RUTENG, BERITA FLORES- Rencana pembangunan proyek geothermal di Poco Leok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Flores, NTT terus mendapat sorotan dari berbagai pihak.
Baru-baru ini, proyek yang menyita perhatian publik itu mendapat sorotan dari Anggota DPRD Kabupaten Manggarai. Pasalnya, sejak proses awal hingga saat ini Bupati Manggarai belum pernah melibatkan para anggota dewan.
Hal itu terungkap ketika sejumlah anggota DPRD Kabupaten Manggarai menerima kunjungan perwakilan masyarakat 10 Gendang dari Poco Leok yang menolak rencana proyek geothermal itu, sebab mengancam ruang hidup warga.
Anggota dewan dari Partai Hanura, Thomas Edison Rihimone, membenarkan hal tersebut. Ia menegaskan bahwa selama ini para anggota dewan tidak dilibatkan dalam urusan terkait rencana kehadiran proyek geothermal itu. Padahal menurut dia, antara eksekutif dan legislatif sama-sama lembaga penyelenggara negara.
“Perlu saya luruskan ya, bahwa kami DPRD bukan tidak mengetahui. Tetapi kami DPRD tidak dilibatkan. Bapak lihat sendiri, tidak ada satupun anggota DPRD yang ke sana. Karena ini bukan kerja sendiri Pak. Antata legislatif dan eksekutif itu sama-sama penyelenggara negara. Jadi kalau dikatakan oleh pak ketua tidak mengetahui, saya luruskan kembali kami tidak dilibatkan,” tegas Ketua Komisi A itu pada Selasa, (4/7) di Kantor DPRD Manggarai.
Hal yang sama juga diakui Kris Jehata, politisi dari dapil Satarmese Raya. Ia mengatakan, terkait situasi proyek geothermal di Poco Leok, masing-masing anggota dewan hanya memantau lewat pemberitaan media saja. Sebab secara kelembagaan, anggota dewan tidak dilibatkan.
“Kalau berkaitan dengan situasi di Poco Leok, jujur saja bahwa kami memantau lewat media. Seperti yang disampaikan oleh pak ketua, itu mau mengatakan bahwa memang secara lembaga kita tidak tahu tentang ini barang. Karena apa, karena kita tidak dilibatkan dari prosesnya,” ujar politisi PKB itu.
Sebab itu, menurutnya kunjungan perwakilan warga 10 Gendang Poco Leok ke Kantor DPRD Manggarai menjadi informasi resmi yang diterima secara kelembagaan. Sehingga selanjutnya melalui komisi A, akan diteruskan kepada pemerintah.
“Kami akan sampaikan persoalan kepada pemerintah. Sehingga menurut saya, hari ini Bupati pun tidak perlu dihadirkan. Karena pada saatnya secara hormat kita akan undang mereka, duduk bersama membicarakan soal ini,” imbuhnya.
Senada dengan rekan-rekannya, politisi partai Demokrat, David Suda, menegaskan bahwa informasi tentang situasi di Poco Leok diperolehnya lewat pemberitaan media. Informasi tersebut adalah rencana pemboran untuk mengambil energi panas bumi.
“Tapi kami tidak mengatakan salah siapa, karena kami tidak tahu persis. Tapi ini mulai ada tanda-tanda, ada bapak-bapak yang menyampaikan fakta sehingga ada tambahan sedikit bagi kami tentang proses, terutama berkaitan dengan proses sosialisasi,” kata politisi dari dapil Satarmese Raya itu.
Ketua Partai Demokrat Manggarai itu juga berkomitmen untuk mengagendakan pertemuan secara kelembagaan antara para anggota dewan dengan Bupati Manggarai, guna membahas terkait apa yang sudah dilakukan Bupati selama ini. “Sehingga dengan itu bapak ibu kalau belum ada jawaban yang pasti dari kami, jangan kecewa. Karena ini baru tahap awal,” tambah dia.
Ia pun berpesan agar masyarakat tetap menjaga keharmonisan satu sama lain sehingga menghindari potensi konflik. “Dalam arti tidak boleh ada keributan antar sesama warga. Mereka juga saudara kita, sama seperti kita. Sehingga tolong jaga baik kondisi supaya tidak menimbulkan konflik,” pinta David.
Penulis: Heri Mandela