RUTENG, BERITA FLORES –Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun membuat korban jiwa terus berjatuhan. Anak-anak juga turut menjadi korban Covid-19. Banyak anak-anak yang menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu akibat orangtuanya meninggal direnggut virus mematikan itu.
Dari data yang diperoleh Beritaflores.com bahwa, Dinas Sosial Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merilis sebanyak 24 orang anak di daerah itu kehilangan orangtua mereka akibat wabah Covid-19.
Merespon hal itu, Anggota DPRD Kabupaten Manggarai, Silvester Nado meminta perhatian serius pemerintah terhadap 24 anak yang kehilangan orangtua akibat wabah virus yang menyerang paru-paru manusia itu.
“Mereka yang kehilangan orangtua ini seharusnya menjadi pusat perhatian pemerintah. Mereka yang layak dibantu. Baik biaya kehidupan sehari-hari, juga biaya pendidikan bagi yang mengenyam pendidikan, ” ujarnya saat ditemui wartawan di Ruteng Kamis (9/12/2021).
Menurut politisi Demokrat ini, pemerintah wajib hadir bagi mereka yang kehilangan orangtua ini. Sekiranya keterbatasan anggaran daerah baik pusat maupun di daerah tidak menjadi halangan untuk membantu mereka yang sangat membutuhkan.
“Mereka harus mendapat perhatian yang pertama dan terutama (prioritas), karena ini menjadi amanat Undang-Undang Dasar 1945. Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara,” terangnya.
Jika kondisi saat ini anggaran belum cukup atau tidak dianggarkan, maka hal ini menjadi perhatian serius untuk ke depannya. Menurut dia, anggaran bagi mereka yang kehilangan orang tua menjadi agenda prioritas yang wajib disiapkan.
“Mengapa demikian, karena mereka yang layak dan wajib dibantu. Negara wajib hadir buat mereka. Ketika kita tidak memikirkan anggaran buat mereka tanpa sadar kita sudah melanggar Konstitusi yakni UUD tahn 1945,” tegas politisi asal Reo Barat itu.
Secara pribadi, dirinya sepakat dengan upaya yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Manggarai dalam menangani persoalan ekonomi dari 24 orang anak yatim piatu akibat pandemi Covid-19.
Ia menambahkan tugas tambahan dari Dinas Sosial adalah mendata semua anak-anak yatim, piatu, maupun yatim-piatu akibat pagebluk Covid-19. Sebab hal ini masih banyak anak-anak yang belum didata. Ia berharap agar semua anak-anak yatim, piatu, atau yatim piatu yang lain (orangtua meninggal bukan karena pandemi Covid-19) juga mendapat perhatian yang sama dari pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Sosial.
“Semua yatim, piatu dan yatim piatu tentu mengalami dampak yang sama selama pandemi Covid-19 ini. Sehingga dibutuhkan perlakuan dan perhatian yang sama,” pungkas dia.
Sebelumnya Dinas Sosial Kabupaten Manggarai mendata sebanyak 24 orang anak di Kabupaten Manggarai kehilangan orangtua mereka akibat wabah Covid-19.
“Itu data sampai hari ini,” ungkap dia.
Menurut Kadis Lambert, sejauh ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai belum menyiapkan anggaran bagi anak-anak yatim piatu tersebut.
Pihaknya mengajukan anggaran itu ke Kementerian Sosial. Setiap anak, akan mendapat bantuan minimal Rp800.000 dan maksimalnya Rp1.200.000, sesuai dengan kebutuhan mereka.
“Tentu yang belum sekolah kebutuhannya lebih rendah dari yang SD. Demikian juga yang SMP, tentu kebutuhannya lebih besar dari yang SD. Begitu juga yang SMA. Bagi anak-anak yang bersekolah juga akan mendapat bantuan apabila masih ada tunggakan uang sekolah,” pungkas dia.
Selama ini, lanjutnya, anak-anak yatim-piatu itu sudah mendapat bantuan sembako, dan sepatu, tas, seragam sekolah, buku, dan pena, khusus bagi anak-anak yang bersekolah.
Dinas Sosial, ujar Kadis Lambert, tetap melakukan pendataan anak-anak berusia 0 hingga 18 tahun yang kehilangan orangtuanya akibat pandemi Covid-19.
“Kalau ada muncul data esok, kami akan rekap. Memang kami tidak punya uang, tetapi kami harus usulkan ke atas,” tutupnya. (AD/RED).