RUTENG, BERITA FLORES – Pemerintah Kabupaten Manggarai, Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mulai melibatkan kaum difabel dalam setiap program pembangunan daerah. Hal ini merupakan sebuah inovasi karena penyandang disabilitas dilibatkan untuk memastikan pembangunan yang inklusif.
Kepala Bappelitbang Kabupaten Manggarai, Hila Jonta menjelaskan hal itu saat memberikan sambutan pada Forum Konsultasi Publik Musrenbang Inklusif Penyandang Disabilitas Rumah Kasih Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2023 di Aula Bappelitbang Manggarai Selasa, 15 Februari 2022.
“Dalam hal ini, Pemda Manggarai menekankan pada inklusi, melibatkan semua pihak, termasuk penyandang disabilitas, karena memiliki hak kesetaraan, dan akses yang sama untuk membangun daerah,” ujarnya.
Hila Jonta mengatakan, program pembangunan ramah penyandang difabel merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh pemda Manggarai. Karena selama ini kelompok disabilitas hampir dilupakan, untuk itu Beppelitbang berinisiatif melaksanakan pertemuan yang diberi nama Musrenbang Rumah Kasih.
“Kelompok disabilitas di Manggarai, sekitar 4.000 orang, selama ini mereka itu luput dari perhatian pemerintah. Oleh karena itu, pak Bupati dan Wakil Bupati Manggarai, memasukkan dalam RPJMD Pemda Manggarai, supaya ada perhatian untuk kelompok marginal,” ujar Hila.
Hila menambahkan, setiap kegiatan Musrenbangdes di tahun mendatang bakal melibatkan kaum difabel, sebab saat ini kegiatan Musrenbangdes di setiap desa di Kabupaten Manggarai telah digelar. Meskipun saat ini ada beberapa desa telah melibatkan kaum difabel dalam setiap program kegiatan.
“Ada kesepakatan pada rapat koordinasi agar para kepala desa dan camat melibatkan kaum difabel dalam setiap program pembangunan desa,” pungkas dia.
Pihaknya juga sudah mengimbau kepada seluruh para camat dan kepala desa agar menggelar Musrenbangcam inklusif tentu melibatkan kaum difabel. Aspirasi kaum difabel harus ditampung di situ, karena itu merupakan kebutuhan mereka.
“Poinnya adalah, pemerintah daerah telah jelas dan tegas memberikan perhatian khusus terhadap kelompok penyandang disabilitas. Contoh pembangunan toilet yang ramah difabel,” pungkas dia.
Sementara itu, Sekda Manggarai, Fansi Jahang saat membuka kegiatan mengatakan, agenda itu merupakan bentuk komitmen Pemda Manggarai dalam mewujudkan pembangunan yang bermutu, berkualitas dan berkelanjutan. Program ini juga telah diarahkan untuk dapat menjangkau dan memenuhi segala aspek kehidupan masyarakat Manggarai, tanpa ada yang diskriminasi.
“Saya dan kita semua yang ada di ruangan ini, sepakat agar saudara-saudari kita kaum difabel yang memiliki dan kedudukan yang sama sebagai warga negara, memiliki hak untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat. Oleh karena itu kita manfaatkan sebaik mungkin forum ini untuk sama-sama mendesain konsep sebuah pembangunan,” ujar Fansi.
Dia juga menjelaskan program kegiatan tersebut mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Manggarai tahun 2021-2026, dan dijabarkan melalui visi misi Bupati dan Wakil Bupati Manggarai yaitu “Manggarai Maju, Adil dan Berdaya Saing”
Dari uraian visi misi tersebut, konsen pembangunan inklusif menjadi salah satu fokus Pemda Manggarai saat ini. Ia mengungkapkan bahwa, Bupati Manggarai Hery Nabit telah berkomitmen untuk mengakomodir semua masyarakat Manggarai dalam setiap proses pembangunan dengan tagline “No one left behind” (tidak ada yang tertinggal).
Merespon hal itu, Perwakilan Konsorsium Difabel Kabupaten Manggarai, Alosia Dahlia Putri Kung mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah Manggarai, karena sudah mulai melibatkan mereka dalam kegiatan Musrenbang. Untuk itu, pihaknya meminta Pemda untuk mendengar aspirasi mereka seperti pembangunan yang inklusif.
“Kami juga tidak meminta untuk membangun secara khusus fasilitas untuk kami, tetapi fasilitas itu diharapkan bisa dimanfaatkan oleh semua elemen termasuk kaum difabel, seperti toilet inklusi, trotoar yang baik dan fasilitas publik lain sehingga nyaman bagi kaum difabel,” pungkas dia.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain; perwakilan LSM Yayasan Plan International Indonesia atau Plan Indonesia, LSM Ayo Indonesia, LSM Wahana Visi Indonesia (WVI), Yayasan Damian, Konsorsium Difabel, dan beberapa perwakilan OPD Manggarai.
Penulis: Ronald Tarsan
Editor : Ronald Tarsan