnya literasi dalam mengelola keuangan.
Hal itu disampaikan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Manggarai, Veny Paput, saat membuka workshop literasi keuangan bagi 67 anggota DWP di Aula Rana, Kantor Bupati Manggarai, Senin (1/1/2025) kemarin.
Kegiatan yang bertajuk “Perempuan Hebat, Melek Finansial” ini digelar untuk memperkuat kapasitas perempuan dalam pengambilan keputusan finansial yang cerdas dan berkelanjutan.
Veny menegaskan bahwa perempuan perlu memahami perencanaan keuangan, investasi, hingga kemampuan membedakan kebutuhan dan keinginan, agar mampu mengelola pendapatan keluarga secara lebih bijak.
Ia menilai literasi keuangan bukan sekadar soal menabung atau berhemat, tetapi juga membangun pola pikir yang berpihak pada masa depan keluarga.
“Melalui workshop ini, kita belajar merencanakan keuangan, memahami investasi, serta membedakan kebutuhan dan keinginan. Harapannya, setiap materi bisa disimak dengan baik dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Veny.
Ia menambahkan, perempuan yang melek finansial mampu melindungi keluarganya dari utang konsumtif dan gaya hidup tidak produktif. Karena itu, pelatihan ini diharapkan menjadi momentum perubahan sikap dan kebiasaan dalam mengatur keuangan rumah tangga.
“Kita ingin Dharma Wanita menjadi contoh perempuan yang tangguh, cerdas, mandiri, dan bijak dalam mengelola keuangan,” tegasnya.
Sementara itu, Penasihat DWP Manggarai sekaligus narasumber workshop, Meldiyanti Hagur Nabit, menyoroti pentingnya manajemen keuangan sebagai fondasi dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran keluarga.
Ia menilai kemampuan finansial yang baik memungkinkan keluarga menghadapi tantangan ekonomi dengan lebih matang.
“Manajemen keuangan penting untuk mengontrol pendapatan dan pengeluaran, mencapai kebebasan finansial, dan menyikapi masalah ekonomi secara tepat,” jelasnya.
Menurutnya, literasi keuangan juga menjadi pilar penting bagi kelompok usaha bersama seperti UBSP. Karena berbasis kepercayaan, UBSP memerlukan transparansi, akuntabilitas, dan kedisiplinan dalam pengelolaan keuangan kelompok maupun keluarga.
“Semakin tinggi literasi keuangan dalam keluarga, semakin baik kualitas perencanaan finansial yang dapat dicapai,” tandasnya.
Kendati ia berharap workshop ini dapat meningkatkan kapasitas manajemen keuangan anggota DWP dan mendorong tumbuhnya kemandirian ekonomi keluarga. Ia menekankan agar praktik simpan pinjam dilakukan secara akuntabel, transparan, dan berkelanjutan sebagai wujud nyata pemberdayaan perempuan di Kabupaten Manggarai.
Laporan : Yhono Hande





