BORONG, BERITA FLORES- Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menggenjot pembangunan fasilitas kesehatan bagi masyarakat di wilayah itu. Pemda Matim berencana akan membangun sebuah Rumah Sakit (RS) Pratama di Watu Nggong, Desa Satar Nawang, Kecamatan Sambi Rampas pada 2021 mendatang.
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas bersama sejumlah pimpinan perangkat daerah meninjau lahan RS Pratama tersebut pada Rabu, 1 April 2020. Anggaran untuk pembangunan RS Pratama itu direncanakan senilai Rp50 miliar. Khusus untuk tahun ini, Pemkab Matim mengalokasikan anggaran senilai Rp 27 miliar untuk membangun tiga Puskesmas prototipe.
Pada kesempatan itu, Agas mengatakan, pihaknya terus menggenjot pembangunan fasilitas kesehatan bagi masyarakat di daerah itu. Pemkab Matim, kata Agas, menyiapkan lahan seluas lebih kurang 5 hektare yang diperuntukan bagi pembangunan RS Pratama dan Puskesmas Afirmasi.
Apabila luas lahan pembangunan rumah sakit itu sudah memenuhi persyaratan, maka akan langsung disertifikatkasi sehingga bisa mencegah potensi masalah yang akan muncul.
“Kalau sertifikat sudah ada, paling lambat Agustus kita sudah usulkan ke Jakarta. Hal ini juga sudah dikomunikasikan dengan DPRD dan rencana pembangunan ini tidak boleh gagal,” kata Agas.
Pemkab bersama DPRD Matim, demikian Agas, berkomitmen untuk mengawal proses pembangunan sejumlah fasilitas kesehatan di wilayah tersebut, termasuk RS Pratama.
Ia berharap, dukungan dan kerja sama dari semua pihak, termasuk masyarakat dalam upaya mewujudkan pembangunan Puskesmas Afirmasi dan RS Pratama di daerah itu.
“Tujuan pembangunan sarana kesehatan ini, untuk pemerataan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Matim. Karenanya diperlukan kerjasama semua pihak untuk mewujudkan pembangunan fasilitas kesehatan mendatang,” pinta Agas.
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, dr. Tintin Surip mengatakan, pemerintah baru mengajukan proposal ke pemerintah pusat dan disetujui untuk membangun RS Pratama.
“Rencananya bangun tahun 2021, sehingga sekarang kami penuhi syarat sesuai permintaan dari pusat,” ujar dr. Tintin kepada wartawan di ruang kerjanya pada Kamis, 2 April 2020.
Menurut dia, syarat untuk bisa membangun RS Pratama itu, adalah menyiapkan lahan, sertifikat lahan, UPL UKL, master plan terlebih dahulu bahkan banyak persyaratan lain harus dipenuhi. Besaran anggaran untuk RS Pratama itu ditaksir mencapai Rp 50 miliar. Anggaran itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Di samping itu kata Tintin, tahun ini Pemkab Matim akan membangun tiga puskesmas afirmasi atau prototipe dua lantai di tiga lokasi, masing-masing di Watu Nggong, Desa Satar Nawang, Kecamatan Sambi Rampas, lalu di Mano, Kecamatan Poco Ranaka, serta di Dampek, Kecamatan Lamba Leda.
“Total anggaran untuk tiga paket Puskesmas prototipe itu Rp 27 miliar, di mana masing-masing Puskesmas mendapat anggaran sebesar Rp 9 miliar. Puskesmas ini dibangun dua lantai lengkap dengan 6 tempat tidur,” ujar dr. Tintin.
Dokter Tintin merinci, dari alokasi anggaran Rp 9 miliar untuk tiap Puskesmas itu, khusus fisik gedung sekira Rp 5,9 miliar. Sedangkan sisanya untuk membangun rumah dinas, pengadaan kendaraan, alat kesehatan (alkes), serta instalasi air dan listrik.
Dokter Tintin menyebut, sebelumnya, pada tahun 2019 lalu, Pemkab Matim juga telah membangun tiga paket Puskesmas Afirmasi. Masing-masing lokasinya di Kecamatan Elar, di Benteng Jawa, Kecamatan Lamba Leda, dan di Pota Kecamatan, Sambi Rampas.
Dengan pembangunan ini, kata dr. Tintin, seluruh wilayah kecamatan di Matim sudah dibangun Puskesmas Afirmasi. Bahkan satu kecamatan dibangun dua Puskesamas Afirmasi, seperti Kecamatan Lamba Leda dan Sambi Rampas. (R11).