LABUAN BAJO, BERITA FLORES – Anggota Komisi X DPR RI, Dr. Andreas Hugo Pareira mendorong para bupati atau kepala daerah seluruh pulau Flores untuk bersinergi dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan kelas dunia di pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia menjelaskan hal itu saat menghadiri Forum Floratama Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kelas Dunia di Flores, Alor, Lembata, dan Bima dilaksanakan oleh Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo – Flores (BOP LBF) di Hotel Ayana, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang digelar pada Selasa, 6 Oktober hingga Rabu 7 Oktober 2020.
Forum ini juga dihadiri oleh Dirut BOP Labuan Bajo Flores, Shana Fatina; Deputi bidang pengembangan destinasi dan infrastruktur Kemenparekraf, Hari Santosa Sungkari; Gubernur NTT, Viktor Laiskodat
serta seluruh kepala daerah mulai dari Manggarai Barat sampai Alor seperti Wabup Flotim, Agustinus Payong; Bupati Sikka, Robby Idong; Bupati Ende, Djafar Achmad; Bupati Lembata, Yantje Sunur dan Bupati Manggarai Barat, Agustinus CH Dula.
Dalam sambutannya di hadapan Gubernur NTT dan para Kepala Daerah se Flores-Lembata dan Alor, AHP menyambut baik dan mengapresiasi BOP Labuan Bajo Flores dengan dirilisnya Rute Pariwisata Berkelanjutan mulai dari Flores, Alor dan Lembata sampai ke Bima oleh BOP LBF.
Anggota DPR RI Bidang Pariwisata Ekonomi Kreatif, Pendidikan Kebudayaan, Pemuda Olahraga dan Perpustakaan Nasional itu menjelaskan gagasan ini sudah sesuai dengan harapan yang sudah sering kali ia sampaikan baik kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Rapat-Rapat Kerja Komisi X maupun Dirut BOP LBF saat kunjungan ke Dapil, bahwa pariwisata di Flores tidak boleh hanya berdampak pada Labuan Bajo saja.
“Akan tetapi kabupaten lainnya juga memiliki banyak lokasi wisata yang tidak kalah indah dari Labuan Bajo juga mendapatkan dampak positif yang membangun dan meningkatkan ekonomi daerah serta masyarakat,” ujarnya.
Andreas Pareira juga mendorong agar forum-forum seperti ini rutin dilaksanakan agar sinergitas antar Kepala Daerah dapat terjalin dengan baik, sehingga Flores, Lembata dan Alor sebagai satu kesatuan, dapat bersama-sama membangun Pariwisata yang berkelanjutan dan dinikmati tidak hanya oleh wisatawan nusantara tetapi juga wisatawan manca negara dari seluruh dunia.
“Sektor pariwisata yang sering kali saya sebut sebagai emas putih (menggantikan minyak) akan memberikan multiplier effect ke berbagai sektor, karena sebagaimana kita ketahui bahwa mulai dari wisatawan merencanakan liburannya, berangkat, sampai di destinasi, hingga kembali ke tempat asal merupakan perputaran roda ekonomi yang tidak terputus,” kata dia.
Andreas menuturkan, potensi pariwisata ini menuntut masyarakat lokal untuk selalu siap menjemput kesempatan, sehingga ke depannya dapat membuka peluang peningkatan ekonomi secara langsung kepada masyarakat Flores, NTT.
Ia menjelaskan, Rute Pariwisata Floratama antara lain, Kabupaten Manggarai Barat: Taman Nasional Komodo (Loh Liang, Pink Beach, Kalong Island, Manta Point, Padar Island dan Loh Buaya), Puncak Waringin, Goa Batu Cermin, Goa Rangko. Kabupaten Manggarai: Wae Rebo, Lingko Lodok, Liang Bua. Kabupaten Manggarai Timur: Danau Rana Tonjong dan Bukit Cinta. Kabupaten Ngada: 17 Pulau Riung, Gunung Inerie, Lembah Jerebu’u. Kabupaten Nagekeo: Kampung Adat Kawa, Nusa Kinde dan Tinju Adat Etu. Kabupaten Ende: Rumah Pengasingan Bung Karno, Taman Nasional Kelimutu.
Selain itu, Kabupaten Sikka: Maria Bunda Segala Bangsa, Koja Doi, Teluk Maumere. Kabupaten Flores Timur: Bukit Doa Fatima dan Semana Santa. Kabupaten Lembata: Penangkapan Paus di Lamalera dan Gunung Ile Batutara, Ile Lewotolok dan Ile Werun. Kabupaten Alor: Sebanjar, Taman Laut Pantar, dan Kampung Adat Takpala. Bima: Pantai Lariti dan Pulau Ular (Wera). (TIM).