RUTENG, BERITA FLORES- Sejak kemunculan Kurikulum Merdeka Belajar, salah satu program yang didorong agar diterapkan bagi siswa-siswi di sekolah adalah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Salah satu lembaga pendidikan yang kini berhasil menerapkan P5 tersebut bagi siswa-siswinya adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 11 Ruteng yang berlokasi di Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT.
Lembaga yang dipimpin oleh Yasintus Ratu, kepala sekolah terkenal membawa banyak transformasi bagi SMPN 11 Ruteng itu baru-baru ini mengadakan kegiatan bertajuk ‘Gelar Karya P5 SMPN 11 Ruteng dengan Tema Gaya hidup berkelanjutan, Kearifan lokal, dan Kewirausahaan’.
Berbagai karya menakjubkan hasil pengolahan anak-anak di sekolah itu dipamerkan saat gelaran panen karya P5 yang dilaksanakan pada Jumat, 31 Mei 2024.
Karya-karya keterampilan tangan anak-anak SMPN 11 Ruteng itu terdiri dari jamu kunyit asam, kripik singkong, sari kunyit, tape singkong, bubuk jahe, sari temulawak, dan mbere (tas yang terbuat dari daun pandan).
“Dan yang dibuat tadi adalah panen karya dari P5 untuk kelas 7 yg sudah diterapkan kurikulum merdeka. Sedangkan dari hari Senin hingga Kamis kemarin kami ujian praktik untuk kelas 8 yg masih gunakan Kurikulum 2013,” ujar Sintus, sapaan akrab Kepala Sekolah SMPN 11 Ruteng itu.
Ia menegaskan, melalui Kurikulum Merdeka Belajar maka suara (voice), pilihan (chooiche) dan kepemilikan (ownership) murid menjadi tampak lebih jelas sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan dan akan hidup lebih baik yang selaras dengan tuntutan abad ke-21.
Menurutnya, pembelajaran yang sangat baik dan ideal saat ini adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa.
“Dengan panen karya atau panen hasil, belajar tidak hanya teori tetapi juga praktik nyata dan konkrit. Tidak hanya learning to know tetapi juga learning by doing untuk semua mata pelajaran. Idealnya seluruh potensi, bakat, minat dan talenta yang ada dalam diri siswa dapat bertumbuh, berkembang, dan bermanfaat untuk kehidupannya kelak dimanapun mereka berada,” ungkapnya.
Sementara Wakil Kepala Sekolah SMPN 11 Ruteng, Lusia Sampun menjelaskan bahwa karya-karya yang dibuat oleh anak-anak sekolah diawali dengan pengolahan dan penanaman di lahan-lahan kosong milik sekolah.
Lusia mengungkapkan, anak-anak selalu didorong untuk memanfaatkan lahan kosong dengan menanam tanaman-tanaman lokal yang nantinya dipakai untuk membuat berbagai jenis karya sesuai keterampilan yang mereka miliki.
Ia menambahkan, anak-anak bertanggung jawab mulai dari penanaman, pemeliharaan, hingga karya-karya yang dihasilkan.
“Bagaimana anak-anak bisa mengolah bahan lokal yang sudah ditanam. Saya sebut saja singkong ini adalah bahan lokal karena ada di sekitar kita. Jadi awalnya semua ini memang ditanam oleh anak-anak. Singkongnya ditanam lalu kunyit, jahe, temulawak, semua itu ditanam oleh anak-anak di dalam kelompoknya masing-masing,” kata Lusia.
Terpisah, Selviana Elisabet Nggiwuk selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum alias Wakasek Kurikulum mengatakan kegiatan gelaran panen hasil P5 merupakan tahun pertama bagi SMPN 11 Ruteng.
Sebab itu ia tak menampik jika P5 yang mereka jalankan merupakan sebuah proses belajar yang akan dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Sehingga ia berharap kegiatan P5 dapat meningkatkan motivasi dan semangat peserta didik untuk tetap dan selalu mengembangkan potensi-potensi yang ada.
“P5 ini adalah salah satu bagian utama dalam kurikulum merdeka. Anak-anak di sini diberi beberapa tema terkait dengan gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, kewirausahaan. Itu yang kami jalankan di sini sekarang ini. Jadi ini adalah bagian utama yang tidak bisa lepas dari kegiatan kurikulum. Selain anak-anak mendapatkan pengetahuan dari beberapa mata pelajaran yang mereka pelajari, mereka juga dilatih untuk memiliki kreativitas dan di sini segala kreativitas mereka itu akan dibimbing, dibina, dan pada akhirnya bisa menghasilkan suatu karya”, pungkas Selviana.
Sebagai informasi, berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi.
P5 menjadi sebuah upaya mewujudkan karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. P5 berfokus pada pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.
Penulis: Heri Mandela.