• Redaksi
  • Pedomaan Media Siber
Friday, November 14, 2025
NEWSLETTER
Berita Flores
No Result
View All Result
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL
No Result
View All Result
Berita Flores
No Result
View All Result
Home HEADLINE

Tetua Kampung Meda Bantah Melakukan Penyerangan

by Redaksi Berita Flores
16 August 2019
in HEADLINE, HUKUM, SOROTAN
A A
0
Share on FacebookShare on Twitter

RUTENG, BERITA FLORES –  Tetua adat kampung Meda, Cibal Barat, Manggarai membantah telah melakukan penyerangan terhadap warga kampung Golo Woi pada Rabu (14/8).

Sebelumnya, mengutip keterangan kepolisian sejumlah media menuliskan bahwa warga Meda melakukan penyerangan terhadap warga Golo Woi yang menyebabkan empat orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.

Kanisius Nongkor, salah satu tetua adat kampung Meda mengatakan pemberitaan media telah menggiring opini bahwa orang Meda yang melakukan penyerangan.

“Padahal Fakta yang sebenarnya jauh berbeda,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Beritaflores, Jumat (16/8).

Baca: Bara Api Di Balik Kasus Penyerangan Warga Golo Woi

Menurut dia, kejadian yang terjadi pada Rabu (14/8) lalu bermula saat warga kampung Meda mengetahui ada warga dari luar kampung Meda dan Golo Woi menebang pohon di tanah sengketa kurang lebih 8 pohon.

Mendengar kabar itu, lanjutnya,  warga kampung Meda kemudian terjun langsung ke lokasi. Sampai di lokasi, sempat bertemu dengan orang-orang dari kampung Golo Woi. Warga kampung Meda meminta warga kampung Golo Woi agar tidak lari dan takut, karena kedatangan mereka bukan untuk menyerang warga kampung Golo Woi melainkan mencek kepastian apakah betul ada orang dari luar yang menebang pohon di tanah sengketa tersebut.

Dari pengecekan tersebut, ditemukan empat orang warga kampung Garang kecamatan Rahong Utara yang sedang melakuka penebangan pohon. Empat orang tersebut kemudian disuruh ke ruamah gendang Lenggo di Meda untuk dimintai pertanggungjawaban.

“Bukan dipaksakan dan tidak ada penyandraan,” ujarnya.

Keempat warga Rahong Utara tersebut menghadap ke rumah gendang Lenggo dan memberikan keterangan bahwa mereka menebang pohon tersebut karena sudah dibeli dari orang Golo Woi. “Setelah itu mereka lansung pulang. Skali lagi tidak ada penyandraan,” ujarnya.

Namun, masalah ternyata tidak sampai di situ.  Setelah itu, tiba-tiba beberapa orang Golo Woi yang pulang dari tanah masalah berteriak di pertigaan kampung Meda.

“Mereka mengatakan bahwa mereka akan datang kembali untuk menyerang kampung Meda. Mendengar teriakan tersebut semua warga kampung Meda berkumpul di rumah gedang Lenggo, tidak lama kemudian banyak orang Golo Woi yang datang membawa parang, batu dan balok-balok,” ujarnya. 

Melihat banyak yang datang semua orang Meda melakukan perlawanan tepat di pekuburan umum kampung Meda.

Menurutnya,  banyak orang Golo Woi yang lari dan bersembunyi di semak-semak. 

“Melihat semua warga kampung Golo Woi yang lari, warga kampung Meda pun kembali ke rumah gendang. Tiba- tiba orang Golo Woi yang bersembunyi di semak-semak melihat celah dan menyerang orang Meda yang ada di ujung kampung (di Ntaring). Disitulah terjadi perkelahian antara orang Golo Woi dan Meda,” jelasnya.

Jadi, kembali ia menegaskan “bukan penganiyaan”.

“Bahkan bersamaan dengan kejadian tersebut ada dua titik di sekitaran kampung Meda dibakar oleh orang tak dikenal, hampir saja kampung Meda terbakar habis . Untung saja api-api tersebut bisa di padamkan,” tambahnya.

Dalam keterangan tertulis yang sama, Koordinator  Kerukunan Keluarga Besar Meda Makassar Stefanus Gasar menuturkan bahwa dalam peristiwa itu mereka saling menyerang bukan penganiayaan. “Sekali lagi bukan penganiayaan, mohon di analisa baik-baik,” tegasnya.

Stefanus juga meminta pihak kepolisian untuk lebih objektif dalam menerima keterangan dari kedua bela pihak. Jangan mendengar keterangan dari satu Pihak saja.

“Sekali lagi kami minta pihak kepolisian, baik Kapolsek maupun Kapolres untuk lebih objektif, lebih teliti dalam menggali informasi,” ujarnya.

NAL/Beritaflores

Tags: Konflik tanah

BacaJuga

Polisi Resmi Tetapkan WJ Cs sebagai Tersangka Kasus BBM Subsidi di Manggarai

13 November 2025

Ratusan Permohonan Perlindungan Kasus Kekerasan Seksual dari NTT Masuk ke Meja LPSK, Komisi XIII DPR RI Dorong Reformasi Regulasi

12 November 2025

Batu Besar Duduki Badan Jalan Pinggang-Golo, Kendaraan Roda Empat Tak Bisa Melintas

9 November 2025

Ngaku Wartawan TvOne, Pria Ini Diduga Intimidasi Pemred Media NTTNews.net Gegara Berita Bupati Ende

7 November 2025

ARTIKEL TERKINI

HKN ke-61 di Manggarai, Tema ‘Silent Wakling’ jadi Simbol Refleksi Bersama

14 November 2025

Polisi Resmi Tetapkan WJ Cs sebagai Tersangka Kasus BBM Subsidi di Manggarai

13 November 2025

LPSK dengan Komisi XIII DPR RI Berkomitmen Perkuat Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana di NTT

13 November 2025

Bank NTT Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru, Gubernur Tegaskan Komitmen Tata Kelola dan Transformasi Bank Daerah

12 November 2025

BANYAK DIBACA

Kasus Dugaan Penyalahgunaan BBM Subsidi di Manggarai Masuk Tahap Penyidikan, Pelaku Terancam 6 Tahun Penjara

Polisi Resmi Tetapkan WJ Cs sebagai Tersangka Kasus BBM Subsidi di Manggarai

Batu Besar Duduki Badan Jalan Pinggang-Golo, Kendaraan Roda Empat Tak Bisa Melintas

Ngaku Wartawan TvOne, Pria Ini Diduga Intimidasi Pemred Media NTTNews.net Gegara Berita Bupati Ende

PT Panorama Alam Flores Buka Beasiswa bagi Civitas Academica Unika Ruteng

Polisi Mulai Gelar Operasi Miras Ilegal di Manggarai, Ratusan Liter Disita jadi Barang Bukti

  • Redaksi
  • Pedomaan Media Siber
Kontak kami 0812-8640-2616

© 2025 Berita Flores

No Result
View All Result
  • POLITIK
  • HUKUM
  • GAGASAN
  • SOSIAL BUDAYA
  • EKBIS
  • PARIWISATA
  • DESA
  • ADVERTORIAL

© 2025 Berita Flores