KUPANG, BERITA FLORES–Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur bekerjasama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, secara resmi meluncurkan minuman keras (miras) lokal yang diberi nama Sopia atau Sopi Asli, di UPT Laboratorium Riset Terpadu Biosain Undana Kupang Rabu, 18 Juni 2019.
Hadir dalam acara peluncuran Sopia itu adalah, Gubernur Viktor Laiskodat didampingi Wakil Gubernur Yosef Nae Soi, serta seluruh unsur Forkpimda di wilayah perbatasan tersebut.
Peluncuran Sopia ditandai dengan tos atau minum bersama sopi yang dikumpulkan dari berbagai daerah penghasil minuman tradisional, seperti Insana di Kabupaten TTU, Aimere di Kabupaten Ngada, Adonara di Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, serta Pura di Alor.
Menurut Gubernur Viktor Laikodat, kehadiran Sopia tujuan utamanya yakni untuk memberdayakan minuman local, sehingga perekonomian masyarakat lebih ditingkatkan. Universitas Nusa Cendana telah melakukan riset, minuman khas NTT akan bersaing dengan minuman keras khas daerah lain di Indonesia.
“Pengusaha akan beli langsung ke masyarakat dengan harga mahal dan akan diproses menjadi Sopia. Tujuan utama pemberdayaan minuman lokal, adalah meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Rektor Undana Kupang Frederik L. Benu menjelaskan, peluncuran minuman keras Sopia merupakan bentuk tanggung jawab moril universitas terhadap pembangunan NTT.
“Peluncuran Sophia merupakan komitmen rektor Undana yang telah melakuan MoU dengan menteri pendidikan, agar ikut menghasilkan inovasi baru berupa produk komersial yang difasilitasi oleh Pemprov NTT. Rencananya ada tiga jenis Sophia yang dihasilkan, tetapi saat ini baru dua. Ini jadi momen bersejarah bagi NTT dan Undana,” katanya.
Fred menambahkan, Undana hanya bertugas menghasilkan produk yang berkualitas demi pembangunan di NTT. Terkait pemasaran merupakan tugas pihak distributor dari swasta yang ditunjuk yakni PT NAM Nasional sesuai MoU.
Untuk diketahui, kadar alkohol yang tekandung dalam Sophia mencapai 35 hingga 40 persen. Proses riset hingga pembuatan Sophia memerlukan waktu cukup lama, dengan melibatkan empat profesor ahli dari Undana Kupang. (merdeka.com).