BORONG, BERITA FLORES – Hampir satu dekade, warga kampung Luwuk, Desa Satar Punda, Kecamatan Lambaleda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, NTT mengalami kesulitan untuk mengakses air minum bersih (AMB). Bahkan warga Luwuk harus berjalan kaki hampir mencapai satu kilometer untuk menimba air bersih dan untuk kebutuhan MCK.
Selain itu, kebanyakan warga Luwuk menggunakan kendaraan roda dua untuk mengangkut air minum bersih. Bila dihitung estimasi biaya yang harus dikeluarkan warga untuk mengangkut air sehari mencapai Rp10.000-Rp20.000 atau sekitar Rp600.000 dalam sebulan untuk membeli bahan bakar/bensin.
Pada saat yang sama, warga harus rela mengantri menggunakan jerigen untuk menimba air. Kampung Luwuk memiliki sumber mata air Ulung Wae yang memiliki debit besar dan cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga kampung Luwuk. Namun menjadi kendala karena infrastruktur instalasi pipa yang rusak, dan tidak efisien.
Melihat serta merasakan situasi demikian, Gereja Keuskupan Ruteng hadir melalui Pusat Pastoral Keuskupan Ruteng (Puspas), Paroki Reo, Komisi JPIC SVD Ruteng, JPIC Keuskupan, JPIC OFM, dan bekerjasama dengan lembaga SL Consultan memasang instalasi air dari sumber mata air Ulung Wae Luwuk hingga lokasi Gereja Stasi Luwuk dan ke kampung Luwuk.
Kegiatan instalasi air bersih awalnya diinisiasi oleh JPIC SVD Ruteng bersama pastor paroki Reo. Dan, pada tanggal 2 Juni 2021 sampai 7 Juni 2021 beberapa lembaga di atas bersama seluruh warga Luwuk memasang instalasi air minum dengan mengganti seluruh pipa, membuat skenario aliran, dan mengganti saringan pipa pada sumber air. JPIC SVD Ruteng bersama mitra berhasil mengalirkan air hingga masuk kampung Luwuk yang berjarak 1,3 KM dari sumber mata air.
Pastor Paroki Reo, RD. Ferdy, Pr mengungkapkan bahwa, kegiatan instalasi air bersih di kampung Luwuk merupakan bentuk perhatian dan kepedulian Gereja terhadap kebutuhan jasmani umat Luwuk. “Kita tidak hanya urus hal-hal rohani, tetapi juga hal jasmani umat seperti kebutuhan akan air minum bersih,” ujarnya.
Lebih lanjut ia mengucapkan limpah terima kasih kepada bapa Uskup Ruteng, Direktur Puspas, JPIC, SL Consultan dan warga Luwuk yang telah bergandengan tangan membantu mengalirkan air bersih hingga ke Gereja dan ke kampung Luwuk.
Koordinator JPIC SVD Ruteng, Pater Simon Suban Tukan, SVD mengatakan, sesungguhnya rencana memasukkan air minum bersih sampai ke kampung Luwuk sudah sejak awal tahun 2020 lalu. JPIC SVD Ruteng bersama konsultan ahli membuat asessmen dan studi kelayakan sebagai acuan bagi pengadaan air minum bersih di kampung Luwuk.
“Inisiatif pengadaan air bersih oleh JPIC SVD Ruteng sudah sejak tahun lalu dalam kerjasama dengan SL Consultan. Kami membuat assesmen dan studi kelayakan di kampung Luwuk dan pemetaan jaringan irigasi ulung Wae Luwuk. Hasil studi ini menjadi acuan bagi pengadaan sumber air bersih saat ini,” tuturnya.
Selanjutnya, pastor pejuang hak-hak masyarakat kecil ini mengungkapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan, kepada Keuskupan Ruteng, paroki Reo, kepada warga Luwuk, SL Consultan, dan semua mitra kerja serta donatur yang telah berjasa dalam membantu instalasi air minum bersih tersebut.
“Kepada semua pihak terutama kepada Tuhan, kepada Keuskupan Ruteng, kepada warga Luwuk, SL Consultan, dan semua mitra kerja serta donatur yang telah berjasa dalam membantu instalasi air bersih masuk ke kampung Luwuk. Ini merupakan wujud konkrit solidaritas dan misi Gereja Keuskupan Ruteng kepada umatnya di Luwuk,” pungkas dia.
Sementara Ketua Stasi Luwuk, Sebastian Prayen mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada pihak Keuskupan dan JPIC serta SL Consultan, karena telah memberi harapan dan kesejukan di tengah kegersangan kampung Luwuk.
“Saya sebagai Ketua Stasi Luwuk dan sebagai warga Luwuk merasa bersyukur dan terima kasih atas kegiatan ini. Sudah bertahun-tahun kami bersusah payah untuk mendapat air bersih. Kami harus buang uang beli bensin untuk muat air, buang tenaga dan waktu untuk pikul air bersih. Kasihan dengan ibu-ibu dan anak-anak kami. Untuk itu saya sangat berterimakasih kepada pihak Keuskupan Ruteng melalui pastor paroki Reo, kepada JPIC SVD Ruteng yang selalu hadir dalam suka duka kami, dan kepada pak Adi Lagur selaku konsultan Ahli,” ujarnya.
Salah satu staf JPIC SVD Ruteng Herymanto mengatakan, kehadiran air minum bersih di kampung Luwuk membawa kesejukan dan harapan kehidupan di kemudian hari yang berkelanjutan. “Keuskupan Ruteng dan JPIC SVD Ruteng telah menjalankan misi menyelamatkan umat manusia dan memuaskan dahaga warga Luwuk,” kata dia.
Informasi yang diperoleh wartawan bahwa, saat ini, Kampung Luwuk dikepung oleh perusahaan tambang semen PT Semen Singa Merah NTT untuk membangun pabrik semen di lokasi milik warga kampung itu. Namun, polemik pun terus menggema hingga kini.
Pro dan kontra kehadiran perusahaan semen tersebut tak terhindarkan. Bahkan warga yang sebelumnya pro terhadap investasi tersebut tidak mengizinkan lahan milik mereka di bagian barat untuk dikelola oleh pihak perusahaan semen. (RED).