RUTENG, BERITA FLORES–Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ayo Indonesia menggandeng Yayasan Schmitz sebagai lembaga pendana untuk mencegah masalah stunting di Kabupaten Manggarai, Flores-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kedua lembaga tersebut menggelar sosialisasi dalam rangka melakukan pencegahan terhadap masalah stunting di wilayah Kecamatan Cibal, Manggarai.
Kegiatan sosialisasi juga memberikan pelatihan membuat susu kedelai kepada warga digelar di Pukesmas Pagal, Desa Welu, Kecamatan Cibal, pada Jumat, 11 Juli 2019.
Direktur LSM Ayo Indonesia, Tarsius Hurmali mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memerangi masalah stunting pada anak berusia dua tahun ke bawah. Masalah stunting dipicu karena asupan gizi yang kurang seimbang.
“Jadi pendana kegiatan hari ini adalah yayasan Schimtz. Proyek ini selalu dalam target Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk menurunkan angka stunting,” kata Tarsius kepada awak media, Jumat, 11 Juli 2019.
Ia menjelaskan, untuk mendukung program, LSM Ayo Indenesia telah membentuk kader Posyandu sebanyak 32 orang. Mereka telah melakukan pelatihan untuk mengembangkan kualitas agar mampu memberikan informasi serta pelayanan yang efektif.
“Pendekatan proyek bermaksud untuk membagikan pengetahuan. Sehingga kami berpikir bahwa, kader posyandu adalah guru karena mereka memberikan informasi kepada masyrakat,” jelas Tarsi.
Dampak lanjutan pada periode implementasi proyek sebanyak 3.600 audiens dari 26 posyandu dan staf pemerintah desa telah mendapatkan informasi tentang stunting, baik remaja maupun perempuan.
“Ada 26 kader juga telah menerapkan pengukuran stunting di setiap sesi posyandu,” kata dia
Baca: Sertifikasi Kopi Manggarai, Bupati Deno Berharap Bisa Sejahterakan Petani
Ia menuturkan, sejumlah anak berusia di bawah dua tahun diindikasikan stunting dapat mencapai pertumbuhan lebih baik sebagai dampak dati pemberuan susu kedelai.
Pantauan Beritaflores.com, usai melakukan kegiatan sosialisasi di kantor Desa Welu, sejumlah staf Ayo Indonesia bersama kedua donatur itu, mendatangi anak berusia 15 bulan untuk memberikan sejumlah makanan tambahan seperti susu kedelai, telur, dan minyak goreng. Anak berstatus sebagai penyandang stunting di desa itu bernama Maria Kristiani.
Maria Kristiani merupakan anak dari pasangan Nikolaus Patut dan Vivianti Suriani Ambur.
Sosialisasi ini turut menghadirkan Perwakilan Dinas Kesehatan Manggarai, Kepala Seksi (Kasie) Kesehatan Keluarga (kesga) dan gizi, Maria Hiasinta Tanggu, Team Medis dari Puskesmas Pagal, dan Aparat Pemerintah Desa Welu. (EFREN POLCE/FDS/BEF).